Sukses

Indonesia Kendaraan Terminal Tebar Dividen Interim 2022 Rp 22,7 Miliar, Cek Jadwalnya

Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) akan membagikan dividen tunai interim untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 22,7 miliar

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPCC akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 22,7 miliar. Dividen interim tersebut setara dengan Rp 12,49 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (18/12/2022),  Indonesia Kendaraan Terminal akan membagikan dividen tunai interim untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 22,7 miliar atau setara dengan Rp 12,49 per saham.

“Sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 14 Desember 2022,” tulis Manajemen Perseroan, dikutip Minggu (18/12/2022).

Sementara itu, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 22,7 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 22,7 miliar serta total ekuitas senilai Rp 1,11 triliun.

Berikut ini merupakan jadwal pembagian dividen interim Indonesia Kendaraan Terminal:

• Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 26 Desember 2022

• Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 27 Desember  2022

• Cum dividen di pasar tunai: 28 Desember 2022

• Ex dividen di pasar tunai: 29 Desember 2022

• Recording date: 28 Desember 2022

• Pembayaran dividen: 13 Januari 2023

Sebelumnya, PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPCC mengincar laba Rp 90 miliar pada 2022 ini. Hal tersebut seiring dengan berjalannya merger Pelindo yang diikuti dengan pengoperasian sejumlah terminal satelit oleh IPCC.

Direktur Keuangan dan SDM IPCC Sumarno mengatakan, hingga semester I 2022, IPCC telah mengantongi laba Rp 45 miliar dan hingga akhir tahun ditargetkan mencapai Rp 90 miliar.

"Minimal 2 kali (dari Rp 45 miliar) di akhir tahun ini," kata dia dalam Media Gathering IPCC, di Kintamani, Bali, Kamis, 22 September 2022.

 

2 dari 5 halaman

Target 2023

Sementara untuk 2023, IPCC memasang target laba naik menjadi Rp 130 miliar. Sedangkan untuk pendapatan, lanjut Sumarno, menyatakan pihaknya membidik pendapatan Rp 600 miliar dan Rp 690 miliar di 2023.

Untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), kata Sumarno, hingga Agustus 2022 perusahaan telah membelanjakan sekitar Rp 24,31 miliar dari total capex yang dianggarkan di tahun ini sebesar Rp 24,65 miliar.

"Jadi sudah hampir teralisasi untuk tahun ini. Untuk tahun depan (capex) sekitar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar yang kita gunakan untuk perbaikan lapangan, sistem dan support single billing," tutur dia.

Saat ini, IPCC telah mengoperasikan setidaknya dua terminal satelit baru yang berlokasi di Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Makassar selain di Terminal Panjang Lampung, dan Terminal Roro Pontianak. Sejumlah terminal satelit tersebut telah berkontribusi sekitar 6 persen dari pendapatan perusahaan.

"Kontribusi terminal satelit sampai sekarang sudah ada untuk kontribusinya. Yang perlu ditekankan bawah sentral produsen otomotif kan saat ini masih di Jawa. Kontribusi terminal satelit sekitar 6 persen (pendapatan) tapi ke depannya akan lebih bagus, tetap kita jaga," tuturnya.

"(Kontribusi pendapatan dari terminal satelit) Saat ini Rp 18 miliar. Ini kan Makassar mulai baru bulan Mei 2022. Paling tidak (sampai akhir tahun) Rp 38 miliar. Ke depan bisa lebih tinggi lagi," tutup dia.

3 dari 5 halaman

Kinerja Kuartal I 2022

Sebelumnya, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatat kinerja positif pada kuartal I 2022. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk pada kuartal I 2022 ini menorehkan laba tahun berjalan sebesar Rp35,26 miliar atau meningkat  97,10 persen dari periode sama tahun lalu Rp17,89 miliar.

Berdasarkan keterangan resminya, pencapaian peningkatan laba tahun berjalan di kuartal I 2022 didorong pertumbuhan pendapatan 25,12 persen di atas pencapaian pertumbuhan pendapatan di kuartal I tahun lalu yang turun 3,23 persen.

