Liputan6.com, Jakarta - PT Pan Brothers Tbk (PBRX) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga USD 5 juta atau setara Rp 77, 87 miliar (kurs Rp 15.573,45 per USD) pada 2023.
Direktur PT Pan Brothers Tbk, Fitri Ratnasari Hartono mengatakan, belanja modal itu akan dialokasikan untuk melanjutkan program-program perseroan yang saat ini sudah berlangsung. Seperti otomatisasi dan digitalisasi.
Baca Juga
"Capex enggak terlalu besar karena beberapa program sudah kita lakukan. Kita tinggal memperdalam efisiensinya, capexnya skeitar USD 3-5 juta untuk budget 2023,” kata Fitri dalam paparan publik perseroan, Senin (19/12/2022).
Advertisement
Implementasi otomatisasi dan digitalisasi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi atau output lebih tinggi dengan kapasitas tenaga kerja yang sama atau lebih sedikit. Dari sisi kualitas, hal ini juga diharapkan dapat mengurangi adanya produk reject.
"Jadi kita tidak ada ekspansi secara fisik atau penambahan pabrik. Ekspansi kita lanjutkan dari otomatisasi dan digitalisasi yang sudah kita lakukan beberapa tahun lalu dengan harapan— akan menambah kapasitas kita,” imbuh Fitri.
Selain otomatisasi dan digitalisasi, dalam rangka meningkatkan margin, perseroan juga memprioritaskan pelanggan yang menawarkan margin lebih tinggi, terutama dari pelanggan kecil hingga menengah dan fokus untuk memperoleh order dari merek besar.
Perseroan juga melakukan diversifikasi produk ke produk gaya hidup premium di bawah segmen kompleksitas menengah untuk memaksimalkan pemanfaatan fasilitas selama periode produksi low season.
Pan Brothers Rights Issue, Trisetijo Manunggal Utama Jadi Pembeli Siaga
Sebelumnya, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) memberikan penjelasan kepada manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai pelaksanaan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), 14 Oktober 2022, ditulis Senin (17/10/2022), PT Pan Brothers Tbk menyampaikan PT Trisetijo Manunggal Utama (TMU) bertindak sebagai pembeli siaga dalam rights issue perseroan. PT Trisetijo Manunggal Utama memiliki aktivitas sebagai perusahaan holding.
“Pembeli siaga PT Trisetijo Manunggal Utama merupakan pemegang saham pengendali perseroan dengan kepemilikan 27,99 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan,” tulis perseroan.
Pemegang saham PT Trisetijo Manunggal Utama adalah Ludijanto Setijo yang merupakan direktur dan Anne Patricia Sutanto menjabat sebagai komisaris yang juga sebagai pengurus di PT Pan Brothers Tbk. Ludijanto Setijo sebagai direktur utama Pan Brothers dan Anne Patricia Sutanto sebagai wakil direktur utama Pan Brothers.
Dalam rights issue ini, PT Pan Brothers Tbk menerbitkan saham 15.003.941.075 dalam rangka rights issue dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Jumlah saham yang diterbitkan itu setara 231,60 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan dengan harga pelaksanaan Rp 50 per saham.
Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rights issue sebesar Rp 750,05 miliar. Perseroan akan memakai dana rights issue tersebut untuk memperkuat struktur permodalan yang digunakan sebagai modal kerja yang mendukung pengembangan usaha perseroan.
Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam rights issue ini akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi sebesar 69,84 persen.
Advertisement
Dana Rights Issue
BEI pun menanyakan mengenai latar belakang perseroan asumsikan PT Trisetijo Manunggal Utama hanya melaksanakan sebanyak 15.000.000.000 saham mengingat perseroan targetkan akan terbitkan 15.003.941.075 saham.
Manajemen Pan Brothers menyatakan, TMU hanya sediakan dana maksimal Rp 750 miliar untuk ambil bagian TMU dan sebagai pembeli siaga dengan harga tebusan Rp 50 per saham. “Sehingga hanya bisa mengambil sebanyak-banyaknya 15 miliar saham baru,” tulis perseroan.
Perseroan juga menyampaikan Anne Patricia Sutanto akan melaksanakan HMETD yang dimilikinya. “Juga sebagai pemegang saham TMU yang bertindak sebagai pembeli siaga, otomatis akan menjadi penerima manfaat akhir yang sama,” tulis perseroan.
Selain itu, perseroan juga menjelaskan mengenai pemakaian dana rights issue tersebut untuk modal kerja termasuk di dalamnya pengadaan bahan baku karena siklus modal kerja masih panjang dan keterbatasan fasilitas dari perbankan dikurangi secara drastis.
“Perseroan akan berusaha mempercepat turn over persediaan, terutama jika didapatkan sumber bahan di dalam negeri sehingga bisa diterapkan just in time,” tulis perseroan.
Penetapan Harga Rights Issue
Selain itu, HMETD setara USD 50 juta ini juga sebagai bagian dari persetujuan restrukturisasi dengan kreditur termasuk rencana pemakaian dananya untuk mendukung modal kerja.
Perseroan juga menyampaikan penetapan harga rights issue Rp 50 seiring memberikan kesempatan kepada pemegang saham yang berhak untuk mengambil haknya dengan harga tebusan yang diharapkan tidak akan memberatkan sehingga tidak terdilusi.
“PBRX percaya dengan performace fundamental yang terbukti selama ini, harga saham PBRX akan meningkat kembali seiring selesainya PUT IV ini,” tutur dia.
Perseroan juga menjelaskan kepada bursa mengenai kas dan setara kas yang terus menurun sejak 31 Desember 2020-Juni 2022.
Perseroan menyatakan, penurunan kas tersebut seiring upaya perseroan untuk tetap bisa memenuhi pesanan dari pembeli, karena keterbatasan fasilitas dari perbankan yang dikurangi secara drastic sehingga menggunakan kas yang ada.
“Perseroan mengupayakan untuk mempercepat pembayaran dari pembeli dan memperpendek siklus modal kerja,” tulis perseroan.
Advertisement