Sukses

Aksi Jual Investor Asing Buyarkan Potensi January Effect 2023

Senior Investment Information Mirae Asset, Martha Christina melihat January Effect untuk jangka panjang efeknya masih ada.

Liputan6.com, Jakarta - Analis mengungkapkan, kemungkinan terjadinya January Effect kecil pada 2023. Hal ini seiring tekanan jual oleh investor asing.

Senior Investment Information Mirae Asset, Martha Christina melihat January Effect untuk jangka panjang efeknya masih ada. Namun, hingga saat belum ada sinyal yang menunjukkan January Effect akan terjadi.

"Kita lihat January Effect pada tahun ini rasanya kemungkinannya kecil terjadi, karena tadi dari sisi asing tekanan jual masih tinggi," kata Martha dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas, Selasa (10/1/2022).

Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi pertumbuhan bursa saham masih sama dengan prediksi pada akhir tahun lalu dengan proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai 7.880 pada 2023, tumbuh sekitar 15 persen dari dari posisi akhir 2022. 

Martha prediksi, sepanjang Januari, indeks saham utama domestik itu dapat mencapai 6.953 berdasarkan analisis teknikal. 

Selain itu, ia memperkirakan IHSG bergerak di kisaran terbatas dengan support di level 6.739 dan resistance di level 7.084 pada Januari 2023.

"Kami memprediksi pergerakan IHSG akan terbatas bulan ini dengan support-resistance IHSG pada rentang 6.739-7.084, terutama karena investor kami prediksi wait and see terhadap data ekonomi makro," kata dia.

Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta, mengatakan faktor ekonomi makro yang sedang ditunggu-tunggu investor dalam waktu dekat adalah keputusan suku bunga bank sentral AS atau The Fed pada awal Februari. 

"Saat ini, berdasaarkan data yang dikompilasi CME dan Bloomberg, mayoritas pelaku pasar global memprediksi suku bunga acuan Fed Fund Rate akan dinaikkan 25 bps menjadi 4,5 persen -4,75 persen dari posisi saat ini 4,25 persen-4,5 persen,” kata Nafan.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Mirae Asset Sekuritas Proyeksikan IHSG 7.880 pada 2023

Sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi pertumbuhan bursa saham masih sama dengan prediksi pada akhir tahun lalu dengan proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai 7.880 pada 2023, tumbuh sekitar 15 persen dari dari posisi akhir 2022. 

"Ekspektasi IHSG untuk 2023 di level 7.880," kata Senior Investment Information Mirae Asset, Martha Christina dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas, Selasa (10/1/2022).

Martha prediksi, sepanjang Januari, indeks saham utama domestik itu dapat mencapai 6.953 berdasarkan analisis teknikal. 

"Kami memprediksi pergerakan IHSG akan terbatas bulan ini dengan support-resistance IHSG pada rentang 6.739-7.084, terutama karena investor kami prediksi wait and see terhadap data ekonomi makro," kata dia.

Selain itu, investor juga masih akan memperhatikan nilai jual bersih asing yang sudah mencapai 1,7 triliun pada pekan pertama Januari, menyusul Rp 20 triliun sepanjang Desember.

Bagi para investor, Martha memilih dua sektor saham, yaitu perbankan dan barang konsumsi. Kedua saham sektor tersebut bisa dipertimbangkan untuk saat ini.

Untuk pilihan sahamnya, Martha memilih saham, seperti BBCA dengan target harga Rp 10.100 per saham, BBRI dengan target harga Rp 6.100 per saham, BMRI dengan target harga Rp 12.300 per saham, BBNI dengan target harga Rp 12.500 per saham, INDF, MYOR, dan ICBP dengan target harga Rp 12.100 per saham.

Dalam kesempatan yang sama, Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta, mengatakan faktor ekonomi makro yang sedang ditunggu-tunggu investor dalam waktu dekat adalah keputusan suku bunga bank sentral AS atau The Fed pada awal Februari. 

 

“Saat ini, berdasaarkan data yang dikompilasi CME dan Bloomberg, mayoritas pelaku pasar global memprediksi suku bunga acuan Fed Fund Rate akan dinaikkan 25 bps menjadi 4,5 persen -4,75 persen dari posisi saat ini 4,25 persen-4,5 persen,” kata Nafan.

3 dari 4 halaman

IPO 2023 Masih Ramai, Mirae Asset Sekuritas Sudah Kantongi 6 Mandat

Sebelumnya, pelaku pasar optimistis gelaran penawaran umum perdana saham (initial publik offering/IPO) 2023 masih ramai, kendati ekonomi global diselimuti potensi resesi. Di Indonesia sendiri, tahun depan mulai memasuki tahun politik jelang pemilihan umum (pemilu) 2024.

Sebagai gambaran, biasanya pemilu jadi pertimbangan perusahaan untuk IPO. Calon emiten kemungkinan akan mempercepat IPO atau memilih untuk menunda hingga pemilu selesai.

Jika pelaku pasar menilai pemilu berlangsung aman dan tak ada potensi perubahan kebijakan yang signifikan, biasanya kondisi pasar tak akan terlalu bergejolak.

“Kalau saya lihatnya masih sangat bagus walaupun dekati pemilu, peluangnya masih sangat bagus. Resesi kita melihat juga kekonomi kita cukup kuat, jadi peluangnya masih sangat baik IPO tahun depan,” kata Direktur Investment Banking Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Mukti Wibowo Kamihadi baru-baru ini di Jakarta, ditulis Senin (26/12/2022).

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Dalam catatannya, Mirae Sekuritas Indonesia sudah mengantongi sekitar enam mandat IPO untuk tahun depan. Mengakhiri 2022, PT Lavender Bina Cendikia Tbk menjadi perusahaan ke-tujuh yang diantarkan Mirae Asset Sekuritas untuk IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. Perusahaan itu diperkirakan dapat mencatatkan sahamnya di papan bursa pada awal tahun depan.

“Untuk tahun 2022, PT Lavender Bina Cendikia Tbk yang terakhir, meski nanti akan tercatat di BEI pada Januari 2023. Tapi kalau untuk tahun depan kita ada berapa. Ada lima atau enam deal pipeline kita. Sektornya beragam, ada macam-macam,” beber Mukti.

Adapun enam perusahaan yang proses IPO-nya sudah selesai dan sudah menjadi perusahaan terbuka adalah:

• PT Adhi Karya Commuter Properti Tbk (ADCP)

• PT Arkora Hydro Tbk (ARKO)

• PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk (KKES)

• PT Rohartindo Nusantara Luas Tbk (TOOL)

• PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT)

• PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX)