Sukses

Genjot Ekosistem Kendaraan Listrik, IBC Ambil Alih Sebagian Saham Entitas Wijaya Karya

WIKON berencana jual sebagian sahamnya pada WIMA kepada investor strategis, yaitu PT Industri Baterai Indonesia (IBC) sebesar 34.409 lembar saham atau senilai Rp 192 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) merampungkan transaksi afiliasi senilai Rp 257 miliar. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 19 Desember 2022, transaksi tersebut melibatkan entitas anak yakni PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi  (WIKO) dan PT Wijaya Karya Industri Manufaktur (WIMA).

Dalam rangka menunjang percepatan pertumbuhan WIMA, WIKON berencana untuk menjual sebagian sahamnya pada WIMA kepada investor strategis, yaitu PT Industri Baterai Indonesia (IBC) sebesar 34.409 lembar saham atau senilai Rp 192 miliar.

Dengan penjualan tersebut, IBC akan menjadi pemegang saham pengendali WIMA dengan kepemilikan sebesar 53,93 persen dan WIKON terdilusi menjadi pemegang saham WIMA dengan  kepemilikan 46,04 persen.

Setelah rencana tersebut terealisasi, WIMA akan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui pengeluaran saham baru dalam simpanan (portepel) sebanyak-banyaknya sebesar Rp 129 miliar dengan nilai nominal Rp 1 juta yang diambil masing-masing oleh pemegang saham.

Antara lain IBC mengambil 64 ribu lembar saham senilai RP 64 miliar dalam bentuk setoran tunai. Kemudian WIKON mengambil sisa saham yang tidak diambil bagian yaitu sebanyak 65 ribu lembar saham dengan nilai nominal seluruhnya Rp 65 miliar dari porsi kepemilikan saham WIKON di WIMA dalam bentuk konversi pinjaman jangka pendek (debt to equity swap).

Perseroan melalui WIKON dapat memperoleh kas atas penjualan sebagian saham pada WIMA yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha WIKON. transaksi ini juga mempercepat pertumbuhan WIMA melalui masuknya investor strategis sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan perseroan secara konsolidasi.

Dengan terlaksananya transaksi, kebutuhan investasi WIMA dapat dibagi secara proporsional dengan IBC sehingga mengurangi risiko WIKON. Selain itu, sebagai upaya percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui sinergi yang baik antar BUMN untuk membangun mata rantai ekosistem dari electric vehicle (EV) di Indonesia).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Wijaya Karya Tambah Setoran Modal di Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk menambah setoran modal dengan skema konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal dan tunai kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (20/11/2022), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menambah setoran modal pada PSBI dengan skema konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal Rp 6,1 triliun.

Perseroan juga memiliki komitmen setoran tunai untuk kebutuhan biaya usaha PSBI sebesar Rp 33,9 miliar. Perseroan telah melakukan setoran tunai pada PSBI untuk keperluan tersebut sebesar Rp 22,42 miliar.

Dengan demikian, sisa setoran tunai yang harus disetorkan perseroan pada PSBI sebesar Rp 11,51 miliar. Oleh karena itu, Perseroan juga akan melakukan setoran tunai Rp 11,51 miliar untuk komitmen perseroan dalam memenuhi kebutuhan biaya operasi PSBI pada 2022 yang akan direalisasikan setelah PSBI menyampaikan permohonan tambahan setoran modal kepada pemegang saham PSBI.

Selain itu, penambahan setoran modal perseroan pada PSBI seluruhnya sebesar-besarnya Rp 6,1 triliun dengan nilai transaksi saham PSBI adalah Rp 1.000.000 per saham.

 

 

3 dari 4 halaman

Komposisi Pemegang Saham

“Atas rencana penambahan setoran modal dengan skema konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal dan setoran tunai pada PSBI oleh perseroan untuk biaya operasi PSBI 2022 senilai Rp 6,1 triliun,” tulis perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.

Perseroan menyatakan, pemegang saham PSBI turut melakukan konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal dan tunai.

Dengan demikian, transaksi komposisi pemegang saham PSBI akan berubah dengan transaksi tersebut antara lain PT Wijaya Karya Tbk menjadi 39,11 persen dari sebelumnya 38 persen, PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar 51,38 persen dari sebelumnya 25 persen, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) sebesar 1,21 persen dari sebelumnya 25 persen, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebesar 8,3 persen dari sebelumnya 12 persen.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2022

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatat kinerja keuangan beragam hingga September 2022. PT Wijaya Karya Tbk membukukan kenaikan pendapatan, tetapi laba bersih turun tajam hingga kuartal III 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (14/11/2022), PT Wijaya Karya Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 12,79 triliun hingga kuartal III 2022. Pendapatan naik 9,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,64 triliun.

Beban pokok pendapatan tercatat Rp 11,69 triliun hingga kuartal III 2022. Beban pokok pendapatan itu naik 9,53 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 10,6 triliun. Perseroan mencatat laba kotor Rp 1,1 triliun hingga kuartal III 2022, atau tumbuh 12,94 persen. Pada periode sama tahun sebelumnya laba kotor perseroan tercatat Rp 974,43 miliar.

Beban usaha perseroan susut 23,39 persen menjadi Rp 235,07 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 306,86 miliar. Dengan demikian, laba usaha naik 29,6 persen menjadi Rp 865,54 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 667,56 miliar.

Perseroan mencatat beban dari pendanaan naik menjadi Rp 815,23 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 718,69 miliar. Perseroan mencatat laba entitas ventura bersama turun 46,5 persen menjadi Rp 274,87 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 514,27 miliar.

Melihat kondisi tersebut, Wijaya Karya mencatat laba bersih anjlok 97,02 persen menjadi Rp 5,53 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 185,9 miliar.  Perseroan mencatat rugi yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 27,96 miliar hingga kuartal III 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 104,9 miliar.

Perseroan mencatat rugi per saham dasar sebesar Rp 3,12 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,71.

Perseroan mencatat ekuitas sebesar Rp 17,42 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 17,43 triliun. Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 56,7 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 51,9 triliun.

Aset perseroan naik menjadi Rp 74,18 triliun hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 69,3 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,26 triliun hingga September 2022.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.