Sukses

Beli Saham BMRI, Direktur Bank Mandiri Rogoh Rp 396 Juta

Direktur PT Bank Mandiri Tbk Riduan membeli 40.000 saham BMRI dengan harga Rp 9.900 pada 28 Desemebr 2022

Liputan6.com, Jakarta - Direktur PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Riduan menambah kepemilikan saham BMRI pada akhir Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (1/1/2023), Direktur PT Bank Mandiri Tbk Riduan membeli 40.000 saham BMRI dengan harga Rp 9.900 pada 28 Desemebr 2022. Dengan demikian, ia merogoh kocek sekitar Rp 396 juta untuk membeli saham BMRI tersebut.

"Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan saham langsung,” demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.

Setelah transaksi pembelian saham BMRI, Riduan memiliki 1.982.000 saham BMRI atau setara 0,0042471 persen dari sebelumnya 1.942.000 saham.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 30 Desember 2022, saham BMRI melemah tipis 0,50 persen ke posisi Rp 9.925 per saham. Saham BMRI dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 10.000 per saham.

Saham BMRI berada di level tertinggi Rp 10.050 dan terendah Rp 9.925 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.359 kali dengan volume perdagangan 205.625 saham. Nilai transaksi Rp 205,2 miliar. Kapitalisasi pasar saham Bank Mandiri tercatat Rp 463,17 triliun.

2 dari 4 halaman

Bank Mandiri Setor Modal ke BRIS

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melakukan penambahan penyertaan modal kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebesar Rp 2,75 triliun. Penambahan modal tersebut dilakukan pada 19 Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (21/12/2022), penambahan modal tersebut dilakukan dalam rangka pelaksanaan hak atas penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue Bank Syariah Indonesia. 

"Penambahan penyertaan modal Perseroan kepada BSI diharapkan dapat mendukung kegiatan bisnis dan operasional BSI sebagai bagian dari Mandiri Group yang bergerak di bidang keuangan syariah," tulis Corporate Secretary BMRI, Rudi As Aturridha, dikutip Rabu (21/12/2022).

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melakukan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Bank Syariah Indonesia berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 lembar saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu, 7 Desember 2022, Bank Syariah Indonesia akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 lembar saham dengan nilai nominal saham baru Rp 500 per saham. Kemudian, harga pelaksanaan rights issue BRIS senilai Rp 1.000 per saham. 

Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam rangka rights issue akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi sebesar 10,84 persen.

Dana hasil rights issue akan digunakan perseroan untuk penyaluran pembiayaan sehingga mendukung pertumbuhan bisnis perseroan. Diperkirakan perseroan memperoleh dana sebesar Rp 4,99 triliun dari rights issue.

 

3 dari 4 halaman

Rasio Rights Issue

Rasio rights issue tersebut 90.000 : 10.941. Setiap pemegang 90.000 saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan pada 15 Desember 2022 pukul 16.00 WIB.

Jadwal HMETD:

Tanggal Efektif: 5 Desember 2022

Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas HMETD:15 Desember 2022 Waktu 16:00 

Tanggal Cum HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 13 Desember 2022 

Tanggal Ex HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 14 Desember 2022 

Tanggal Cum HMETD di Pasar Tunai: 15 Desember 2022 

Tanggal Ex HMETD di Pasar Tunai: 16 Desember 2022 

Tanggal Distribusi HMETD: 16 Desember 2022 

Tanggal Pencatatan Efek di BEI: 19 Desember 2022 

Periode Perdagangan HMETD: 19 Desember 2022-23 Desember 2022 

Periode Pelaksanaan HMETD: 19 Desember 2022-23 Desember 2022 

Periode Penyerahan Efek: 21 Desember 2022-27 Desember 2022 

Tanggal Akhir Pembayaran Pesanan Efek Tambahan: 27 Desember 2022 

Tanggal Penjatahan: 28 Desember 2022 

Tanggal Pengembalian Kelebihan Uang Pesanan: 29 Desember 2022

 

4 dari 4 halaman

Bank Mandiri Siapkan Rp 21 Triliun Jelang Natal dan Tahun Baru 2023

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyiapkan kebutuhan uang tunai Rp 21 triliun untuk antisipasi kenaikan kebutuhan transaksi tunai di periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. 

Uang tunai tersebut naik sebesar 12 persen dibandingkan jumlah yang disiapkan pada tahun sebelumnya. Dana tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan transaksi tunai masyarakat selama 33 hari sejak 1 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menuturkan, meningkatnya alokasi tersebut dilakukan menyusul proyeksi kenaikan transaksi ATM masyarakat.

"Kami memperkirakan transaksi nasabah pada periode Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2023 akan mengalami peningkatan. Untuk itu, seluruh kantor cabang kami pun juga akan tetap beroperasi normal untuk melayani nasabah” kata Rudi dalam keterangan resmi, Kamis (15/12/2022)

Ia mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi puncak transaksi nasabah di ATM maupun EDC pada Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2023. 

Saat ini, total ATM Bank Mandiri yang beroperasi tercatat sebanyak 13.026 mesin yang terhubung dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima dan Visa/Plus di seluruh Indonesia.

"Transaksi pada mesin EDC diperkirakan juga akan mengalami peningkatan pada periode Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2023, mengingat adanya pembagian THR untuk karyawan yang merayakan Hari Raya Natal serta event Hari Belanja Nasional (Harbolnas)," ujar dia.

Selain itu, dalam mengantisipasi hal tersebut, Bank Mandiri telah menyediakan jaringan EDC yang digunakan oleh lebih dari 338.601 mitra merchant untuk mendukung transaksi non tunai nasabah. 

Rudi menambahkan, pihaknya juga memastikan Call Center 14000 atau Live Chat MITA pada akun resmi WhatsApp Bank Mandiri di +62 811-84-14000 siap untuk membantu nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.