Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan kondisi Bursa Eropa jauh berbeda dengan kondisi bursa Indonesia.
Mengutip pemberitaan media keuangan internasional, Mahendra mengatakan pasar Eropa mengalami kondisi brutal karena disebabkan oleh perang di Ukraina, inflasi tinggi dan kebijakan moneter yang ketat.
Baca Juga
“Kenapa dianggap brutal, karena ternyata European Stoxx 600 indeks turun 12 persen yang artinya terjelek sejak tahun 2018, yang artinya lagi adalah bahkan lebih jelek dari saat pandemi 2020-2021,” ujar Mahendra dalam acara peresmian pembukaan Bursa Efek Indonesia Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023, Senin (2/1/2023).
Advertisement
Mahendra menambahkan, eropa di tahun baru ini masuk ke kelesuan yang berat. Di sisi lain, Bank Sentral Inggris mengatakan ekonomi Inggris akan masuk terhadap apa yang disalahkan sebagai proses resesi berkepanjangan.
Membandingkan dengan situasi di Indonesia, Mahendra menuturkan Indonesia patut bersyukur di tengah gejolak dan ketidakpastian di banyak negara secara global, kinerja perekonomian Indonesia dan juga cerminan kinerja pasar modal Indonesia pada 2022 justru bertahan dan cenderung menunjukkan kinerja yang sangat positif.
"Bahkan terbaik dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN dan Asia secara umum tercermin dari kinerja IHSG ditutup 4 persen meningkat dibandingkan tahun lalu,” tutur Mahendra.
Aktivitas perdagangan pada 2022 juga mengalami kenaikan signifikan frekuensi transaksi harian mencapai 1,31 juta kali yang terbesar. Kapitalisasi pasar tertinggi mencapai angka Rp 9.500 triliun atau USD 600 miliar artinya 50 persen terhadap PDB Indonesia.
Mahendra turut mengungkapkan sepanjang 2022 terdapat 59 pencatatan saham baru (IPO). Sedangkan jumlah investor pasar modal di Indonesia meningkat mencapai 10,3 juta yang artinya 10 kali lipat atau 1000 persen dalam 5 tahun terakhir sejak 2017.
“Menarik lagi adalah didominasi oleh investor domestik yang sudah mencapai 55 persen dari seluruh investor dan kalau dihitung yang generasi milenial dan generasi Z atau Zilenial gabungannya adalah 58,7 persen,” pungkas Mahendra.
Presiden Jokowi Resmi Buka Pembukaan Perdagangan Perdana 2023
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka perdagangan saham pada 2023, tepatnya Senin, 2 Januari 2023. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembukaan perdagangan saham pada 2023.
Mengutip pengumuman undangan acara penutupan perdagangan BEI 2022 dan pembukaan perdagangan BEI 2023 disebutkan pembukaan perdagangan BEI 2023 rencananya diresmikan oleh Jokowi. Acara pembukaan perdagangan BEI 2023 akan dilakukan mulai pukul 08.30-09.30 WIB dan dapat disaksikan melalui youtube Indonesia Stock Exchange.
Presiden Jokowi pun hadir di Main Hall BEI untuk membuka perdagangan saham 2023. Ia memakai kemeja putih untuk hadiri pembukaan perdagangan di BEI.
Sebelumnya mengutip keterangan tertulis BEI, ditulis Senin (1/1/2023), Aktivitas pasar modal sepanjang 2022 bertumbuh positif. Pertumbuhan IHSG 4,09 persen year to date ke posisi 6.850,62 pada Jumat, 30 Desember 2022. Bahkan IHSG sempat menembus rekor baru, yakni pada level 7.318,016 pada 13 September 2022.
Sementara itu, kapitalisasi pasar saham pada 28 Desember 2022 mencapai Rp9.509 triliun atau naik 15,2 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 yakni Rp8.256 triliun, dan juga sempat menembus rekor baru sebesar Rp9.600 triliun pada 27 Desember 2022.
Sementara itu, aktivitas perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu. Rata–rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat Rp14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu yakni Rp13,4 triliun.Demikian mengutip dari keterangan tertulis, BEI.
Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir tahun 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir. Pertumbuhan juga tercermin pada rata – rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun lalu
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga 28 Desember 2022, ada 59 perusahaan tercatat uang melakukan IPO dan mencatatkan saham di BEI. Total penghimpunan dana melalui IPO saham mencapai Rp 33,06 triliun pada 202. Adapun, 825 perusahaan telah mencatatkan saham di BEI.
Advertisement
Pembukaan IHSG pada 2 Januari 2023
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada hari pertama perdagangan 2023, Senin (2/1/2023). Mayoritas indeks sektor saham menguat dan melemah.
Mengutip data RTI, IHSG dibuka melemah tipis 0,12 persen ke posisi 6.842. Indeks LQ45 turun 0,22 persen ke posisi 935,30. Sebagian besar indeks acuan melemah. Pada pukul 09.05 WIB, IHSG naik 0,03 persen ke posisi 6.852. Pada awal pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.854,73 dan terendah 6.836,50.
Sebanyak 211 saham menguat dan 171 saham melemah. 185 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 85.806 kali dengan volume perdagangan 1 miliar saham. Nilai transaksi Rp 421,3 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.633. Secara indeks sektor saham hampir berimbang baik yang menguat dan melemah.
Sektor saham energi melemah 0,50 persen, sektor saham kesehatan susut 0,30 persen, sektor saham properti tergelincir 0,39 persen, sektor saham infrastruktur terpangkas 0,66 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,05 persen.
Sementara itu, sektor saham basic menguat 0,28 persen, sektor saham industri bertambah 0,33 persen, sektor saham nonsiklikal menanjak 0,03 persen, sektor saham siklikal naik 0,24 persen. Selain itu, sektor saham keuangan bertambah 0,18 persen dan sektor saham teknologi mendaki 0,89 persen.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG melemah ke posisi 6.850 pada Jumat, 30 Desember 2022 dan menutup 2022 dengan naik 4 persen. Sektor saham energi mencatat kinerja terbaik diikuti industri dan kesehatan. Sedangkan sektor saham teknologi dan infrastruktur catat kinerja terburuk.
Di sektor keuangan, empat saham bank besar catat kinerja baik. Saham BMRI dan BBNI memimpin penguatan. Namun, saham bank digital kapitalisasi kecil turun sekitar 70 persen year to date (ytd). Penggerak saham tunggal terbesar adalah saham BYAN dengan menambah 375 poin ke indeks saham. Sedangkan GOTO dan ARTO menarik indeks 450 dan 122 poin.
Top Gainers-Losers pada 2 Januari 2023
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham UANG melonjak 22,91 persen
-Saham BNII melonjak 18,42 persen
-Saham TRIS melonjak 12,71 persen
-Saham LION melonjak 12,43 persen
-Saham SINI melonjak 11,31 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham ISAP melemah 7,07 persen
-Saham INAF melemah 6,96 persen
-Saham CMNP melemah 6,85 persen
-Saham CINT melemah 6,84 persen
-Saham FUJI melemah 6,83 persen
-Saham TFAS melemah 6,83 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
-Saham BBKP tercatat 14.800 kali
-Saham GPSO tercatat 11.001 kali
-Saham WSKT tercatat 7.494 kali
-Saham BBRI tercatat 4.911 kali
-Saham BCIC tercatat 4.226 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham BBRI senilai Rp 99,3 miliar
-Saham BHAT senilai Rp 73,3 miliar
-Saham ADRO senilai Rp 58,4 miliar
-Saham GOTO senilai Rp 24,2 miliar
-Saham BBCA senilai Rp 21,2 miliar
Advertisement