Sukses

Dirut Harum Energy Ray Gunara Beli Saham HRUM Rp 151 Juta

Direktur Utama PT Harum Energy Tbk (HRUM), Ray Antonio Gunara beli saham HRUM dengan harga diskon.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Harum Energy Tbk (HRUM), Ray Antonio Gunara membeli saham HRUM sebanyak 100.000 ribu saham pada 6 Januari 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (13/1/2023), Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara membeli saham HRUM sebanyak 100.000 lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp  1.510.

Dengan demikian, transaksi pembelian saham tersebut membutuhkan dana Rp 151 juta. "Tujuan transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Manajemen Perseroan, ditulis Jumat (13/1/2023).

Sebelum transaksi tersebut, Ray menggenggam 1.800.000 lembar saham HRUM. Setelah melakukan transaksi pembelian saham, ia menggenggam 1.900.000 lembar saham HRUM.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 12 Januari 2023, saham HRUM turun 1,52 persen ke posisi Rp 1.615 per saham. Saham HRUM dibuka ke posisi Rp 1.620 per saham. Saham HRUM berada di level tertinggi Rp 1.640 dan terendah Rp 1.605 per saham. 

Sebelumnya, PT Harum Energy Tbk (HRUM) membagikan dividen interim 2022 sebesar Rp 1 triliun. Pembagian dividen interim itu sesuai keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 2 Desember 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 5 Desember 2022, PT Harum Energy Tbk membagikan dividen interim 2022 setara Rp 75,1. Adapun yang menjadi pertimbangan perseroan membagikan dividen interim 2022 berdasarkan data keuangan per 30 September 2022.

Perseroan membukukan laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar USD 237,43 juta, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar USD 536,88 juta dan total ekuitas sebesar USD 976,93 juta.

Berikut jadwal pembagian dividen interim 2022:

-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 13 Desember 2022

-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 14 Desember 2022

-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 15 Desember 2022

-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 16 Desember 2022

-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 15 Desember 2022 waktu 16.00

-Tanggal pembayaran dividen pada 3 Januari 2023.

2 dari 3 halaman

Kinerja Keuangan hingga September 2022

Sebelumnya, PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode ini, perseroan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 237,44 juta atau sekitar Rp 3,71 triliun (kurs Rp 15,624 per USD). Laba itu naik 532,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 37.54 juta.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Selasa, 1 November 2022 raihan laba itu sejalan dengan pendapatan yang tumbuh 241,91 persen menjadi USD 702,79 juta pada September 2022 dari USD 205,55 juta pada September 2021. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan Harum Energy naik menjadi USD 265,56 juta dari USD 103,74 juta pada September 2022.

Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 329,48 persen menjadi USD 437,23 juta dari USD 101,8 juta pada September 2021. Pada periode ini, perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar USD 62,64 juta, beban umum dan administrasi USD 24,32 juta, pendapatan lainnya USD 3,16 juta, dan beban lainnya USD 2,18 juta.

 Kemudian beban keuangan tercatat sebesar USD 2,37k penghasilan keuangan USD 1,42 juta, beban pajak final USD 154.444, serta bagian atas laba entitas asosiasi USD 28,53 juta. Dari rincian itu, setelah dikurangi pajak, perseroan mengantongi laba periode berjalan sebesar USD 301,33 juta. Naik 479,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 52,01 juta.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar USD 1,21 miliar, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar USD 874,62 juta. Terdiri dari aset lancar senilai USD 484,36 juta dan aset tidak lancar USD 723,85 juta. Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar USD 231,28 juta, naik dari posisi akhir tahun lalu sebesar USD 223,95 juta.

Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 170,77 juta dan liabilitas jangka panjang USD 60,51 juta. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi USD 976,94 juta dari USD 650,67 juta pada Desember 2021.

 

3 dari 3 halaman

Kantongi Pinjaman

Sebelumnya, PT Harum Energy Tbk (HRUM) raih fasilitas pinjaman senilai USD 390 juta atau sekitar Rp 5,98 triliun (kurs Rp 15.346 per USD).

Fasilitas pinjaman itu berasal dari United Overseas Bank Limited, PT Bank UOB Indonesia, Oversea- Chinese Banking Corporation Limited, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), PT Bank DBS Indonesia, DBS Bank Ltd., PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank BTPN Tbk (BTPN), dan PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW).

Harum Energy berencana menggunakan fasilitas pinjaman ini untuk meraih pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Di mana salah satu upaya yang ditempuh adalah melakukan diversifikasi usaha melalui ekspansi ke usaha pertambangan dan pengolahan nikel.

“Ekspansi itu memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Sumber pembiayaan ekspansi usaha tersebut akan berasal dari, antara lain, fasilitas pinjaman,” ujar manajemen PT Harum Energy Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/10/2022).

Apabila fasilitas pinjaman ini nantinya digunakan oleh perseroan, maka akan menimbulkan kewajiban pembayaran pokok dan bunga pinjaman. Namun di sisi lain fasilitas pinjaman diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas dan likuiditas keuangan serta kemampuan perseroan untuk membiayai ekspansi usahanya. Tanggal jatuh tempo atas fasilitas pinjaman tersebut adalah 31 Desember 2025. 

Pada penutupan perdagangan Senin, 10 Oktober 2022, saham HRUM merosot 2,47 persen ke posisi Rp 1.775 per saham.

Saham HRUM dibuka turun 20 poin ke posisi Rp 1.800 per saham. Saham HRUM berada di level tertinggi Rp 1.800 dan terendah Rp 1.755 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.596 kali dengan volume perdagangan 244.890 saham. Nilai transaksi Rp 43,4 miliar.