Liputan6.com, Jakarta - Mengacu pada kebutuhan pendanaan di industri pasar modal, Pendanaan Efek Indonesia (PEI) menyusun roadmap (peta jalan) pengembangan produk pendanaan pasar perdana (IPO Financing) yang telah dimulai sejak 2022.
Direktur Pendanaan Efek Indonesia, Suryadi mengatakan, pihaknya akan mengambil peran untuk mengembangkan IPO Financing.
Baca Juga
"Kami akan meminta (izin) pada OJK, PEI mengambil peran disana jadi inilah beberapa inisiatif dari PEI," kata Suryadi dalam Media Gathering PEI secara virtual, Rabu (27/12/2022).
Advertisement
Menurut ia, PEI akan menjadi salah satu lembaga yang menjadi penyedia likuiditas di pasar modal, tidak hanya di pasar sekunder, tetapi juga masuk di pasar primer.
Sementara itu, keterbatasan sumber pendanaan bagi investor di pasar perdana, merupakan peluang bagi PEI untuk dapat memberikan kesempatan bagi investor dalam mengoptimalkan keuntungan dari sektor pasar modal, bahkan dari hari pertama Efek tersebut ditransaksikan di bursa.
Kajian awal atas produk tersebut telah selesai dilakukan pada tahun 2022, dan pada tahun depan PEI merencanakan untuk melakukan pendalaman dan studi komparasi terkait implementasi IPO Financing di negara lain.
"Harapannya, PEI telah menyelesaikan kajian menyeluruh atas IPO Financing dan mengajukan produk tersebut kepada OJK agar dapat segera diimplementasikan dan meningkatkan peluang pendanaan di pasar perdana bagi para investor Indonesia," kata dia.
Adapun, beberapa rencana kegiatan PEI pada 2023, sebagai berikut.
-PEI akan melakukan pendalaman pasar terkait detail kebutuhan industri terkait pendanaan pasar perdana, melalui acara gathering dan diskusi bersama para pelaku pasar.
-PEI akan melakukan studi komparatif pada praktik IPO Financing di negara lain, seperti Jepang dan Korea.
-Produk tersebut ditargetkan untuk dapat diajukan ke OJK sebagai produk pendanaan transaksi efek pada kuartal IV 2023.
PEI Bidik Pendanaan Efek Rp 250 M per Hari pada 2022
Sebelumnya, manajemen PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI)meyakini 2022 merupakan momen pemulihan sektor pasar modal, termasuk bisnis pendanaan efek. Hal ini seiring perkembangan ekonomi global, situasi pandemi yang semakin terkendali, serta target BEI, ID Clear dan KSEI selaku pemegang saham PEI.
Direktur PEI, Suryadi mengatakan, untuk pendanaan transaksi marjin pada 2022, PEI menargetkan nilai rata-rata posisi outstanding harian mencapai Rp 250 miliar.
"Rata-rata outstanding pendanaan transaksi margin itu kami harapkan mulai dari Januari sampai Desember 2022, rata-rata secara harian kami bisa mendanai sampai dengan Rp 250 miliar per hari," kata dia dalam edukasi wartawan pasar modal, Selasa (28/12/2021).
Target tersebut merujuk pada perkembangan jumlah investor, target IPO di tahun 2022, serta proyeksi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) BEI sebesar Rp 13,5 triliun. Sehingga PEI optimis bahwa target tersebut sejalan dengan perkembangan pasar modal pada 2022.
Pada 2022, PEI akan menyediakan produk pendanaan Transaksi Repurchase Agreement (REPO) dan pendanaan melalui Pinjam Meminjam Efek (PME). Keduanya akan memanfaatkan sistem terintegrasi yang saat ini telah dioperasikan oleh ID Clear.
PEI menargetkan pendanaan REPO akan dapat digunakan oleh Partisipan PEI pada kuartal II 2022. Target nilai pendanaan REPO pada 2022 mencapai rata-rata Rp 150 miliar per hari.
Sedangkan pendanaan melalui Pinjam Meminjam Efek (PME) diproyeksikan hadir pada kuartal III 2022, dengan target nilai pendanaan ditetapkan sebesar rata-rata Rp 15 miliar.
Advertisement
Penyaluran Pendanaan
Sebelumnya, PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang 2021. Sepanjang 2021, PEI telah menyalurkan pendanaan senilai lebih dari Rp 1,25 triliun, atau naik 24 persen jika dibandingkan dengan jumlah penyaluran pendanaan di tahun 2020.
"Peningkatan itu tidak terlepas dari pemulihan kondisi ekonomi seiring dengan melandainya pandemi,” kata Direktur Utama PEI, Armand Eugene Richir dalam edukasi wartawan pasar modal, Selasa, 28 Desember 2021.
Rata-rata outstanding harian hingga November 2021 yakni Rp 162,14 miliar. Naik 34,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 130,3 miliar. Posisi outstanding harian PEI juga mencapai rekor all time high pada 6 Desember 2021 dengan posisi pendanaan harian sebesar Rp 199,73 miliar. Hingga November 2021, total operating revenue PEI mencapai Rp 10,53 miliar yang berasal dari produk pendanaan transaksi margin. Angka itu meningkat 52 persen ibanidngkan peiode yang smaa tahun lalau sebesar Rp 6,92 miliar.
Nilai saham jaminan nasabah partisipan juga menngkat menjadi Rp 494,46 miliar hingga akhir November 2021. Naik 55,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 317,11 miliar.
"Namun demikian kami masih harus juga terus melakukan kegiatan marketing untuk dapat meningkatkan transaksi penyaluran pendanaan melalui PEI,” kata Armand.
Saat ini, PEI telah menjalin kerjasama dengan 13 Anggota Bursa. Tiga di antaranya merupakan Partisipan baru PEI di tahun 2021, yaitu Erdikha Elit Sekuritas, Buana Capital Sekuritas, dan Surya Fajar Sekuritas.
"Dari penyaluran kami yang sebesar Rp 1 triliun itu, memang partisipan kami baru 4 dari 13 AB yang menggunakannya. Namun kami juga optimis bahwa di tahun-tahun mendatang akan bertambah partisipan yang akan menggunakan pendanaan dari PEI,” pungkas Armand.