Liputan6.com, Jakarta - PT Penta Valent, perusahaan bergerak di usaha distributor produk farmasi dan produk konsumsi menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan melepas 368 juta saham ke publik.
Mengutip laman e-ipo, PT Penta Valent Tbk melepas saham perdana ke publik setara 20,67 persen dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Saham tersebut merupakan saham baru dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Perseroan menawarkan harga perdana di kisaran Rp 120-Rp 149 per saham. Dengan demikian, perseroan mengincar dana IPO di kisaran Rp 44,16 miliar-Rp 54,83 miliar.
Baca Juga
Perseroan juga menggelar program employee stock allocation (ESA). Program ESA ini dialokasikan maksimal 5 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum atau maksimal 18,40 juta saham. Adapun seluruh biaya yang timbul dengan pelaksanaan ESA berupa pembelian saham untuk pemberian saham penghargaan akan ditanggung seluruhnya oleh perseroan yang sumber dana berasal dari kas perseroan.
Advertisement
 Seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan untuk modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis perseroan.
Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Setelah pelaksanaan IPO dan program ESA, pemegang saham perseroan antara lain PT Tancorp Mega Buana sebesar 40,02 persen, PT Maramakmur Selaras sebesar 20,05 persen, PT Multi Pidotama Mandiri sebesar 19,26 persen, masyarakat sebesar 19,64 persen dan karyawan (Program ESA) sebesar 1,03 persen.
Kinerja Perseroan dan Kebijakan Dividen
Perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,16 triliun hingga 31 Juli 2022. Penjualan perseroan naik 16,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya (tidak diaudit-red) sebesar Rp 1 triliun. Laba periode berjalan tercatat Rp 9,71 miliar hingga 31 Juli 2022. Laba perseroan tumbuh 13,80 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,53 miliar.
Perseroan membukukan total ekuitas sebesar Rp 134,98 miliar hingga 31 Juli 2022 dari periode 31 Desember 2021 sebesar Rp 114,65 miliar. Total liabilitas tercatat Rp 514,35 miliar hingga 31 Juli 2022 dari 31 Desember 2021 sebesar Rp 448,28 miliar. Perseroan mencatatkan aset sebesar Rp 649,33 miliar hingga 31 Juli 2022 dari periode 31 Desember 2021 sebesar Rp 562,93 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 7,48 miliar hingga 31 Juli 2022 dari 31 Desember 2021 sebesar Rp 3,48 miliar.
Untuk kebijakan dividen, perseroan menyatakan setelah dilaksanakan IPO akan membayar dividen maksimal 30 persen mulai 2023 berdasarkan dari laba bersih 2022. Dengan tetap memperhatikan persetujuan RUPS perseroan, direksi perseroan dapat, dari waktu ke waktu mengubah kebijakan pembagian dividen perseroan.
Pembayaran dividen ke depan akan bergantung pada berbagai faktor antara lain laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan dan likuiditas, prospek bisnis, kebutuhan kas, peluang bisnis. Selain itu, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Jadwal sementara IPO:
-Masa penawaran awal pada 30 Desember 2022-5 Januari 2023
-Perkiraan tanggal efektif pada 13 Januari 2023
-Perkiraan masa penawaran umum pada 17-19 Januari 2023
-Perkiraan tanggal penjatahan pada 19 Januari 2023
-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 20 Januari 2023
-Perkiraan tanggal pencatatan pada 24 Januari 2023
Advertisement
Penutupan IHSG pada 30 Desember 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan terakhir 2022, Jumat (30/12/2022). Koreksi IHSG ini juga terjadi di tengah pemerintah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Mengutip data RTI, IHSG melemah tipis 0,14 persen ke posisi 6.850,61. Indeks LQ45 merosot 0,29 persen ke posisi 937,17. Sebagian besar indeks acuan melemah. Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.888,73 dan terendah 6.838,58.
Sebanyak 224 saham menguat dan 287 saham melemah. 197 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 950.384 kali dan volume perdagangan 18,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.645.
Mayoritas indeks sektor saham menguat dan melemah hampir berimbang. Sektor saham energi melemah 0,17 persen, sektor saham basic turun 0,64 persen, sektor saham industri tergelincir 0,13 persen, sektor saham teknologi dan sektor saham nonsiklikal masing-masing terpangkas 0,89 persen.
Mengutip kanal News Liputan6.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di Indonesia. Menurutnya, ini dilakukan setelah melalui kajian dalam waktu cukup panjang.
Jokowi menyampaikan, tingkat kasus di Indonesia telah masuk pada kategori yang rendah. Sehingga, keputusan untuk mencabut PPKM adalah hal yang tepat.
"Kita ini mengkaji sudah lebih dari 10 bulan, dan lewat pertimbangan-pertimbangan yang berdasarkan angka-angka yang ada, maka pada hari ini pemerintah memutuskan untuk mencabut PPKM yang tertuang dan Instruksi mendagri Nomor 50 dan 51 tahun 2022,"kata dia dalam konferensi pers, Jumat, 30 Desember 2022.
"Jadi tidak ada lagi pembatasan kerumunan dan pergerakan masyarakat," ia menambahkan.
Top Gainers-Losers pada 30 Desember 2022
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham BCIC melambung 34,88 persen
-Saham SINI melambung 24,86 persen
-Saham TFAS melambung 24,50 persen
-Saham CLAY melambung 24,14 persen
-Saham RELI melambung 22,73 persen
Â
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham ISAP merosot 10 persen
-Saham KIOS merosot 6,91 persen
-Saham PLAN merosot 6,90 persen
-Saham OMRE merosot 6,90 persen
-Saham BSBK merosot 6,88 persen
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
-Saham NZIA tercatat 31.117 kali
-Saham GOTO tercatat 28.553 kali
-Saham BCAP tercatat 24.643 kali
-Saham PADA tercatat 23.644 kali
-Saham BSBK tercatat 23.640 kali
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham BBRI senilai Rp 897,9 miliar
-Saham BBCA senilai Rp 383,4 miliar
-Saham ADRO senilai Rp 376.4 miliar
-Saham TLKM senilai Rp 300,4 miliar
-Saham GOTO senilai Rp 260,7 miliar
Â
Advertisement