Sukses

Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi Beli Saham BMRI Hampir Rp 1 Miliar

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Darmawan Junaidi membeli saham BMRI pada 9 Desember 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Darmawan Junaidi membeli saham BMRI hampir Rp 1 miliar alias Rp 995 juta pada 9 Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (4/1/2023), Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi membeli saham BMRI sebanyak 100.000 lembar dengan harga pelaksanaan Rp 9.950. 

Dengan demikian, transaksi pembelian saham tersebut merogoh kocek sebesar Rp 995 juta. "Tujuan transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Manajemen Perseroan.

Sebelum melakukan transaksi tersebut, Darmawan menggenggam 2.106.100 lembar saham BMRI. Setelah melakukan transaksi pembelian saham, Darmawan memiliki 2.206.100 lembar saham BMRI. 

Sebelumnya, Direktur PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Riduan menambah kepemilikan saham BMRI pada akhir Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu, 1 Januari 2023, Direktur PT Bank Mandiri Tbk Riduan membeli 40.000 saham BMRI dengan harga Rp 9.900 pada 28 Desemebr 2022. Dengan demikian, ia merogoh kocek sekitar Rp 396 juta untuk membeli saham BMRI tersebut.

"Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan saham langsung," demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.

Setelah transaksi pembelian saham BMRI, Riduan memiliki 1.982.000 saham BMRI atau setara 0,0042471 persen dari sebelumnya 1.942.000 saham.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 30 Desember 2022, saham BMRI melemah tipis 0,50 persen ke posisi Rp 9.925 per saham. Saham BMRI dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 10.000 per saham.

Saham Bank Mandiri berada di level tertinggi Rp 10.050 dan terendah Rp 9.925 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.359 kali dengan volume perdagangan 205.625 saham. Nilai transaksi Rp 205,2 miliar. Kapitalisasi pasar saham Bank Mandiri tercatat Rp 463,17 triliun.

2 dari 4 halaman

Bank Mandiri Suntik Modal BRIS Rp 2,75 Triliun

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melakukan penambahan penyertaan modal kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebesar Rp 2,75 triliun. Penambahan modal tersebut dilakukan pada 19 Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (21/12/2022), penambahan modal tersebut dilakukan dalam rangka pelaksanaan hak atas penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue Bank Syariah Indonesia. 

"Penambahan penyertaan modal Perseroan kepada BSI diharapkan dapat mendukung kegiatan bisnis dan operasional BSI sebagai bagian dari Mandiri Group yang bergerak di bidang keuangan syariah," tulis Corporate Secretary BMRI, Rudi As Aturridha, dikutip Rabu (21/12/2022).

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melakukan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Bank Syariah Indonesia berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 lembar saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu, 7 Desember 2022, Bank Syariah Indonesia akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 lembar saham dengan nilai nominal saham baru Rp 500 per saham. Kemudian, harga pelaksanaan rights issue BRIS senilai Rp 1.000 per saham. 

Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam rangka rights issue akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi sebesar 10,84 persen.

Dana hasil rights issue akan digunakan perseroan untuk penyaluran pembiayaan sehingga mendukung pertumbuhan bisnis perseroan. Diperkirakan perseroan memperoleh dana sebesar Rp 4,99 triliun dari rights issue.

 

3 dari 4 halaman

Bank Mandiri Catat Portofolio Berkelanjutan Rp 221 Triliun

Sebelumnya, sebagai agen pengembangan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional, yang tercermin dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mencapai Rp31,3 triliun hingga September 2022. 

Tidak hanya itu, Bank Mandiri juga telah membantu membukakan akses masyarakat yang sebelumnya unbanked kepada layanan perbankan melalui dukungan 156 ribu Mandiri agen yang menjangkau 2,1 juta nasabah.

Bank Mandiri juga telah menerapkan tiga pilar implementasi nilai lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG. Ketiga pilar ini, menjadi target perseroan dalam mendukung ekosistem berkelanjutan. 

Hasilnya, sampai dengan September 2022 Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio berkelanjutan sebesar Rp 221 triliun. Dari portofolio itu, porsi yang khusus untuk portofolio hijau sebesar Rp101 triliun atau 24,4 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri. 

"Pembiayaan hijau atau green financing ini telah diarahkan untuk fokus ke sektor berkelanjutan, seperti sektor perkebunan yang telah tersertifikasi ISPO atau RSPO, energi baru dan terbarukan seperti pembangkit listrik bertenaga hydro, geothermal, transportasi, hingga ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Rabu (26/10/2022).

4 dari 4 halaman

Kinerja hingga September 2022

Sebelumnya, laba bersih konsolidasi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) hingga sembilan bulan pertama 2022 sudah melampaui capaian pada 2021. Adapun, bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu laba bersih bank berkode emiten BMRI ini sudah tumbuh 59,4 persen secara year on year (YoY) menembus Rp 30,7 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menuturkan, pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.

Hasilnya, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi ercatat sampai dengan akhir September 2022 berhasil tumbuh 14,28 persen secara YoY mencapai Rp 1.167,51 triliun. Pertumbuhan kredit jauh di atas  pertumbuhan industri pada September 2022 sebesar 11 persen YoY. Darmawan menilai, peningkatan kredit Bank Mandiri tentunya tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang masih solid.

"Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global,” tutur dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Fungsi intermediasi yang impresif tersebut, lanjut Darmawan, merata di seluruh segmen. Salah satunya adalah kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis Bank Mandiri tumbuh positif sebesar 12,2 persen YoY menjadi Rp 410 triliun per akhir September 2022.