Sukses

Intraco Penta Siapkan Belanja Modal Rp 83,9 Miliar pada 2023

Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk (INTA), Petrus Halim menuturkan, belanja modal itu akan dialokasikan untuk segmen alat berat.

Liputan6.com, Jakarta - PT Intraco Penta Tbk (INTA) Siapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 83,9 miliar pada 2023.

Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk, Petrus Halim menuturkan, belanja modal itu akan dialokasikan untuk segmen alat berat.

"Anggaran modal kerja atau capex yang dipersiapkan perseroan untuk tahun depan sebesar kurang lebih Rp 83.9 miliar. Heavy equipment sekitar Rp 68,9 miliar," ujar Petrus dalam paparan publik perseroan, Jumat (16/11/2022).

Sisanya, sebesar 10 miliar akan dialokasikan untuk software equipment, Rp 2,92 miliar untuk vehicle, Rp 1,36 miliar untuk office equipment dan sisanya Rp 740 juta untuk workshop equipment and tools. Adapun realisasi belanja untuk tahun ini diakui belum signifikan. Hal itu lantaran perseroan tengah menekan pembalian alat baru.

"Perusahaan belum signifikan realisasikan capex tahun ini karena perusahana memutuskan untuk melanjutkan maintenance alat berat dibanding melakukan pembelian,"kata dia.

Secara keseluruhan, Petrus optimistis perseroan dapat mencatatkan kinerja solid pada akhir 2022. Hal itu seiring dengan restrukturisasi yang berhasil dilakukan. Perseroan berhasil melakukan restrukturisasi pinjaman dalam rangka penyelesaian pinjaman atau fasilitas kredit perseroan dan anak usahanya, yaitu PT Intraco Penta Wahana (IPW), PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS), dan PT Columbia Chrome Indonesia (CCI) terhadap Bank Mandiri.

"Pertumbuhan kinerja tahun ini diproyeksikan dari sisi pendapatan usaha, yang mana diperkirakan akan tumbuh sebesar 8 persen dibandingkan dengan periode 2021," kata Petrus.

Hingga September 2022, perseroan telah berhasil mencatat kenaikan pendapatan sebesar 12,01 persen menjadi Rp 497,16 miliar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh tahun 2021 sebesar Rp 443,78 miliar yoy.

Selain itu, INTA mencatat total aset sebesar Rp 2,38 triliun, atau turun 2,4 persen dibandingkan total aset pada tahun 2021 sebesar Rp 2,44 triliun. INTA juga masih mencatat rugi bersih komprehensif sampai kuartal III 2022 sebesar Rp 99,56 miliar.

2 dari 4 halaman

Restrukturisasi Utang, Intraco Penta Pede Raih Kinerja Solid pada 2023

Sebelumnya, PT Intraco Penta Tbk (INTA) optimistis mencatatkan pertumbuhan kinerja yang baik pada 2023. Meski dibayangi resesi, Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk, Petrus Halim mengatakan, tren penjualan alat berat diproyeksi meningkat, khususnya untuk pertambangan, perkebunan, dan proyek infrastruktur.

"Kami memandang tahun depan masih akan prospektif kendati ada bayangan resesi global. Selain mendorong kinerja pada lini utama kami alat berat, kami juga akan mengoptimalkan kinerja lini bisnis lainnya agar sinergi dan keberlanjutan bisnis tetap terjaga," kata dia dalam paparan publik perseroan, Jumat (16/12/2022).

Pada 2022, Petrus mengatakan, perseroan telah berhasil melakukan restrukturisasi pinjaman dalam rangka penyelesaian pinjaman atau fasilitas kredit perseroan dan anak usahanya, yaitu PT Intraco Penta Wahana (IPW), PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS), dan PT Columbia Chrome Indonesia (CCI) terhadap Bank Mandiri.

Gayung bersambut, pertumbuhan kinerja perseroan ke depannya juga akan didorong kontribusi anak usaha perseroan, PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) yang berencana mengubah lini bisnisnya dari perusahaan pembiayaan menjadi distributor alat pengakut komersial.

Baru-baru ini, IBFN mengumumkan kerja sama penjualan dan memberikan layanan purna jual truk dan kendaraan komersial merek TATA untuk Kalimantan Timur.

"Jika nanti seluruh rencana berjalan dengan baik, dengan restu pemegang saham, kami berharap kompetensi bisnis Grup INTA akan semakin kokoh menjadi penyedia alat berat yang terlengkap dan terbaik di tanah air setelah IBFN masuk sebagai distributor alat pengangkut komersial,” imbuh Petrus.

