Sukses

Emiten Pengelola Bioskop CGV Optimistis Pendapatan Meningkat pada 2023

Graha Layar Prima (BLTZ) atau emiten pengelola bioskop CGV juga berharap pendapatan perusahaaan bisa meningkat pada 2023 dengan antrean film bagus lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) atau CGV Indonesia optimistis pertumbuhan laba dan pendapatan hingga akhir tahun ini. Hal itu sehubungan dengan penayangan film-film yang masih menarik pada minggu ini, seperti Avatar dan film lokal lainnya.

Graha Layar Prima juga berharap pendapatan perusahaaan bisa meningkat pada 2023 dengan antrean film bagus lainnya.

Financial Controller Perseroan, Arie Hartono Putra mengatakan, untuk proyeksi pertumbuhan laba dan pendapatan pada tahun depan harus melihat kinerja sepanjang tahun ini.

"Kami melihat dahulu movie line up pada 2023 dan mudah-mudahan movie line up bagus. Sehingga, pertumbuhan pendapatan 2023 bisa ikut meningkat," kata Arie dalam paparan publik insidental, Selasa (27/12/2022).

Masih dalam kesempatan yang sama, Direktur Graha Layar Prima Haryani Suwirman menuturkan, CGV Indonesia telah mengoperasikan 71 bioskop hingga Desember 2022. 

Adapun, tiga bioskop baru yang terletak di Paradise Mall Serpong (Tangerang), Malang City Point (Malang), dan Point Square (Jakarta Selatan). Perseroan telah mengoperasikan 70 bioskop per 30 September 2022 dan hingga saat ini telah mengoperasikan 71 bioskop, terbaru di Point Square yang terletak di Jakarta Selatan.

"Sehingga total bioskop yang telah dioperasikan hingga hari ini sebanyak 71 bioskop," kata dia.

Sementara itu, Haryani juga mengungkapkan terkait target dan rencana kerja CGV Indonesia pada 2023, salah satunya melakukan ekspansi bioskop kembali. 

"Untuk ekspansi bioskop, Perseroan tetap melakukan rencana membuka bioskop baru, lokasi dan jumlah layar," kata dia.

 

2 dari 4 halaman

Strategi Perseroan

Perseroan juga akan meningkatkan target penonton dengan upaya menayangkan berbagai film. Target tersebut juga didorong oleh kepercayaan penonton untuk kembali ke bioskop sebagai sarana hiburan. 

"Meningkatkan target penonton melalui film-film hasil dari produksi dari produser yang terlihat meningkat dan kepercayaan penonton kembali ke bioskop untuk hiburan dan keluarga. Kita lakukan kualitas service dan produk film-film itu sendiri," kata Haryani. 

Haryani juga menyebutkan, pihaknya akan memaksimalkan penjualan makanan dan minuman dengan menambah variasi produk dan menu untuk memperkuat lini bisnis ini. Bahkan, CGV Indonesia juga akan meningkatkan promo-promo serta melakukan kerja sama dengan mitra. 

Terakhir, Perseroan akan memaksimalkan alternatif film maupun non-film. Salah satu alternatif film, yakni menayangkan animasi, dokumenter, dan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan penonton. Lalu, untuk non-film dengan diadakannya event-event di venue CGV Indonesia untuk pelanggan.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan Kuartal III 2022

Mengutip laporan keuangan, BLTZ mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 794,04 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 104,55 miliar atau meningkat 659,48 persen.

Pendapatan bersih BLTZ per kuartal III 2022 masih didominasi segmen bioskop sebesar Rp 531,25 miliar. Adapun,pendapatan dari segmen makanan dan minuman sebesar Rp 226,58 miliar hingga kuartal III 2022. Tak hanya itu, segmen event dan iklan menyumbang Rp 36,14 miliar dan segmen lainnya Rp 54 juta.

Sementara itu, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BLTZ menurun dari per kuartal III 2021 Rp 233,84 miliar menjadi Rp 14,83 miliar per kuartal III 2022.

4 dari 4 halaman

Graha Layar Prima Kantongi Pinjaman Rp 85 Miliar dari Bank Shinhan

Sebelumnya, PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ), emiten pengelola jaringan bioskop CGV meraih fasilitas kredit senilai Rp 85 miliar dari Bank Shinhan.

PT Graha Layar Prima Tbk teken perjanjian fasilitas kredit dengan PT Bank Shinhan Indonesia (Bank Shinhan) senilai Rp 85 miliar pada 19 November 2021. Fasilitas pinjaman ini untuk membiayai kebutuhan modal kerja perseroan.

“Pertimbangan dan alasan dilakukan transaksi ini untuk mendukung kegiatan usaha utama perseroan dalam hal kebutuhan modal kerja perseroan,” tulis Graha Layar Prima dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (24/11/2021).

Perseroan memperoleh fasilitas kredit tersebut dari Bank Shinhan merupakan transaksi material yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha, walaupun nilai transaksi yang diperoleh perseroan lebih dari 20 persen dari total ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan perseroan yang diaudit per 31 Desember 2020.

Namun, fasilitas kredit ini diperoleh Graha Layar Primasecara langsung dari bank sehingga perseroan diwajibkan melaporkan selambatnya dua hari kerja setelah terjadinya transaksi material yang dikecualikan tersebut.