Liputan6.com, Jakarta - Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Ahmad Siddik Badruddin mengoleksi sebanyak 20.200 lembar saham BMRI pada 14 Desember 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/12/2022), Ahmad Sidik Badruddin membeli saham BMRI sebanyak 20.200 lembar dengan harga pelaksanaan Rp 9.950. Dengan demikian, total transaksi pembelian saham tersebut senilai Rp 200,99 juta.
Baca Juga
"Tujuan transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Manajemen Perseroan, dikutip Kamis(15/12/2022).
Advertisement
Sebelum melakukan transaksi, Ahmad menggenggam saham BMRI sebanyak 3.381.400 lembar saham. Setelah melakukan transaksi pembelian saham, Ahmad menggenggam saham BMRI sebanyak 3.401.600 lembar saham.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis, 15 Desember 2022, saham BMRI naik tipis 0,25 persen ke posisi Rp 9.975 per saham. Saham BMRI dibuka melemah 50 poin ke posisi Rp 9.900 per saham. Saham BMRI berada di level tertinggi Rp 10.025 dan terendah Rp 9.900 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.971 kali dengan volume perdagangan 146.112 saham. Nilai transaksi Rp 146,3 miliar.
Kiat Investasi Reksa Dana Saham Saat IHSG Bergejolak
Direksi Bank Mandiri Tambah Kepemilikan Saham
Diberitakan sebelumnya, Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Ahmad Siddik Badruddin mengoleksi sebanyak 20.100 lembar saham BMRI pada 9 Desember 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/12/2022), Ahmad Sidik Badruddin membeli saham BMRI sebanyak 20.100 lembar dengan harga pelaksanaan Rp 9.975. Dengan demikian, total transaksi pembelian saham tersebut senilai Rp 200,49 juta.
"Tujuan transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Manajemen Perseroan, dikutip Rabu (14/12/2022).
Sebelum melakukan transaksi, Ahmad menggenggam saham BMRI sebanyak 3.361.300 lembar saham. Setelah melakukan transaksi pembelian saham, Ahmad menggenggam saham BMRI sebanyak 3.381.400 lembar saham.
Diberitakan sebelumnya, jajaran direksi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menambah kepemilikan saham BMRI pada Desember 2022.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa, 13 Desember 2022, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar membeli saham BMRI sebanyak 100.600 lembar saham dengan harga Rp 9.950 per saham pada 9 Desember 2022. Dengan demikian, ia merogoh kocek sekitar Rp 1 miliar untuk membeli saham BMRI.
"Tujuan transaksi investasi dan status kepemilikan langsung,” tulis dia dalam keterbukaan informasi BEI.
Dengan pembelian saham BMRI tersbeut, ia memiliki 2.660.000 lembar saham BMRI dari sebelumnya 2.599.400 lembar saham atau setara 0,0055 persen.
Selain itu, Direktur PT Bank Mandiri Tbk Timothy Utama membeli 35.000 saham BMRI pada harga Rp 9.850 per saham yang dilakukan 9 Desember 2022. Dengan demikian, nilai pembelian saham BMRI tersebut sebesar Rp 344,75 juta. Aksi pembelian saham BMRI tersebut juga untuk investasi dengan status kepemilikan langsung. Setelah pembelian saham BMRI, ia memiliki 602.100 saham BMRI atau 0,00129 persen.
Advertisement
KUR Bank Mandiri Sentuh Rp 34,48 Triliun
Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 34,38 triliun hingga Oktober 2022. Jika dihitung, penyaluran KUR ini sudah capai 85,96 persen dari target 2022 yang sebesar Rp 40 triliun.
"Sejalan dengan aspirasi Pemerintah dalam mendukung UMKM, penyaluran KUR juga menjadi wujud komitmen Bank Mandiri untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif," kata SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (17/11/2022).
Penyaluran KUR Bank Mandiri masih didominasi oleh sektor produksi yang mencapai Rp 20,53 triliun atau 59,71 persen dari total realisasi KUR di akhir Oktober 2022.
"Penyaluran KUR Bank Mandiri ke sektor produktif terus meningkat dari tahun ke tahun. Antara lain ke sektor pertanian, perikanan, jasa produksi dan industri pengolahan," imbuh Josephus.
Bila dirinci berdasarkan sektornya, realisasi penyaluran KUR tersebut terserap antara lain ke sektor pertanian sebesar 29,34 persen, sektor jasa produksi 20,14 persen, sektor industri pengolahan 8,22 persen, dan sektor perikanan 1,99 persen.
"KUR Bank Mandiri difokuskan pada sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah, baik pertanian, perikanan, industri pengolahan, maupun jasa-jasa produksi yang didukung sinergi dari seluruh segmen bisnis, kordinasi yang kuat di seluruh jaringan, serta kerjasama strategis dengan perusahaan finansial maupun e-commerce," paparnya.
Bank Mandiri pun optimis dapat memenuhi target penyaluran KUR yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Rumah BUMN
Di samping itu, Bank Mandiri lanjut Josephus juga terus melakukan upaya untuk mengembangkan segmen UMKM untuk memiliki daya saing tinggi.
Salah satunya melalui inisiatif pengembangan Rumah BUMN sebagai wadah pelatihan dan pembinaan yang menjadi bagian program tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL) Melalui Rumah BUMN, Bank Mandiri secara aktif memberikan pelatihan serta pembinaan bagi pelaku UMKM.
Salah satunya dengan memanfaatkan ekosistem digital seperti e-commerce dan sosial media untuk memperluas pasar UMKM lokal.
Hasilnya, sejak dijalankan pada 2017 lalu, Bank Mandiri telah mendirikan 22 Rumah BUMN (RB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, total UMKM yang tergabung dalam RB Bank Mandiri sudah lebih dari 13.600 UMKM dengan jumlah tenaga kerja mencapai 42 ribu.
"Secara sektoral, bsinis UMKM terus menunjukan pertumbuhan. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat serta dukungan Pemerindah dan regulator dalam menopang pertumbuhan UMKM," tutup Josephus.
Advertisement