Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) optimistis dapat melanjutkan pertumbuhan kinerja tahun depan, kendati diselimuti bayangan resesi.
Merujuk pernyataan Kementerian Keuangan resesi akan berdampak minim terhadap Indonesia, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra yakin perseroan dapat mencapai pertumbuhan yang konservatif.
Baca Juga
"Saat ini untuk tetap pada posisi berhati-hati, tidak ekspansif. Kami mengikuti pendapat Menteri Keuangan, Sri Mulyani dengan proyeksi kemungkinan besar Indonesia hanya akan terdampak secara marginal. Untuk itu kami berkeyakinan plan sudah kita sesuai, kita akan terbangkan lebih banyak penerbnagan domestik, dan menyeleksi penerbangan ke luar negeri,” kata Irfan dalam paparan publik perseroan, Selasa (27/12/2022).
Advertisement
Di sisi lain, perseroan juga terus memantau data pertumbuhan penumpang untuk moda transportasi udara saat ini. Meski tercatat tumbuh, namun Irfan mencermati data tersebut kemungkinan bersifat semu atau tren sementara.
Melansir data Badan Pusat statistik (BPS), jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat pada Oktober 2022 sebanyak 4,6 juta orang, naik 10,08 persen dibanding September 2022. Jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) juga mengalami kenaikan, yaitu sebesar 7,22 persen menjadi 985,7 ribu orang.
Selama Januari–Oktober 2022, jumlah penumpang domestik sebanyak 42,7 juta orang dan jumlah penumpang internasional sebanyak 5,1 juta orang. Masing-masing naik sebesar 88,94 persen dan 1.010,64 persen dibanding kondisi pada periode yang sama pada 2021.
Pasang Target Konservatif
“Kami masih mewaspadai apakah data itu nyata atau banyak diisi revenge travelers, yaitu orang-orang yang setelah pandemi terbang terus kemana-mana. Misal, biasanya ke Bali hanya setahun tiga kali, tapi sekarang jadi sampai 12 kali. Nah, apakah yang bersangkutan akan mempertahankan 12 kali penerbangan ke Bali dalam setahun atau kembali ke situasi sebelum pandemi menjadi tiga kali,” ujar Irfan.
Untuk itu, perseroan memasang proyeksi konservatif untuk tahun depan. Adapun strategi transformasi bisnis yang akan dilakukan perseroan ke depannya, meliputi penurunan lease rate, optimalisasi jumlah dan tipe pesawat, penetapan power by hour, optimalisasi route network, serta optimalisasi pendapatan kargo dan ancillary.
"Jadi kita akan konservatif tahun depan. Kami yakin ini cara yang terbaik buat kita untuk bisa hadapi ancaman resesi 2023,” pungkas Irfan.
Advertisement
Libur Natal Bawa Berkah Buat Garuda Indonesia, Penumpang Naik 30 Persen
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat ada kenaikan jumlah penumpang yang cukup signifikan saat momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 atau Nataru. Bahkan, kenaikannya mencapai 30 persen.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkap ada kenaikan jumlah penumpang sebesar 30 persen selama momen Natal 2022. Kenaikan ini terjadi jika dibandingkan dengan data per November 2022 lalu.
Irfan menyebut masih akan mendata jumlah penumpang untuk periode peringatan Tahun Baru 2023. Itu berarti masih ada kemungkinan peningkatan kembali.
"Peningkatannya sih kalau dibanding November (sebesar) 30-an persen yang booking, kita masih liat penambahan-penambahan per hari. Masih ada seminggu lagi. Banyak yang pulang karena Natal, banyak yang pulang karen Tahun Baru," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/12/2022).
"Puncak peak season Garuda Indonesia Group 60 ribu penumpang per tanggal 23 Desember 2022," tambahnya.
Dia menilai, momen Nataru kali ini cukup berbeda dengan momen libur lebaran 2022. Itu merujuk pada jumlah penumpang yang dilayani maskapai pelat merah ini.
"Cuma yang ingin saya sampaikan, kami turut bertanya, kalau dibanding lebaran ini fenomenanya agak beda, kalau lebaran itu lebih banyak one way ya. Jadi orang mudik terus baliknya kosong. Nanti kita pas menjemput agak kosong, terus abis itu penuh," bebernya.
Lebih Baik dari Kuartal III 2022
Kali ini, setiap perjalanan yang dilakukan Garuda Indonesia mencatatkan jumlah penumpang yang cukup banyak. Kendati, dia belum bisa menyebut angka pasti penumpang yang dilayaninya.
"Kalau ini banyak juga kayaknya yang natalan dan raun baruan di jakarta. Jadi lumayan lah komposisinya. Jadi ktia gak perlu melakukan hal-hal tertentu yang spesial ya. Kita juga sangat siap apabila memang ada kebutuhan tambahan pesawat khususnya ke destinasi-destinasi yang populer ya," ia menambahkan.
Irfan mengaku optimistis kalau catatan penumpang akan lebih tinggi dari Kuartal III-2022. Salah satunya dampak dari peningkatan selama momen Nataru kali ini.
Namun, secara angka pasti, Irfan masuh ingin menunggu sampai rampungnya catatan penumpang hingga berakhirnya kuartal IV 2022.
"Jelas lebih baik dibandingkan kuartal III apalagi Desember ini, yang kedua tentu saja kita harapkan peningkatan pendapatan atau keuntungan dibandingkan semester pertama," tutur dia.
Advertisement