Sukses

Blue Bird Bidik Pendapatan Tumbuh hingga 30 Persen pada 2023

Direktur Blue Bird (BIRD) Irawaty Salim mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi dan belanja modal untuk merealisasikan target kinerja tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 20 persen-30 persen pada 2023. 

Direktur Blue Bird Irawaty Salim mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi dan belanja modal untuk merealisasikan target kinerja tersebut.

"Perseroan menargetkan adanya peningkatan pendapatan di kisaran 20 persen sampai 30 persen pada 2023," kata Direktur Blue Bird Irawaty Salim saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (8/1/2022).

Beberapa langkah yang akan ditempuh Blue Bird antara lain, melakukan peremajaan untuk armada-armada Perseroan untuk tetap dapat melayani customer secara prima, ekspansi penambahan armada dilakukan bedasarkan sebaran demand di masing-masing segmen bisnis Perseroan untuk menjaga tingkat utilisasi armada dilevel yang tinggi. 

Selain itu, optimalisasi kombinasi penggunaan internal kas dan pinjaman bank untuk kebutuhan ekspansi, dan terus menerus mencari opsi-opsi untuk bertumbuh, seperti peningkatan kualitas ekosistem bisnis BlueBird dan lainnya.

Dengan demikian, Blue Bird menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun pada 2023. 

Penggunaan belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk pembelian lebih dari 6000 armada guna meremajakan sekaligus menambah jumlah armada Blue Bird.

Sementara itu, di tengah pencabutan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Blue Bird akan leluasa melakukan ekspansi bisnis. Ancaman resesi global juga tidak akan menghalangi langkah Blue Bird dalam mengembangkan bisnis pada tahun ini.

Kemudian, Blue Bird juga selalu siap mendukung program atau keputusan dari pemerintah. Pada saat ini, Perseroan masih mengevaluasi dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

Namun, emiten berkode BIRD melihat pencabutan PPKM oleh pemerintah menjadi sinyal yang baik bagi perekonomian Indonesia pada 2023, di mana mobilisasi masyarakat berpotensi lebih tinggi.

"Perseroan akan tetap berfokus untuk melayani customer kami sesuai standar kualitas Perseroan yang baik, di mana mengutamakan kebersihan, kesehatan, dan keselamatan," ujar dia.

 

2 dari 4 halaman

Kebijakan PPKM Dicabut, Blue Bird Siap Tambah Armada

Sebelumnya, Pemerintah telah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada 30 Desember 2022. Lantas, seperti apa dampak kebijakan tersebut terhadap emiten transportasi?

PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyatakan, pihaknya selalu siap mendukung program atau keputusan dari pemerintah. Pada saat ini, Perseroan masih mengevaluasi dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

Namun, emiten berkode BIRD melihat pencabutan PPKM oleh pemerintah menjadi sinyal yang baik bagi perekonomian Indonesia pada 2023, di mana mobilisasi masyarakat berpotensi lebih tinggi.

"Perseroan akan tetap berfokus untuk melayani customer kami sesuai standar kualitas Perseroan yang baik, dimana mengutamakan kebersihan, kesehatan, dan keselamatan," kata Direktur Blue Bird Irawaty Salim saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (8/1/2022).

Dengan demikian, Blue Bird akan leluasa melakukan ekspansi bisnis. Ancaman resesi global juga tidak akan menghalangi langkah Blue Bird dalam mengembangkan bisnis pada tahun ini

"Perseroan optimis masih akan dapat ekspansif dan bertumbuh dengan prinsip kehati-hatian dan terukur dalam setiap pengambilan keputusan belanja modal," kata dia.

Beberapa langkah yang akan ditempuh Blue Bird antara lain, melakukan peremajaan untuk armada-armada Perseroan untuk tetap dapat melayani customer secara prima, ekspansi penambahan armada dilakukan bedasarkan sebaran demand di masing-masing segmen bisnis Perseroan untuk menjaga tingkat utilisasi armada dilevel yang tinggi. 

