Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) diproyeksi menguat setelah berhasil menggalang dana melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, dengan mencatat pemesanan saham baru yang oversubscribed 1,4 kali.
Pengamat saham syariah Asep Muhammad Saepul Islam menuturkan, hal tersebut mencerminkan antusiasme dan kepercayaan investor terhadap prospek bank syariah terbesar di Indonesia tersebut. Dia mengatakan, dengan demikian selanjutnya akan diikuti dengan menguatnya saham BRIS.
Baca Juga
"Jika dilihat sekilas nampak sudah mulai ada pembalikan arah dari support kuat Rp1.075- Rp1.095," tutur Asep Muhammad Saepul Islam yang biasa disapa Mang Amsi, pada Rabu, 28 Desember 2022, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Advertisement
Ia menambahkan, resisten kuat berikutnya terlihat pada pergerakan 200 harian, yakni pada level 1.430-1.440. “Jika ini berhasil ditembus, kemungkinan akan menguji resisten berikutnya di Rp1670–Rp1.705,” ujar Mang Amsi yang juga merupakan pendiri Komunitas Saham Syariah.
Mang Amsi menilai, harga saham BRIS saat ini masih di bawah level harga wajar. Bila melihat dari sisi fundamental, harga wajar BRIS pada kisaran level 1.550 hingga 2.100. “Sehingga jika diambil rata-rata target harga analis ada di kisaran Rp1.838,” ujar dia.
Bila melihat kurva mingguan dalam tiga bulan terakhir, kemungkinan BRIS akan menguji resistensi pada level Rp1.705. Apabila berhasil ditembus, nilai wajar secara fundamental pada level Rp1.835 dan berikutnya Rp1.965.
Senada dengan Mang Amsi, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai saham Bank Syariah Indonesia memiliki prospek yang sangat baik. Hal ini terbukti dengan adanya kelebihan pemesanan dari penerbitan saham baru perusahaan.
"Kinerja laporan keuangan BRIS lumayan kuat dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar dia secara terpisah.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Kinerja Bank Syariah Indonesia
BSI membukukan laba bersih Rp3,21 triliun pada kuartal III 2022 atau naik 42 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian ini merupakan salah satu yang tertinggi di kelasnya. Laba bank syariah terbesar di Indonesia itu disokong oleh indikator profitabilitas yang solid.
BSI mencatat tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) 2,08 persen pada kuartal III 2022 atau naik 38 basis poin (bps) dibandingkan dengan posisi September 2021.
Pada periode yang sama tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) mencapai 17,44 persen per September 2022 atau naik 362 bps. Fungsi intermediasi bank juga tumbuh signifikan. Penyaluran pembiayaan BSI pada kuartal III 2022 mencapai Rp199,82 triliun, naik 22,35 persen yoy. Kinerja penyaluran dana tersebut diiiringi dengan perbaikan kualitas pembiayaan.
Rasio nonperforming financing (NPF) gross bank turun dari 3,05 persen menjadi 2,67 persen. Begitu pula dengan NPF net yang turun dari 1,02 persen menjadi 0,59 persen.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), bank membukukan pertumbuhan 11,86 persen yoy, menjadi Rp245,18 triliun. Pertumbuhan DPK ini didorong porsi dana murah atau current account savings account (CASA) yang naik dari 55,80 persen menjadi 60,90 persen.
Advertisement
Selanjutnya
Alhasil biaya dana atau cost of fund turun 54 bps dari 2,1 persen per September 2021 menjadi 1,56 persen per September 2022. Hal ini pun ikut mengerek laba BSI hingga kuartal ketiga tahun ini. Kinerja ini, kata Arjun, akan berlanjut pada masa yang akan datang. Arjun juga menilai, bila melihat kinerja tersebut, harga saham BRIS terbilang under value atau di bawah harga pasar.
"Berdasar data Infovesta, rata-rata price to book value (PBV) industri perbankan saat ini 3,51 kali. Sementara itu, PBV BRIS masih pada level 2,13 kali,” ia menambahkan.
Selain itu, BSI saat ini dalam posisi diuntungkan. Sektor perbankan tengah di atas angin karena kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Adapun sejak akhir perdagangan saham baru, kinerja BRIS menguat 9,96 persen.
Pada perdagangan Rabu, 28 Desember 2022, saham ditutup pada level Rp1.270. Saham BRIS tercatat diperjualbelikan 6.110 kali dengan rata-rata nilai Rp1.275 per saham. Perusahaan mencatat kapitalisasi pasar senilai Rp58,55 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 35,36 juta.
Harga Rights Issue
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melakukan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Bank Syariah Indonesia berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 lembar saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (7/12/2022), Bank Syariah Indonesia akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 lembar saham dengan nilai nominal saham baru Rp 500 per saham. Kemudian, harga pelaksanaan rights issue BRIS senilai Rp 1.000 per saham.
Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam rangka rights issue akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi sebesar 10,84 persen.
Dana hasil rights issue akan digunakan perseroan untuk penyaluran pembiayaan sehingga mendukung pertumbuhan bisnis perseroan. Diperkirakan perseroan memperoleh dana sebesar Rp 4,99 triliun dari rights issue.
Rasio rights issue tersebut 90.000 : 10.941. Setiap pemegang 90.000 saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan pada 15 Desember 2022 pukul 16.00 WIB.
Jadwal HMETD:
Tanggal Efektif: 5 Desember 2022
Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas HMETD:15 Desember 2022 Waktu 16:00
Tanggal Cum HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 13 Desember 2022
Tanggal Ex HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 14 Desember 2022
Tanggal Cum HMETD di Pasar Tunai: 15 Desember 2022
Tanggal Ex HMETD di Pasar Tunai: 16 Desember 2022
Tanggal Distribusi HMETD: 16 Desember 2022
Tanggal Pencatatan Efek di BEI: 19 Desember 2022
Periode Perdagangan HMETD: 19 Desember 2022 s.d 23 Desember 2022
Periode Pelaksanaan HMETD: 19 Desember 2022 s.d 23 Desember 2022
Periode Penyerahan Efek: 21 Desember 2022 s.d 27 Desember 2022
Tanggal Akhir Pembayaran Pesanan Efek Tambahan: 27 Desember 2022
Tanggal Penjatahan: 28 Desember 2022
Tanggal Pengembalian Kelebihan Uang Pesanan: 29 Desember 2022
Advertisement