Liputan6.com, Jakarta - Saham di sektor kesehatan bakal terdampak oleh kebijakan pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Menurut analis, kinerja emiten sektor kesehatan berpotensi menurun seiring dengan meredanya pandemi COVID-19.
Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan, kinerja emiten sektor kesehatan pada 2023 berpotensi melemah dibandingkan 2020-2021 yang merupakan high base pandemi COVID-19.
Baca Juga
Meski demikian, Jono menilai dalam jangka panjang emiten kesehatan memiliki prospek pertumbuhan yang baik seiring meningkatkan populasi dan kebutuhan layanan kesehatan yang baik.
Advertisement
"Sehingga, jika dibandingkan kinerja 2022 dengan 2019 (sebelum pandemi), rata-rata emiten kesehatan pada 2022 mencatatkan kinerja lebi baik dari 2019," kata Jono saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, (5/1/2023).
Bagi investor maupun calon investor, saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) bisa dipertimbangkan pada 2023.
Untuk saham yang dicermati, Jono memilih MIKA dengan target harga Rp 3.300 dan SIDO dengan target harga Rp 850.
Sementara itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menuturkan, selama ini yang mendorong emiten sektor kesehatan, seperti rumah sakit adalah pandemi COVID-19.
Jika pandemi mulai melandai, Arjun menilai tidak ada katalis yang akan mengorong sektor kesehatan ini. Namun, dengan adanya pencabutan kebijakan PPKM bisa menjadi katalis positif bagi sektor kesehatan, karena ada kemungkinan kenaikan kasus COVID-19 lagi.
Di sisi lain, bagi emiten sektor kesehatan yang ditopang oleh diversifikasi lini bisnis yang beragam, maka emiten tersebut diproyeksi tetap sanggup bertahan mencatatkan fundamental yang solid.
Dengan demikian, Arjun menilai saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) masih menarik untuk dicermati pada 2023. "Saham yang menarik adalah HEAL," kata Arjun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penutupan IHSG pada 4 Januari 2023
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan saham Rabu, (4/1.2023). Mayoritas indeks sektor saham tertekan dengan sektor energi memimpin koreksi.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,1 persen ke posisi 6.813,23. Indeks LQ45 anjlok 1,27 persen ke posisi 928,53. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.900,60 dan terendah 6.813,23.
Sebanyak 369 saham melemah sehingga menekan IHSG. 164 saham menguat dan 173 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.194.895 kali dengan volume perdagangan 17 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.598.
Indeks sektor saham (IDX-IC) mayoritas berada di zona merah kecuali sektor saham teknologi naik 0,24 persen. Sementara itu, sektor saham energi merosot 3,2 persen, dan pimpin koreksi. Diikuti sektor saham basic tergelincir 0,51 persen, sektor saham industri tertekan 2,12 persen, dan sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,25 persen.
Advertisement
Sektor Saham
Selain itu, sektor saham siklikal merosot 0,80 persen, sektor saham kesehatan susut 1,78 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,63 persen, sektor saham properti turun 1,04 persen, sektor saham infrastruktur melemah 1,01 persen dan sektor saham transportasi turun 1,54 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG lebih dipengaruhi sentimen global. Hal ini ditunjukkan dari koreksi bursa saham Amerika Serikat atau wall street pada Selasa, 3 Januari 2023.
“Ditambah bursa saham Asia yang bervariasi. Ditambah adanya proyek ekonomi global dari IMF yang mengatakan akan ada ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia mengatakan, saham kapitalisasi pasar besar juga terkoreksi sehingga menekan IHSG.
Bursa Saham Asia pada 4 Januari 2023
Bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Rabu, 4 Januari 2023 bervariasi. Indeks Hang Seng Hong Kong pimpin penguatan di bursa saham Asia Pasifik seiring investor menanti risalah the Federal Reserve (the Fed).
Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 3,08 persen dan memimpin penguatan di Asia Pasifik. Indeks Hang Seng teknologi mendaki lebih dari 3,08 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai naik 0,22 persen ke posisi 3.123,52. Indeks Shenzhen melemah 0,2 persen ke posisi 11.095,37.
Indeks ASX 200 mendaki 1,63 persen ke posisi 7.059,2. Indeks Kospi Korea Selatan mendaki 1,79 persen ke posisi 2.255,98. Indeks Kosdaq melemah 1,29 persen ke posisi 683,67.
Indeks Nikkei 225 melemah 1,44 persen ke posisi 25.716,86. Indeks Topix merosot 1,22 persen ke posisi 1.868,15 seiring indeks manufaktur Jepang pada Desember melemah sehingga masuk teritori kontraksi.
Advertisement