Indonesia Kendaraan Terminal mencatat pendapatan operasi Rp 150,04 miliar pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 119,92 miliar.

Kenaikan tersebut ditopang oleh peningkatan pelayanan jasa terminal yang menyumbang 92,51 persen porsi pendapatan seiring dengan maraknya kegiatan bongkar muat kendaraan di terminal IPCC di sepanjang kuartal I 2021, terutama dari naiknya jumlah bongkar muat di kendaraan berat.

Selain ditopang oleh peningkatan dari sisi pendapatan operasi, bertumbuhnya laba tahun berjalan juga ditopang oleh adanya upaya efisiensi yang dilakukan oleh IPCC. Meski melakukan upaya efisiensi namun, tidak mengganggu jalannya operasional perusahaan.

Sementara itu, tercatat, penanganan bongkar muat kendaraan untuk segmen CBU secara total baik di terminal internasional maupun terminal domestik mengalami kenaikan 5,34 persen dari 133.213 unit di periode kuartal I 2021 menjadi 140.321 unit di kuartal I 2022.

4 dari 5 halaman

Beban Biaya Merosot

Untuk segmen kendaraan berat (gabungan antara Alat Berat, Truck/Bus) meningkat 217,47 persen menjadi 25.147 unit di kuartal I 2022 dari 7.921 unit pada kuartal I 2021.

Pada segmen General Cargo naik 7,77 persen dari 23.254 M3 pada kuartal I 2021 menjadi 25.060 M3 pada kuartal I 2022 dan segmen Motor naik 549,80 persen menjadi 55.525 unit sepanjang kuartal I 2022.

Dari sisi beban biaya pada kuartal I 2021 menurun. Pada beban pokok pendapatan susut 6,81 persen menjadi Rp 71,78 miliar dari periode sebelumnya Rp77,03 miliar dan beban umum dan administrasi mengalami penurunan 7,31 persen dari Rp 26,19 miliar menjadi Rp 24,28 miliar di kuartal I 2022. 

Sejumlah beban biaya yang mengalami penurunan diantaranya, beban kerjasama mitra usaha yang turun 0,01 persen menjadi Rp 35,30 miliar sepanjang kuartal I 2022 dari periode sebelumnya Rp 39,86 miliar; Beban Penyusutan turun 6,87 persen dari Rp 25,51 miliar di kuartal I 2021 menjadi Rp23,76 miliar dan sejumlah beban lainnya. 

Di sisi lain, meski IPCC masih terimbas adanya penerapan pencatatan beban sewa berdasarkan ketentuan PSAK 73 tetapi, dengan meningkatnya pendapatan perseroan mampu menutup timbulnya beban tersebut.

 

 

5 dari 5 halaman

Upaya Efisiensi Biaya

Sedangkan, upaya perseroan dalam mengefisiensikan beban biaya di mana seluruh kegiatan operasional dilakukan secara tepat guna dengan melakukan pengaturan shift kegiatan operasional maupun kegiatan perseroan lainnya, pengaturan biaya dengan memilah must have-cost dan nice to have cost hingga pengawasan terhadap control cost-budget perseroan mampu menurunkan beban biaya. 

Meski penurunan tersebut belum terlalu signifikan tetapi upaya ini terus dijalankan oleh perseroan untuk menjaga posisi beban Perseroan sehingga tidak terjadi peningkatan secara signifikan yang pada akhirnya dapat menggerus pendapatan perseroan. 

Di sisi lain, upaya penerapan digitalisasi dalam setiap kegiatan bisnis perseroan membuat flow of cargo, flow of document, hingga flow of money berjalan lebih efisien.

Ada pencapaian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah tidak hanya bagi IPCC namun, juga bagi para pemegang sahamnya.

Selain itu, juga menjadi penyemangat bagi IPCC untuk tetap dapat mempertahankan pencapaian kinerja yang ada serta berupaya untuk lebih meningkatkan lagi kinerja terbaiknya.