Sukses

Prospek Industri Pendidikan Cerah, Lavender Bina Cendikia Mantap Debut di Bursa

Direktur Utama PT Lavender Bina Cendikia, Galih Pandekar mengatakan, target market usaha Lavender Bina Cendikia adalah siswa yang ingin masuk perguruan tinggi negeri (PTN).

Liputan6.com, Jakarta - Sektor pendidikan menjadi salah satu yang relatif tahan krisis, bahkan saat pandemi covid-19 berlangsung. Alasannya, pendidikan menjadi kebutuhan yang tidak tergantikan.

Pelajar perlu tetap mendapatkan pendidikan. Buntutnya, terjadi banyak inovasi pada sektor pendidikan utamanya saat pandemi, seperti akselerasi pembelajaran jarak jauh.

Berkaca pada kondisi itu, PT Lavender Bina Cendikia Tbk kian mantap mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Utama PT Lavender Bina Cendikia, Galih Pandekar mengatakan, target market usaha Lavender Bina Cendikia adalah siswa yang ingin masuk perguruan tinggi negeri (PTN) dan orangtua dari siswa ingin anaknya lulus di PTN.

"PT Lavender Bina Cendikia Tbk mengkhususkan segmen kelas menengah atas dalam target usahanya,” kata Galih dalam paparan publik perseroan, Selasa,20 Desember 2022.

Menurut data BPS per 2021, jumlah orangtua dengan skala umur 40-59 tahun berjumlah 68.116 dengan sekitar 44-50 persen tergolong dalam kelas menengah ke atas.

Selain itu, jika dilihat kembali, sebanyak 134.015 orang masuk ke dalam kelas menengah yang saat ini merupakan salah satu golongan terbesar penggerak ekonomi di Indonesia dan 115.000.000 orang di Indonesia berpotensi naik ke kelas atas (Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rolande Pryce, 2022).

"Dengan demikian prospek usaha bimbel lavender masih terbuka sangat besar dengan menargetkan target market pada segmen orangtua siswa sebagai pelanggan perseroan,” imbuh Galih.

 

 

2 dari 4 halaman

Target 2023

Sebelumnya, PT Lavender Bina Cendikia Tbk optimistis memiliki proses yang cerah usai debut di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Utama PT Lavender Bina Cendikia Tbk, Galih Pandekar bahkan memasang target laba bersih Rp 10 miliar pada 2023. Laba itu sejalan dengan pendapatan yang ditargetkan mencapai Rp 35 miliar.

"Laba kita proyeksinya di 2023 bisa Rp 10 miliar dan target sales yang kita kejar di 2023 34–35 miliar," kata dia dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Perseroan berhasil membukukan lonjakan laba bersih tahun berjalan per Mei 2022 sebesar Rp 4,02 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 2,31 miliar. Raihan itu sejalan dengan pendapatan perseroan per 31 Mei 2022 yang tercatat sebesar Rp 8,76 miliar, naik 136,91 persen bila dibandingkan posisi per 31 Mei 2021 yaitu sebesar Rp 3,7 miliar.

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh adanya program baru dari Perseroan yaitu program kelas khusus kedokteran dengan harga lebih tinggi. Sampai dengan akhir tahun, pendapatan diproyeksikan meningkat hampir dua kali lipat.

“Pendapatan atau sales tahun ini mungkin kita proyeksinya sentuh angka 15 miliar,"imbuh dia.

Perseroan menjalankan kegiatan usaha dengan nama bimbingan belajar Lavender (Bimbel Lavender). target market usaha perseroan adalah siswa yang ingin masuk PTN dan orangtua dari siswa ingin anaknya lulus di PTN. BMBL mengkhususkan segmen kelas menengah atas dalam target usahanya.

 

3 dari 4 halaman

IPO Perseroan

Sebelumnya, PT Lavender Bina Cendikia Tbk gelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, Lavender Bina Cendikia melepas sebanyak-banyaknya 280 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 40 per saham atau setara 27,19 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan setelah IPO. 

Melansir prospektus perseroan, Senin (19/12/2022), harga pelaksanaan pada rentang Rp 187—196 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana segar dari IPO sebanyak-banyaknya Rp 54,88 miliar.

Bersamaan dengan penawaran umum perdana saham, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 224 juta waran seri I atau setara 29,87 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor perseroan. Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang efek pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang sepuluh saham baru perseroan berhak memperoleh delapan waran seri I, di mana setiap satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.

Waran seri I ini bernilai nominal Rp 40 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 250 yang dapat dilakukan setelah enam bulan sejak diterbitkan, sampai dengan enam bulan berikutnya yaitu sejak 6 Juli 2023 sampai dengan 8 Januari 2024.

Total dana dari waran seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 56 miliar. Perseroan berencana mengalokasikan 75 persen dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure/capex).

Sisanya sekitar 25 persen akan digunakan untuk modal kerja. Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan.

 

 

4 dari 4 halaman

Jadwal IPO

Setelah IPO, mulai tahun buku 2022 dan seterusnya, manajemen perseroan bermaksud membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 25 persen atas laba bersih tahun buku 2022 dan dibagikan pada 2023.

Jadwal:

Masa penawaran awal: 19—26Desember 2022

Perkiraan tanggal efektif: 29 Desember 2022

Perkiraan masa penawaran umum: 2—4 Januari 2023

Perkiraan tanggal penjatahan: 4 Januari 2023

Perkiraan tanggal distribusi saham dan waran seri I: 5 Januari 2023 

Perkiraan tanggal pencatatan saham dan waran seri I di BEI: 6 Januari 2023

Perkiraan awal perdagangan saham dan waran seri I: 6 Januari 2023

Perkiraan akhir perdagangan waran seri I :

 - Pasar reguler & negosiasi: 6 Januari 2023 — 3 Januari 2024

- Pasar tunai: 6 Januari — 5 Januari 2024

Perkiraan awal pelaksanaan waran seri I: 6 Juli 2023

Perkiraan akhir pelaksanaan waran seri I: 8 Januari 2024