Selain itu, optimalisasi kombinasi penggunaan internal kas dan pinjaman bank untuk kebutuhan ekspansi, dan terus menerus mencari opsi-opsi untuk bertumbuh, seperti peningkatan kualitas ekosistem bisnis BlueBird dan lainnya.

Blue Bird menyediakan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun pada 2023. Penggunaan belanja modal tersebut untuk pembelian lebih dari 6000 armada guna meremajakan sekaligus menambah jumlah armada Blue Bird.

Seiring dengan ekspansi tersebut, Blue Bird menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran 20 persen-30 persen pada 2023.

 

3 dari 4 halaman

Blue Bird Bakal Borong Lebih dari 5.000 Kendaraan pada 2023

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) berencana melakukan pembelian ribuan kendaraan pada tahun depan. Jumlah kendaraan yang akan dibeli berkisar 5 ribu sampai 8 ribu unit.

Setali dengan rencana tersebut, belanja modal (capital expenditure/capex) yang disiapkan perseroan tahun depan juga akan lebih tinggi dari tahun ini.

“Capex tahun depan lebih tinggi. Jadi kalau tahun ini kita beli 5 ribu-an kendaraan tahun ini, kita pasti beli lebih dari jumlah itu,” kata Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono dalam paparan publik perseroan, Kamis (10/11/2022).

Di sisi lain, perseroan berkomitmen untuk mewujudkan agenda Visi Berkelanjutan 50/30. Misi tersebut merupakan gambaran dari strategi perseroan dalam mengurangi 50 persen emisi karbon dan buangan operasional pada 2030.

Salah upaya yang dilakukan untuk mendukung agenda tersebut yakni dengan beralih ke kendaraan elektrik yang dilakukan secara bertahap.

“Dalam rangka pengurangan karbon kita harus hitung berapa banyak yang dibutuhkan, capexnya berapa, tarifnya bisa disesuaikan atau tidak. Kalau harganya affordable kita bisa ambil lebih banyak (EV),” imbuh Sigit.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono mengatakan, harga EV saat ini berkisar 3,5–4 kali lipat dari harga kendaraan konvensional. Diyakini, harga EV akan berada dalam tren turun ke depannya.

“Sebenarnya 2020 awal sudah mulai turun tapi unfortunately karena global supply problem, jadi harga semua kendaraan naik tapi dengan harga bbm sekarang lebih tinggi sebenarnya semakin baik untuk konversi,” kata dia.

4 dari 4 halaman

Pemegang Saham Blue Bird Setujui Perombakan Direksi

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyetujui perombakan Dewan Direksi perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, Kamis 10 November 2022 di Jakarta.

Perubahan Direksi perseroan menyusul persetujuan pengunduran diri Eko Yuliantoro sebagai Direktur Perseroan terhitung efektif sejak ditutupnya rapat.

RUPSLB mengangkat Irawaty Salim sebagai Direktur PT Blue Bird Tbk yang baru menggantikan Eko Yuliantoro terhitung efektif sejak ditutupnya rapat RUPSLB sampai dengan ditutupnya RUPST perseroan tahun 2024.

"Dengan struktur manajemen yang baru ini harapannya dapat mendorong kinerja Perseroan ke arah yang lebih baik, sambil terus mengembangkan inovasi baru sehingga kinerja perusahaan terus tumbuh positif seiring dengan permintaan pasar yang semakin banyak," Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono dalam paparan publik usai RUPSLB, Kamis (10/11/2022).

Adapun Susunan anggota direksi perseroan terkini menjadi sebagai berikut:

Direktur Utama: Sigit Djokosoetono

Wakil Direktur Utama: Adrianto Djokosoetono

Direktur: Irawaty Salim

Perseroan mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2022. Blue Bird membukukan pendapatan neto senilai Rp 2,50 triliun meningkat 73, 61 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,44 triliun.

Hingga akhir kuartal III 2022 BIRD mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 260,62 miliar. Angka ini melonjak 293,74 persen dari rugi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 66,19 miliar.