Liputan6.com, Jakarta - PT Erajaya Swasembada Tbk atau Erajaya Group (ERAA) akan ekspansi melalui vertikal bisnis Erajaya Digital pada 2023.
Wakil Direktur Utama ERAA atau CEO Erajaya Digital, Joy Wahjudi menuturkan, pihaknya menargetkan memiliki 600 gerai untuk vertikal bisnis Erajaya Digital pada 2023.
Baca Juga
"Sejauh ini, gerai kami terdiri dari Erafone, IBox, Xiaomi dan Erablue," kata Joy dalam Group Media Interview, Rabu (11/1/2022).
Advertisement
Berdasarkan historis, untuk membuka satu gerai tersebut membutuhkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1 miliar. "Satu toko sekitar Rp 1 miliar. Ada yang sewa juga dan bikin," kata dia.
Ia mengatakan, untuk jenis kemitraan ada kemungkinan biaya pembukaan gerai menjadi lebih murah.
"Mungkin, bisa lebih murah kalo kemitraan. Kemitraan itu bagus, ada garansi profit," ujar dia.
Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) akan ekspansi melalui empat vertikal bisnis, seperti Erajaya Digital, Erajaya Active Lifestyle, Erajaya Food and Nourishment dan Erajaya Beauty and Wellness.
Head of Corporate Communications grup Erajaya, Djunadi Satrio mengatakan, transformasi Erajaya ditandai dengan dibentuknya empat vertikal bisnis, yakni Erajaya Digital, Erajaya Active Lifestyle, Erajaya Food and Nourishment dan Erajaya Beauty and Wellness.
"Ke depannya, Erajaya akan fokus di pengembangan empat lini bisnis ini, dalam perjalanan menjadi lifestyle smart retailer terbesar di Asia Tenggara," kata Djunadi kepada awak media, ditulis Rabu, 17 Agustus 2022.
Lini Bisnis
Sementara itu, Direktur Erajaya Group Jeremy Sim mengungkapkan, belum lama ini salah satu unit bisnis Erajaya Beauty and Wellness membuka apotek Wellings
Dia menambahkan, pada tahun ini lini bisnis Beauty and Wellness akan menambah 10 toko. Lalu, total toko lini bisnis tersebut sudah mencapai 33 toko hingga kuartal I 2022.
"1.400 Stock Keeping Unit (SKU) (pada Erajaya Beauty and Wellness), anak usaha bisnis Face Shop, Wellings Pharmacy, dan barang medical," kata Jeremy.
Selain itu, untuk lini bisnis Erajaya Digital akan menambah 54 toko hingga akhir 2022. Jeremy juga menuturkan, untuk unit bisnis di bawah naungan Erajaya Active Lifestyle ada Urban Republic, JD Sport, DJI, IT, Garmin, Marshall dan Asics.
Kemudian, lini bisnis Erajaya Food and Nourishment menargetkan untuk menambah 43 toko hingga akhir 2022.
Adapun, unit bisnis di bawah naungan Erajaya Food and Nourishment, yakni Paris Baguette, Grand Lucky, Sushi Tei, Hokaido-ya, Yokayoka, dan Tom Sushi. Djunadi juga menuturkan, realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) Erajaya Swasembada mencapai Rp 147 miliar untuk kuartal I 2022.
"Data realisasi capex yang terakhir kami rilis adalah untuk kuartal I 2022, sebesar Rp 147 miliar," ujar dia.
Advertisement
Erajaya Serap Buyback Saham Rp 19,28 Miliar
Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) telah membeli kembali atau buyback saham sebesar Rp 19,28 miliar.
Jumlah saham yang buyback itu setara 43.278.700 saham ERAA hingga 7 Desember 2022. Sebelumnya, perseroan mengumumkan akan buyback saham maksimal Rp 300 miliar. Buyback saham itu dilakukan pada 8 September 2022-7 Desember 2022. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (11/12/2022).
Sebelumnya, perseroan akan buyback saham Rp 300 miliar atau sebanyak-banyak 3 miliar lembar saham perseroan. Aksi ini mempertimbangkan kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan.
“Sesuai dengan SEOJK No. 3/SEOJK.04/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor Perseroan,” ungkap Sekertaris Perusahaan PT Erajaya Swasembada Tbk, Amelia Allen dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 7 September 2022.
Pembelian kembali saham perseroan dilakukan secara bertahap untuk periode tiga bulan, terhitung sejak 8 September 2022-7 Desember 2022. Pelaksanaan transaksi pembelian saham akan dilaksanakan melalui Bursa Efek Indonesia.
“Perseroan meyakini bahwa pembelian kembali saham tidak mempengaruhi kondisi keuangan perseroan karena sampai dengan saat ini, perseroan mempunyai modal yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha perseroan,” ujar Amelia.
Pada 22 Agustus 2022, Erajaya Swasembada juga telah merampungkan aksi serupa. Perseroan melakukan pembelian kembali atas 71.695.900 lembar saham ERAA senilai Rp 35,5 miliar. Dari sebelumnya direncanakan untuk melakukan pembelian kembali sebanyak-banyaknya Rp 319 miliar saham selama periode tiga bulan, yakni sejak 20 Mei 2022 sampai 19 Agustus 2022.
Kinerja hingga Kuartal III 2023
Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penjualan bersih Rp 34,94 triliun.
Penjualan itu naik 12,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 32,18 triliun. Bersamaan dengan itu, Erajaya Swasembada mencatatkan kenaikan beban pokok penjualan menjadi Rp 31,38 triliun dari Rp 28,16 triliun pada September tahun lalu.
Meski begitu, laba bruto perseroan masih naik dari Rp 3,02 triliun pada September 2021, menjadi Rp 3,56 triliun pada September 2022. Melansir laporan keuangan perseroan, Selasa (15/11/2022), pada periode ini perseroan juga mencatatkan beban penjualan dan distribusi sebesar Rp 1,36 triliun dan beban umum dan administrasi Rp 1,13 triliun.
Kemudian pendapatan lainnya Rp 173,34 miliar serta beban lainnya Rp 89,36 miliar. Pendapatan keuangan hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 4,03 miliar, biaya keuangan Rp 185,81 miliar, dan bagian rugi entitas asosiasi sebesar Rp 3,55 miliar.
Setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan sebesar Rp 677,11 miliar. Turun 15,29 persen dibandingkan September 2021 sebesar Rp 799,29 miliar.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 5,41 persen menjadi Rp 680,29 miliar dari Rp 719,21 miliar pada periode sembilan bulan tahun lalu. Dengan demikian, laba per saham dasar turun menjadi Rp 43 dari sebelumnya Rp 45.
Dari sisi aset perseroan hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 16,02 triliun, naik dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 11,37 triliun. Liabilitas naik signifikan menjadi Rp 9,27 triliun dari Rp 4,91 triliun pada Desember 2021. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 6,75 triliun dari posisi Desember 2021 sebesar Rp 6,46 triliun.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 15 November 2022 hingga sesi pertama, saham ERAA turun 1 persen ke posisi Rp 396 per saham.
Saham ERAA dibuka stagnan Rp 400 per saham. Saham ERAA berada di level tertinggi Rp 404 dan terendah Rp 394 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.036 kali dengan volume perdagangan 236.316 saham. Nilai transaksi Rp 9,4 miliar.
Advertisement