Liputan6.com, Jakarta - PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) mulai ekspansi bisnis di Asia Tenggara. Salah satu langkah dilakukan dengan membeli saham Kazo Marine (M) Sdn Bhd pada 4 Januari 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (8/1/2023), PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk telah menandatangani perjanjian jual beli saham dalam Kazo Marine dengan Chew Hsien Loong pada 4 Januari 2023.
Baca Juga
Chew Hsien Loong melepas 42.021 saham atau setara 21 persen saham di dalam Kazo Marine (M) Sdn Bh kepada ELPI. Nilai transaksi jual beli saham itu 1.067.637 ringgit Malaysia atau setara Rp 3,78 miliar (asumsi kurs rupiah 3.548 per ringgit Malaysia.
Advertisement
Selain itu, PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk juga membeli 60.030 saham Kazo Marine (M) Sdn Bhd senilai 1.525.196 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 5,41 miliar. Jumlah saham yang dilepas itu setara 30 persen.
"Dengan transaksi tersebut ELPI menjadi pemegang 100 per saham di Kazo Marine (M) Sdn Bhd,” tulis perseroan.
Dengan transaksi itu, perseroan menyatakan berdampak positif antara lain kewenangan dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan strategis pengembangan ke depan. Kemudian memperkuat corporate image dan value perseroan sebagai marine contractor di Malaysia.
"Memberikan kepercayaan ELPI kepada calon klien dan investor di bidang offshore support service termasuk potensial kerja sama, tender, kerja sama dan akuisisi perusahaan lainnya di Malaysia,” tulis perseroan.
Perseroan menyatakan transaksi jual beli saham ini memakai dana kas perseroan tetapi tidak menganggu operasional dan kewajiban. Perseroan juga mengatakan transaksi tersebut tidak terdapat dampak hukum di Malaysia sebagai pemegang saham tunggal pada Kazo Marine.
Adapun atas transaksi jual pemegang saham pada Kazo Marine Sdn Bhd telah dilakukan penilaian oleh KJPP Iwan Bachron dan Rekan.
IPO Perseroan
Sebelumnya, PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk, perusahaan bergerak di bidang angkutan laut dan aktivitas penunjang angkutan menetapkan harga saham perdana Rp 200 dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Harga saham perdana tersebut berada di batas tengah dari kisaran harga yang ditawarkan Rp 190-Rp 240 per saham. Mengutip laman e-ipo, ditulis Rabu (3/8/2022), PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk menawarkan 1,11 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Jumlah saham yang ditawarkan itu 255 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.Dengan harga yang ditawarkan Rp 200 per saham itu, perseroan meraup dana Rp 222,40 miliar dari IPO.
Perseroan telah menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam rangka IPO. Penjamin pelaksana emisi efek menjamin dengan kesanggupan penuh atau full commitment terhadap penawaran umum perdana saham.
Sementara itu, Perseroan mengadakan program alokasi saham karyawan (Employee Stock Allocation atau “ESA”) berdasarkan Akta No. 18/2022 tanggal 5 April 2022. Sehubungan dengan hal tersebut, Direksi Perseroan menetapkan untuk mengalokasikan sebesar 20,5 saham atau sebesar 1,84 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham.
Advertisement
Selanjutnya
Kemudian, dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan sekitar 56,70 persen akan digunakan untuk belanja modal dalam pengadaan kapal OSV (offshore support vessel) dan reactive kapal OSV (offshore support vessel).
Belanja modal ditujukan untuk pengembangan ekspansi armada dan layanan untuk kontrak baru dengan periode pengadaan pada 2022 – 2023 yang akan diikuti oleh Perseroan dan diadakan oleh kontraktor kontrak kerja sama (K3S).
Lalu, sekitar 16,97 persen akan digunakan untuk belanja modal atas rencana ekspansi usaha beberapa diantaranya mengakuisisi kepemilikan saham PT Multi Eximindo dalam Kazo Marine (M) SDN BHD yang berdomisili di Malaysia. PT Multi Eximindo merupakan pihak afiliasi Perseroan.
Selanjutnya, sekitar 17,99 persen akan digunakan untuk belanja modal dalam pembangunan kantor pusat Perseroan dan sekitar 6,74 persen akan digunakan untuk belanja modal dalam pembentukan Training Center.
Selain itu, sisanya akan digunakan untuk modal kerja, berupa biaya operasional yang timbul dari pembelian kapal OSV dalam pelaksanaan tender.