Sukses

IHSG Tergelincir ke Posisi 6.653, Sektor Saham Energi Anjlok 5,48 Persen

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur 2,34 persen ke posisi 6.653,84.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada perdagangan Kamis (5/1/2023). Bahkan IHSG anjlok 2 persen yang didorong mayoritas sektor saham kompak tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG tersungkur 2,34 persen ke posisi 6.653,84. Indeks LQ45 melemah 2,03 persen ke posisi 906,66. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.813,42 dan terendah 6.621,98. Sebanyak 518 saham melemah sehingga menekan IHSG.

90 saham menguat dan 94 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.305.298 kali dengan volume perdagangan 23,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.452.

Indeks sektor saham mayoritas tertekan kecuali indeks sektor saham kesehatan menguat 0,45 persen. Sementara itu, sektor saham energi anjlok 5,48 persen, dan pimpin koreksi. Sektor saham basic melemah 2,62 persen, sektor saham industri tergelincir 2,27 persen dan sektor saham nonsiklikal susut 0,37 persen.

Kemudian sektor saham siklikal tergelincir 2,35 persen, sektor saham keuangan terpangkas 1,95 persen, sektor saham properti melemah 2,13 persen, sektor saham teknologi melemah 2,83 persen, sektor saham infrastruktur susut 2,55 persen dan sektor saham transportasi susut 2,61 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG yang terkoreksi pada Kamis, 5 Januari 2023, salah satunya dipicu harga komoditas global yang tertekan. Hal ini seiring China berencana longgarkan masuknya batu bara Australia.

"Nampaknya ada shifting aset dari pasar saham ke pasar obligasi yang cenderung menawarkan yield yang lebih atraktif, sehingga kalau kita cermati hingga perdagangan kemarin terdapat outflow sebesar Rp 877 miliar," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, hal ini juga karena adanya sinyal hawkish dari The Fed ke depan dan hal tersebut untuk menurunkan tingkat inflasi hingga 2 persen.

2 dari 3 halaman

Top Gainers-Losers pada 5 Januari 2023

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham AMIN melambung 34,58 persen

-Saham FMII melambung 24,85 persen

-Saham GOLD melambung 24,53 persen

-Saham ALKA melambung 24,27 persen

-Saham POLU melambung 20,14 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham RCCC melemah 10 persen

-Saham IDEA melemah 8,82 persen

-Saham CAKK melemah 7 persen

-Saham NASI melemah 7 persen

-Saham MKPI melemah 6,99 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 1,4 triliun

-Saham BBCA senilai Rp 1,1 triliun

-Saham ADRO senilai Rp 710,9 miliar

-Saham ASII senilai Rp 579 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 506,9 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham BBRI tercatat 52.220 kali

-Saham BBCA tercatat 44.691 kali

-Saham ADRO tercatat 28.789 kali

-Saham ASII tercatat 20.761 kali

-Saham TLKM tercatat 11.966 kali

3 dari 3 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik pada 5 Januari 2023

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis, (5/1/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik di tengah investor abaikan komitmen bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi.

Di bursa saham China, indeks Shenzhen menguat 2,13 persen ke posisi 11.332,01. Sementara itu, indeks Shanghai mendaki 1,01 persen ke posisi 3.155,22. Indeks Hang Seng Hong Kong melompat 1,38 persen.

Penguatan IHSG berkurang dari sebelumnya naik lebih dari 2 persen seiring investor mencerna pembacaan kenaikan indeks Caixin Services Purchasing Managers. Indeks Hong Kong S&P Purchasing Manager menunjukkan kemudahan di tengah tekanan aktivitas pabrik.

Indeks ASX 200 Australia bertambah ke posisi 7.063,6. Indeks Nikkei 225 melompat 0,40 persen ke posisi 25.820,8. Indeks Topix melemah 0,04 persen ke posisi 1.868,9. Indeks Kospi bertambah 0,38 persen ke posisi 2.264,65.

Di wall street, indeks acuan menghentikan penurunan beruntun dalam dua hari seiring risalah the Fed yang dirilis Rabu waktu setempat menunjukkan suku bunga lebih tinggi akan tetap selama inflasi tetap tinggi.