Sukses

Sunindo Pratama Bidik Pendapatan Rp 596 Miliar pada 2023

PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) prediksi pendapatan Rp 500 miliar dan laba Rp 70 miliar pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sunindo Pratama Tbk resmi menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham SUNI. Langkah ini merupakan salah satu momen penting dalam perjalanan bisnis Sunindo Pratama untuk meningkatkan akses terhadap kebutuhan dana untuk mendukung ekspansi bisnis ke depannya.

Sekaligus meningkatkan tata kelola yang lebih baik. Dalam rangka IPO, perseroan menawarkan sebanyak 600 juta lembar saham atau setara dengan 24 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah setelah IPO, dan berhasil menghimpun pendanaan sebesar Rp 180 miliar.

Rencananya,  dana yang diperoleh dari IPO untuk pembelian sekitar 39,96 persen saham PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), anak perusahaan Perseroan yang saat ini sebanyak 60 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan; pelunasan sebagian utang usaha RTM kepada supplier dan modal kerja RTM.

Sebagian dana IPO juga akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan. Sejalan dengan itu, perseroan berencana melakukan ekspansi usaha berupa peningkatan kapasitas produksi pipa seamless OCTG tubing melalui akuisisi lahan untuk pembangunan pabrik. Serta pembelian mesin-mesin produksi yang pelaksanaannya ditargetkan pada kuartal III 2023.

"Ini merupakan upaya perseroan meningkatkan pangsa pasar yang diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan perseroan ke depannya. Serta untuk memperkuat industri pipa lokal dalam memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas, dan mengurangi ketergantungan pada produk impor sejenis dari luar negeri," demikian mengutip  dalam keterangan resmi, Senin (9/1/2023).

Hal itu sejalan dengan komitmen Perseroan mendukung program pemerintah yang telah menetapkan target lifting minyak dan gas bumi sebesar masing-masing 1 Juta BOPD (barrel oil per day) dan 12 BSCFD (billion standard cubic feet per day) pada 2030.

Perseroan memperkirakan pendapatan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2022 sekitar Rp500 miliar serta laba tahun berjalan sekitar Rp 70 miliar.

"Untuk tahun 2023, perseroan memproyeksikan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 596 miliar serta laba tahun berjalan sebesar Rp 84 miliar, meningkat sebesar masing-masing 19,2 persen dan 20 persen,"

 

2 dari 4 halaman

Pencatatan Saham CBRE dan SUNI

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan emiten pendatang baru pada awal 2023. PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) dan PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) mencatatkan saham perdana pada Senin, (9/1/2023).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (9/1/2023), PT Cakra Buana Resources Tbk mencatatkan saham di papan pengembangan BEI sebagai perusahaan tercatat ke-5 pada 2023. Perseroan mencatatkan saham 4,53 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri 3,8 miliar dan penawaran umum saham atau initial public offering (IPO) sebesar 738 juta saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Harga penawaran umum saham perdana Rp 108 per saham. Dengan demikian,  perseroan meraup dana Rp 79,70 milar saham dari IPO.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran 1.328.400.000 waran dengan rasio 5:9. Harga pelaksanaan waran tersebut Rp 258 per saham. Dengan demikian, perseroan memperoleh dana dari hasil penerbitan waran Rp 342,7 miliar.

Perseroan berencana mengalokasikan 40 persen dana hasil IPO untuk mendukung rencana pembiayaan belanja modal (capital expenditure/capex) berupa penambahan satu set kapal tug & barge berukuran 300 ft. Sisanya sekitar 60 persen akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pendukung kegiatan operasional secara umum.

 

3 dari 4 halaman

Jadwal Waran

Adapun saham free float per 6 Januari 2023 yang terdiri dari 909 juta saham atau 20,03 persen dengan rincian jumlah saham yang di lock-up selama 8 bulan sebesar 171 juta saham atau setara 3,77 persen dan jumlah saham yang tidak di lock-up sebesar 738 juta saham atau 16,26 persen.

Sementara itu, PT Omudas Investment Holdco, PT Republik Capital Indonesia, PT Bima Harsa Rahardja, dan Herlienna Qitshi selaku pemegang saham Perseroan telah melakukan penyetoran modal perseroan dengan harga di bawah harga penawaran umum perdana saham dalam jangka waktu enam bulan sebelum pernyataan pendaftaran pertama kali disampaikan kepada OJK, sehingga PT Omudas Investment Holdco, PT Republik Capital Indonesia, PT Bima Harsa Rahardja, dan Herlienna Qitshi tidak akan mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan sahamnya dalam Perseroan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 25/2017.

Berikut jadwal waran perseroan:

-Tanggal pencatatan saham dan waran seri I pada 9 Januari 2023

-Tanggal mulai perdagangan saham dan waran seri I pada 9 Januari 2023

-Periode akhir perdagangan waran seri I

-Pasar regular dan negosiasi pada 3 Januari 2025

-Pasar Tunai pada 7 Januari 2025

-Periode awal pelaksanaan waran seri I pada 10 Juli 2023

-Periode akhir pelaksanaan waran seri I pada 8 Januari 2025

4 dari 4 halaman

Pencatatan Saham Sunindo Pratama

Sementara itu, PT Sunindo Pratama (SUNI) mencatatkan saham perdana di papan utama BEI pada Senin, 9 Januari 2023. Jumlah saham yang dicatatkan 2,5 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri 1,9 miliar saham dan saham IPO 600 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga penawaran saham Rp 300 per saham. Perseroan meraup dana Rp 180 miliar dari IPO.

Perseroan akan memakai dana IPO sekitar 40,14 persen untuk pembelian saham PT Rainbow Tubulars Manufacture (PT RTM), anak perseroan yang saat ini sebanyak 60 persen sahamnya dimiliki oleh perseroan.

Kemudian sekitar 42,60 persen akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang usaha PT RTM kepada supplier dan modal kerja PT RTM untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta membiayai kegiatan operasional PT RTM. Lalu sisanya sekitar 17,26 persen atau Rp 30,38 untuk modal kerja termasuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung sera untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.

Adapun jumlah saham free float per 6 Januari 2023 sebesar 600 juta saham atau 24 persen. Jumlah saham tersebut termasuk yang tidak di lock-up. Perseroan pun tidak ada saham yang di-lock up.