Sukses

IPO, Bank Sumut Bidik Dana Segar Rp 1,49 Triliun

Bank Sumut akan melepas sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham atas nama seri B dalam rangka IPO.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk atau Bank Sumut akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Bank Sumut membidik dana segar Rp 1,49 triliun dari IPO.

Mengutip laman e-IPO, Kamis (5/1/2023), Bank Sumut akan melepas sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham atas nama seri B yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan, dengan nilai nominal Rp250 per saham dalam rangka IPO.

Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 23 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO. Harga penawaran kepada masyarakat Rp150-Rp350 per saham. Dengan demikian, Bank Sumut akan meraih dana maksimal Rp 1,49 triliun.

Selain itu, Perseroan akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 2 persen dari saham yang ditawarkan pada saat IPO saham untuk program alokasi saham kepada karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) atau sebanyak-banyaknya 58.695.900 saham, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan Harga penawaran.

Adapun, sebanyak-banyaknya sebesar 2,64 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengenai penambahan modal untuk program alokasi saham kepada manajemen dan karyawan perseroan (Management and Employee Stock Option Program atau MESOP) atau sebanyak-banyaknya sebesar 2 persen dari total modal ditempatkan dan disetor Perseroan  setelah pelaksanaan.

Dalam implementasinya, program ESA dan program MESOP atau sebanyak-banyaknya 259.798.300 saham. 

Sementara itu, seluruh dana IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 80 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan guna mendukung ekspansi bisnis Perseroan termasuk kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi.

Sekitar 20 persen akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan  teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan termasuk layanan digital, antara lain sekitar 10 persen belanja modal (capital expenditure/capex) termasuk pengeluaran untuk aset sewa berupa pembukaan atau perpanjangan sewa unit kantor, unit layanan, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi.

 

2 dari 5 halaman

Dana IPO dan Jadwal

Lalu, sekitar 10 persen operational expenditure berupa pengembangan jaringan ATM, pengembangan layanan digitalisasi, peningkatan system security, dan pengembangan teknologi informasi lainnya dengan skema manage service.

Perseroan menunjuk PT Aldiracita Sekuritas Indonesia, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, PT UOB Kayhian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan dalam waktu mendatang.

Dengan demikian, para penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek ini menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadapIPO Bank Sumut.

 

Jadwal

Perkiraan Masa Penawaran Awal : 5 – 18 Januari 2023

Perkiraan Tanggal Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan : 30 Januari 2023

Perkiraan Masa Penawaran Umum : 1 - 3 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Penjatahan : 3 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik : 6 Februari 2023

Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia : 7 Februari 2023

 

3 dari 5 halaman

Raih Pernyataan Praefektif dari OJK

Sebelumnya, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) resmi memperoleh pernyataan praefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 3 Januari 2023. Dengan demikian, langkah Bank Sumut untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa sudah semakin dekat.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut, Arieta Aryanti menyatakan, rencana go public atau pelepasan saham perdana (IPO) Bank Sumut di lantai bursa adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja dan aset bank milik masyarakat Sumatra Utara. Selain itu, penguatan tata kelola dan penerapan manajemen risiko.

"Dengan kinerja keuangan yang menghasilkan peningkatan laba, diharapkan kontribusi terhadap penghasilan asli daerah (PAD) ikut meningkat. Laba dari setiap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) akan menjadi penghasilan asli daerah (PAD) yang dapat digunakan untuk pembangunan ekonomi daerah,” kata Arieta dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (5/1/2023).

Arieta menuturkan, Bank Sumut menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan terutama di Provinsi Sumatra Utara dan nasional pada umumnya.

Di tengah tekanan ekonomi yang belum kondusif setelah pandemi COVID-19 dan di usianya yang sudah lebih dari 61 tahun, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) berhasil memanfaatkan momentum untuk bertransformasi serta meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja.

"Tantangan di era digitalisasi yang semakin besar, seiring dengan tingginya persaingan usaha di sektor perbankan mendorong bank-bank untuk bergerak lebih dinamis untuk menciptakan inovasi produk dan memperbaiki kualitas layanan, salah satunya melalui digitalisasi perbankan,” kata dia.

4 dari 5 halaman

Pengembangan Perseroan

Menjawab tantangan persaingan digitalisasi perbankan, dalam tiga tahun terakhir ini Bank Sumut telah banyak mengembangkan berbagai layanan kanal digital, antara lain layanan Mobile banking Sumut Mobile, Laku pandai Sumut Link hingga kerjasama dengan perusahaan fintech, ecommerce dan juga kolaborasi dengan bank lain untuk memperluas jangkauan.

Selain itu, Bank Sumut juga mengembangkan Internet Banking untuk korporasi dan layanan yang mendukung elektronifikasi transaksi pemerintah daerah, termasuk kartu kredit pemerintah daerah (KKPD) hingga layanan QRIS untuk UMKM. Bank Sumut terus berupaya menjadi BPD yang terdepan dalam transformasi digital.

Sejalan dengan upaya transformasi, kinerja Bank Sumut menjelang akhir 2022 semakin solid. Di mana jumlah aset mencapai Rp40,6 triliun pada kuartal III 2022, naik 2,7 persen (year on year) dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 39,5 triliun.

5 dari 5 halaman

Kinerja Bank Sumut

Bank Sumut juga membukukan laba sebesar Rp 521 miliar hingga September 2022 atau tumbuh 12,3 persen dibandingkan dengan September 2021 sebesar Rp463 miliar. 

Adapun, target laba hingga Desember diproyeksikan melampaui target RBB 2022 sebesar Rp 665 miliar. Sementara itu, penyaluran kredit Bank Sumut pada kuartal III 2022 juga meningkat 9,3 persen menjadi Rp 26,8 triliun, dari kuartal III 2021 sebesar Rp 24,6 triliun.

Keberhasilan dan kinerja yang solid dari Bank Sumut diharapkan memberikan kontribusi berarti bagi peningkatan kegiatan perekonomian di 33 kabupaten atau kota dan Provinsi Sumatra Utara, yang pada kuartal III 2022 tumbuh 4,97 persen (year on year) dengan produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp 243,91 triliun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada kuartal III 2022, perekonomian Sumatera Utara didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 23,11 persen, diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 18,90 persen, perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 19,19 persen, dan konstruksi sebesar 13,27 persen. 

Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sumatera Utara mencapai 74,47 persen. Bahkan, sektor-sektor lapangan usaha tersebut menjadi perhatian bagi Bank Sumut, salah satunya dengan terus meningkatkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), yang pada 2022 ditargetkan mencapai Rp 1 triliun.