Sukses

Bursa Saham Asia Tersungkur Imbas Koreksi Wall Street

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Kamis, 29 Desember 2022 mengikuti wall street.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Kamis, 29 Desember 2022. Koreksi wall street telah berdampak terhadap bursa saham Asia Pasifik dan investor bersiap hadapi 2023.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, indeks ASX 200 Australia merosot 0,88 persen. Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 0,94 persen, dan indeks Topix terpangkas 0,86 persen. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,57 persen seiring penjualan ritel pada November 2022 melemah 1,8 persen.

Pelonggaran lebih lanjut pembatasan COVID-19 di Hong Kong mulai berlaku pada 29 Desember 2022. Saham yang terkait dengan pembukaan kembali pun diawasi ketat. Selain itu, Hong Kong juga akan rilis data perdagangan. Demikian mengutip laman CNBC, Kamis (29/12/2022).

Di sisi lain, pemerintah Amerika Serikat mengumumkan akan mewajibkan penumpang pesawat yang datang dari China, Hong Kong dan Makau menunjukkan tes COVID-19 negatif mulai 5 Januari 2023 terlepas dari status vaksinasi.

Di wall street, indeks acuan melemah seiring investor bersiap hadapi akhir 2022. Saham Apple membebani indeks Dow Jones dan menembus level kunci hingga jatuh ke level terendah dalam 52 minggu lainnya.

Saham Apple menyentuh posisit USD 129. Sejumlah analis menilai, Apple dengan saham kapitalisasi pasar terbesar, sebagai pemimpin pasar secara keseluruhan dan pengaruh besar pada sentimen investor. “Ini tidak bagus untuk pasar secara keseluruhan. Akhir tahun adalah waktu yang funky, tetapi jika berlanjut hingga beberapa minggu pertama tahun ini, itu nyata,"

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia pada 28 Desember 2022

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 28 Desember 2022. Hal ini setelah wall street juga beragam seiring investor mencerna tantangan ekonomi pada 2023.

Indeks Hang Seng bertambah 1,56 persen menjadi 19.898,91, dan memimpin penguatan di Asia Pasifik. Hal ini setelah Chief Executive John Lee mengumumkan pelonggaran pembatasan COVID-19.

Di China, indeks Shanghai melemah 0,26 persen ke posisi 3.087,4. Indeks Shenzhen turun 0,86 persen ke posisi 11.010,53. Yuan sedikit berubah dan berada di kisaran 6,707 terhadap dolar AS.

Di Korea Selatan, indeks Kospi merosot 2,12 persen ke posisi 2.280 yang didorong saham produsen chip dan manufaktur baterai.

Indeks ASX 200 di Australia merosot 0,30 persen ke posisi 7.086,4. Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,41 persen ke posisi 26.340,5 dan indeks Topix terpangkas ke posisi 1.909,02. Bank of Japan menegaskan kembali pendiriannya yang ditunjukkan dari rilis ringkasan opini dari pertemuan kebijakan moneter pekan lalu yang secara tak terduga memperluas kisaran target imbal hasil obligasi pemerintah Jepang.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 28 Desember 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Rabu, 28 Desember 2022. Koreksi wall street terjadi seiring pelaku pasar melihat potensi rugi pada akhir 2022 dan bersiap diri memasuki 2023.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 365,85 poin atau 1,1 persen ke posisi 32.875,71. Indeks S&P 500 merosot 1,2 persen ke posisi 3.783,22. Indeks Nasdaq tergelincir 1,35 persen ke posisi 10.213,29.

Saham Apple membebani indeks Dow Jones seiring menembus level kunci dan jatuh ke level terendah dalam 52 minggu. Di sisi lain, sektor energi penghambat terbesar di indeks S&P 500 seiring harga minyak dan gas alam yang merosot. Saham EQT, APA dan Marathon Oil termasuk penghambat di indeks saham.

Sementara itu saham Southwest Airlines melanjutkan koreksi seiring pembatalan penerbangan karena kondisi cuaca musim dingin yang parah. Saham Southwest Airlines merosot lebih dari 5 persen.

“Saham akhirnya menguat secara bersamaa, tetapi tidak bertahan,” ujar Pendiri dan Chief Investment Officer of Growth Investing Navellier and Associates, dikutip dari laman CNBC, Kamis (29/12/2022).

Ia menambahkan, pada volume perdagangan rendah, pasar mencoba yang terbaik untuk tetap berada di pasar setelah awal yang mengecewakan pada reli sinterklas. “Ini sedikit kebaikan dari rata-rata karena sektor yang paling terpukul,” ujar dia.

4 dari 4 halaman

Kinerja Indeks Acuan di Wall Street

Navellier mengatakan, pelaku pasar tampak kelelahan dan dapat dipahami. “Tidak lagi mengharapkan reli besar secara teknikal dan hanya berharap untuk mencapai Jumat sore tanpa kerugian berarti lebih lanjut,” ujar dia.

Ia mengatakan, sejumlah sentimen yang mendorong sebagian besar ketidakpastian utama pada 2022 antara lain kasus COVID-19 di China, perang Ukraina-Rusia, pasokan energi yang ketat dan bank sentral yang hawkish. “Akan menunggu kita di sisi lain,” tutur dia.

Saat pekan terakhir perdagangan, pasar saham berada di jalur terburuk sejak 2008. Indeks Nasdaq catat kinerja terburuk di antara indeks acuan lainnya. Indeks Nasdaq melemah 34,7 persen pada 2022 seiring investor keluar dari growth stock di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi. Perusahaan teknologi di Nasdaq paling sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Indeks Dow Jones dan S&P 500 berada di jalur koreksi. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing melemah 9,5 persen dan 20,6 persen.