3 dari 4 halaman

Babak Baru Intraco Penta, Restrukturisasi Utang dari Kreditur

Sebelumnya, PT Intraco Penta Tbk (INTA) mengumumkan keberhasilan dalam melakukan restrukturisasi pinjaman dalam rangka penyelesaian pinjaman/fasilitas kredit Perseroan dan anak usaha Perseroan, yaitu PT Intraco Penta Wahana (IPW), PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS) dan PT Columbia Chrome Indonesia (CCI) terhadap Bank Mandiri.  

Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk, Petrus Halim mengapresiasi dapat mengumumkan keberhasilan restrukturisasi atas kewajiban Perseroan beserta anak usahanya.

"Fasilitas restrukturisasi ini akan memungkinkan Perseroan untuk memperbaiki arus kasnya, karena beban pembayaran kepada bank kreditur menjadi lebih ringan sekaligus meningkatkan kolektibilitas usaha Intraco Penta Group secara bertahap menjadi status Lancar," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (4/11/2022).  

Transaksi ini melibatkan novasi hutang anak usaha IPW, IPPS, dan CCI, yang semua diikat dalam satu paket dengan skema restrukturisasi berupa perubahan jangka waktu pinjaman menjadi 10 tahun, terhitung sejak tanggal penandatangan Addendum Perjanjian Penyelesaian Kredit.  

Selain restrukturisasi pinjaman, perseroan juga mendapatkan fasilitas berupa Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) kepada IPW. Melalui fasilitas tersebut, INTA optimis dapat memenuhi target kinerja pada sisa tahun ini.  

“IPW memiliki principal yang siap mendukung yakni LiuGong melalui LMI (Liugong Machinery Indonesia) dan Teckhing yang kinerjanya cukup sukses pada Mining Expo yang diselenggarakan Oktober 2022," ujar dia.

Ia menambahkan, melalui fasilitas ini, perseroan yakin dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya karena tren penjualan alat berat yang terus bertumbuh seiring tingginya harga sejumlah komoditas khususnya pertambangan dan perkebunan yang turut mengerek penjualan alat berat Intraco Penta.

4 dari 4 halaman

Permintaan Alat Berat Membludak, Intraco Akui Ada Kendala Stok

Sebelumnya, PT Intraco Penta Tbk (INTA) mengakui ada kendala pada persedian alat berat, terutama yang terkait dengan pertambangan. Direktur Utama PT Intraco Penta Tbk, Petrus Halim mengatakan, terdapat kenaikan signifikan pada alat berat seiring dengan harga komoditas yang melambung. Sehingga banyak perusahaan pertambangan membutuhkan alat berat untuk genjot produksi mereka.

"Ada kendala stok alat berat. Persediaan jadi ketinggalan dengan demand yang saat ini ada sementara pabrik memiliki supply terbatas,.kita diberkahi oleh situasi yang blessing in disguise,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Jumat (16/12/2022).

Dengan kondisi demikian, perseroan optimis penjualan alat berat masih akan tinggi, bahkan ketika terjadi penyesuaian harga. Sebab Petrus mengatakan ada kebutuhan yang tinggi, sehingga berapapun harga yang ditawarkan akan dibeli.

"Jadi harga berapa pun jadi, customer butuh alat karena kebutuhan atas komoditas ini luar biasa. Jadi dengan terjadinya perang Rusia—Ukraina ditambah ketegangan di Indo-Pasifik akan membuat situasi global semakin tak tentu, akibatnya permintaan komoditas semakin tinggi," imbuh dia.

Selanjutnya, perseroan akan menggencarkan sejumlah strategi pada tahun depan guna mengoptimalkan pertumbuhan kinerja perseroan. Salah satunya yaitu memaksimalkan usaha perdagangan alat berat dan mendorong penjualan suku cadang dengan jaringan distribusi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Sejalan dengan itu, adanya rencana perubahan lini bisnis anak usaha perseroan, PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) menjadi distributor alat pengakut komersial, maka akan semakin dapat mendorong kinerja perseroan.

"Jika nantinya seluruh rencana berjalan dengan baik, dengan restu Pemegang Saham, kami berharap kompetensi bisnis Grup INTA akan semakin kokoh menjadi penyedia alat berat yang terlengkap dan terbaik di Tanah Air setelah IBFN masuk sebagai distributor alat pengangkut komersial,” ujar Petrus.