Sukses

Rights Issue BTN Alami Kelebihan Permintaan 1,6 Kali

Rights issue, BTN menerbitkan 3,44 miliar saham baru seri B yang setara dengan 24,54 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) sukses menggelar penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) untuk porsi pemegang saham publik mencapai sekitar 1,6 kali.

"Kami sangat bersyukur, proses rights issue BTN berjalan lancar. Jumlah permintaan yang masuk juga sangat tinggi, sehingga rights issue BTN ini mengalami oversubscribed sekitar 1,6 kali,” ujar Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo dalam keterangannya, Kamis (5/1).

Haru sangat berterima kasih kepada Pemerintah, pemegang saham publik dan stakeholder lainnya yang telah mendukung proses rights issue perseroan sehingga berjalan lancar dan sukses. Kelebihan permintaan rights issue Bank BTN merupakan kepercayaan yang besar dari para pemegang saham Bank BTN terhadap kinerja perseroan.

Haru mengatakan, BTN akan menjaga kepercayaan dari pemegang saham dengan menghasilkan kinerja yang terus bertumbuh positif dan berkelanjutan antara lain dengan memperbesar kapasitas penyaluran pembiayaan perumahan dari sebelumnya 800 ribu unit selama lima tahun menjadi 1,32 juta unit.

Dalam aksi korporasi ini BTN menerbitkan 3,44 miliar saham baru seri B yang setara dengan 24,54 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga pelaksanaan Rp1.200, BTN akan mendapatkan tambahan modal sebesar Rp4,13 triliun setelah aksi korporasi ini selesai.

2 dari 4 halaman

BTN Resmi Ekspansi Bisnis di Jasa Kustodian, Incar Dana Kelolaan Rp 12 Triliun

Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau disebut BTN ekspansi bisnis di jasa kustodian. BTN menargetkan dana kelolaan dari nasabah institusi yang memakai jasa kustodian sekitar Rp 12 triliun pada tahun pertama.

Ekspansi bisnis ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai pemegang rekening kustodian KSEI. Dengan demikian, BTN resmi menjadi bank ke-24 yang menyediakan dan melayani bisnis jasa kustodian di industri pasar modal Indonesia.

Penandatanganan kerja sama itu dilakukan oleh Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dan Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo pada Selasa, 27 Desember 2022. Nixon mengapresiasi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan KSEI yang mendukung BTN untuk mengembangkan pasar modal Indonesia.

Nixon mengatakan, setelah terdaftar sebagai pemegang rekening KSEI, BTN dapat memberi layanan dan menjalin kerja sama dengan nasabah dan investor yang investasi melalui pasar modal. Layanan ini berupa jasa administrasi efek, penyelesaian transaksi dan mengurus hak-hak nasabah sehubungan dengan efek yang dimiliki dan diadministrasikan di kustodian BTN.

Pada tahun pertama, BTN targetkan dana kelolaan dari nasabah institusi yang memakai jasa kustodian sekitar Rp 12 triliun. Dengan menyandang status sebagai kustodian akan melengkapi layanan BTN bagi nasabah yang berinvestasi di pasar modal. Selain itu menunjukkan komitmen perseroan mengembangkan pasar modal Indonesia.

 

3 dari 4 halaman

Perluas Jaringan

“Bergabungnya BTN ini merupakan salah satu upaya kita bersama dalam memperluas jaringan pasar modal kepada seluruh masyarakat Indonesia,” tutur Uriep dalam keterangan tertulis, Selasa, 27 Desember 2022.

Dengan kehadiran BTN dalam jasa kustodian diharapkan menjadi pilihan terbaru dan semakin mempermudah proses administrasi dan penyimpanan efek. Menurut Uriep, upaya tersebut seiring dengan pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang terus berjalan hingga kini.

Total jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 10,24 juta investor hingga 16 Desember 2022. Jumlah investor pasar modal tumbuh 36,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Investor pasar modal tersebut didominasi investor individu lebih dari 99 persen.

Nilai aset yang tersimpan juga meningkat 15,8 persen menjadi Rp 6.531 triliun per 16 Desember 2022 dibandingkan akhir 2021. Lebih dari 61 persen aset tersebut tersimpan di bank kustodian, terutama didominasi investor institusi. Dengan demikian menunjukkan peran penting bank kustodian di pasar modal Indonesia.

 

4 dari 4 halaman

Bersiap Luncurkan SuperApp

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) bakal meluncurkan SuperApp New BTN Mobile di awal 2023. Dengan menargetkan sebanyak 1 juta pengguna baru.

SuperApp New BTN Mobile merupakan gabungan dari seluruh channel layanan digital BTN yang selama ini digunakan untuk mempermudah nasabah mendapatkan layanan Digital Mortgage Ecosystem perseroan.

Seperti diketahui, BTN sendiri saat ini memiliki berbagai layanan digital seperti mobile banking BTN, internet banking BTN, btnproperti, btnproperti for developer, SMART Residence, hingga rumahmurahbtn.co.id.

"Nantinya seluruh layanan digital tersebut akan kami integrasikan ke dalam satu aplikasi SuperApp BTN Mobile yang rencananya akan diluncurkan awal tahun 2023 mendatang," kata Wakil Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu kepada media, di Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Menurut Nixon, dengan diluncurkan SuperApp BTN Mobile diharapkan semakin mempermudah para nasabah mengakses seluruh layanan perbankan BTN hanya dalam genggaman smart phone. Selain itu, keberadaan SuperApp BTN Mobile melengkapi fundamental Bank BTN menjadi One Stop Shop Housing Ecosystem.

Diakui Nixon, seluruh proses transformasi digital yang mereka lalukan sejak tiga hingga empat tahun lalu, telah berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan perseroan.

"Transformasi digital yang kami lakukan selama ini telah terbukti efektif dalam menekan cost of fund yang saat ini berada dikisaran tiga persen. Ini sejarah juga buat BTN di mana, efisiensi cost of fund bisa membuat aset kita akhir tahun 2022 diperkiraka akan tembus Rp 400 triliun dan kredit mencapai kisaran angka Rp 300 triliun," ungkap Nixon.

Dia juga optimistis realisasi laba bersih Bank BTN tahun 2022 ini diperkirakan bisa menembus angka Rp 3 triliun. "Laba 2022 adalah laba paling tinggi bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum Covid-19," pungkasnya.