Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal global hadapi tantangan sepanjang 2022. Tantangan itu mulai dari kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dan perang Ukraina-Rusia.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (18/12/2022), bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga sehingga mendorong bank sentral di dunia turut menaikkan suku bunga untuk menjaga nilai tukar. Sementara itu, ketegangan geopolitik yang timbul dari perang Rusia-Ukraina mendorong krisis energi.
Baca Juga
Di sisi lain, pembukaan kembali China dan periode ketiga Presiden China Xi Jinping menggeser perhatian ekonomi dunia kembali ke China. Selain itu, puncak inflasi yang terjadi di sejumlah negara ekonomi utama juga mendorong harapan sentimen dovish bank sentral AS pada 2023.
Advertisement
Lalu bagaimana dengan pasar modal Indonesia?
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 3,51 persen year to date ke posisi 6.812 pada perdagangan Jumat, 16 Desember 2022. Sepanjang 2022, investor asing membeli saham Rp 66,22 triliun.
“Pada 2022, Indonesia mengalami supersiklikal komoditas dan tetap menjadi pemain yang relatif kuat terhadap negara lain di tengah keadaan global yang menantang, yang menarik arus dana investor asing,” tulis Ashmore.
Selain itu, inflasi juga naik seiring pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk mempertahankan APBN 2023. Indonesia juga melihat perkembangan nikel hingga ke hilir. Hal ini seiring Indonesia memiliki cadangan terbesar nikel di dunia.
Sementara itu, tren peralihan kendaraan listrik pun bertumbuh seiring insentif dan manfaat dari kendaraan listrik. “Pengembangan hilir ini akan menjadi salah satu fokus Indonesia pada tahun berikutnya,” tulis Ashmore.
Lalu bagaimana 2023?
Ashmore melihat perlambatan suku bunga global dimulai dari bank sentral AS. Ekonom juga mengharapkan pembukaan kembali China berdampak pada sektor pariwisata terutama di Thailand.
Sementara itu, harga komoditas global juga diprediksi tidak akan bergeser signifikan sebagai akibat dari pembukaan kembali China dapat meningkatkan produksi. “Indonesia akan gelar pra pemilu 2023 yang secara historis berdampak positif untuk ekonomi,”
Ashmore pun tetap mempertahankan posisi untuk tetap investasi di saham. “Sebaliknya tingkat inflasi tinggi dari suku bunga, tetap bersikap hati-hati untuk obligasi karena antisipasi puncak suku bunga pada 2023,"
Kinerja IHSG pada 12-16 Desember 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat selama sepekan tepatnya pada 12-16 Desember 2022. Analis mengatakan, harga komoditas Indonesia yang menguat dan pelonggaran aktivitas masyarakat di China menjadi sentimen positif IHSG.
Mengutip data RTI, Sabtu (17/12/2022), IHSG naik 1,45 persen menjadi 6.812,19 pada 12-16 Desember 2022. Pada pekan lalu IHSG di posisi 6.715,11. Kapitalisasi pasar bursa juga bertambah 1,35 persen selama sepekan. Kapitalisasi pasar bursa bertambah Rp 124,37 triliun menjadi Rp 9.330,78 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.206,404 triliun.
Rata-rata volume transaksi bursa meningkat signifikan selama sepekan. Rata-rata volume transaksi bursa melonjak 16,95 persen menjadi 28,569 miliar saham dari 24,42 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian bursa naik 3,07 persen menjadi Rp 15,19 triliun dari Rp 14,74 triliun pada pekan lalu.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 6,67 persen menjadi 1.040.018 transaksi selama sepekan dari pekan lalu 1.114.323 transaksi.
Head of Research PT Jasa Utama Capital, Cheryl Tanuwijaya menuturkan, IHSG menguat signifikan pekan ini meski sempat ke posisi 6.640. Hal itu seiring pelaku pasar merespons komentar hawkish ketua The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powell. Meski demikian, Cheryl menilai ada sejumlah sentimen positif untuk IHSG terutama dari pelonggaran aktivitas di China.
“Namun, sentimen positif di pekan ini juga banyak yaitu makin diperluasnya pelonggaran aktivitas masyarakat di China yang mana negara mitra dagang utama Indonesia dan juga sentimen positif yaitu penguatan harga komoditas unggulan Indonesia,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement
Aksi Investor Asing
Pada Jumat, 16 Desember 2022, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 181,65 miliar. Pada pekan ini, investor asing masih melakukan aksi jual saham. Tercatat investor asing masih melakukan aksi jual saham Rp 3,9 triliun. Sepanjang 2022, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 66,22 triliun.
Cheryl menuturkan, aksi jual saham oleh investor asing pada pekan ini seiring sikap hawkish the Fed. Bank sentral AS menargetkan tingkat suku bunga lebih tinggi pada 2022. “Investor memilih instrument rendah risiko dari pada saham,” tutur dia.
Untuk pekan depan, Cheryl menuturkan, IHSG berpotensi menguat dengan kisaran 6.700-6.950 seiring ditopang oleh berlanjutnya penguatan saham kapitalisasi besar terutama perbankan. “Karena tren kenaikan suku bunga sampai tahun depan sehingga meningkatkan pendapatan perbankan. Selain itu, harga komoditas juga masih berpotensi menguat di tengah permintaan yang mulai normal setelah China reopening ekonomi,” tutur dia.
IHSG Kembali ke Posisi 6.800 Berkat Saham Bank Kapitalisasi Besar
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona pada penutupan perdagangan saham Jumat, (16/12/2022). Sektor saham industri dasar dan keuangan memimpin penguatan jelang akhir pekan ini.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup melonjak 0,89 persen ke posisi 6.812,19. Indeks LQ45 bertambah 0,94 persen ke posisi 951,18. Sebagian besar indeks acuan menghijau. Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.812,19 dan terendah 6.693,76. Sebanyak 219 saham menguat dan 297 saham melemah. 178 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 927.433 kali dengan volume perdagangan 18,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.612. Indeks sektor saham menguat dan melemah hampir berimbang. Sektor saham energi melonjak 0,88 persen, sektor saham basic menanjak 1,53 persen, sektor saham nonsiklikal menguat 0,29 persen.
Selanjutnya sektor saham kesehatan mendaki 0,69 persen, sektor saham keuangan meroket 0,92 persen, dan sektor saham infrastruktur bertambah 0,05 persen.
Sementara itu, sektor saham industri melemah 0,02 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,96 persen, sektor saham properti susut 0,54 persen, sektor saham teknologi terpangkas 0,06 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,50 persen.
Head of Research PT Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya menuturkan, IHSG menguat ditopang sektor perbankan terutama saham bank kapitalisasi besar. Saham bank kapitalisasi besar yang alami koreksi beberapa hari kembali menguat.
Saham BMRI naik 2,02 persen ke posisi Rp 10.100 per saham, saham BBRI menguat 1,43 persen ke posisi Rp 4.980 per saham, dan saham BBCA mendaki 1,18 persen ke posisi Rp 8.600 per saham. Sementara itu, saham BBNI melambung 3,43 persen ke posisi Rp 9.800 per saham.
"Dan juga ditopang oleh naiknya harga komoditas sehingga saham-saham di sektor energi dan bahan baku turut menguat. Investor memanfaatkan pelemahan IHSG untuk beli saham big caps sehingga secara harian juga IHSG berhasil menguat,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, meski pelaku pasar memang masih khawatir terhadap potensi resesi global akibat target suku bunga the Federal Reserve (the Fed) pada 2023 yang lebih tinggi, tetapi kekahwatirannya berangsur reda.
Advertisement