Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya melonjak pada penutupan perdagangan saham Senin (16/1/2023). Penguatan IHSG didukung sektor saham yang dominan bergerak di zona hijau dan rilis neraca perdagangan.
Mengutip data RTI, IHSG melambung 0,70 persen ke posisi 6.688,05. Indeks LQ45 naik 0,86 persen ke posisi 913,31. Mayoritas indeks saham acuan. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.688,05 dan terendah 6.627,69. Sebanyak 279 saham menguat dan 250 saham melemah. 188 saham diam di tempat.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan 1.070.858 kali dengan volume perdagangan 19,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.873.
Advertisement
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham nonsiklikal turun 0,58 persen. Sementara itu, sektor saham energi melonjak 0,26 persen, sektor saham basic mendaki 1,55 persen, sektor saham industri menguat 0,56 persen.
Selain itu, sektor saham siklikal bertambah 0,52 persen, sektor saham kesehatan menanjak 0,21 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,59 persen, sektor saham properti mendaki 0,15 persen. Kemudian sektor saham teknologi mendaki 0,27 persen, sektor saham infrastruktur naik 0,05 persen dan sektor saham transportasi melonjak 0,66 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG pada Senin, 16 Januari 2023 sejalan dengan laporan teknikal dan tambahan rilis data neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus USD 3,89 miliar. Hal ini turut mendorong laju IHSG. “Pergerakan IHSG ini juga sejalan dengan penguatan bursa global yang mayoritas menguat,” ujar dia.
Top Gainers-Losers pada 16 Januari 2023
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham PBRX naik 22,58 persen
-Saham OKAS naik 21 persen
-Saham BRMS naik 19,11 persen
-Saham SDPC naik 16,98 persen
-Saham ASHA naik 16,87 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham SOUL merosot 9,52 persen
-Saham BMBL merosot 9,42 persen
-Saham RUIS merosot 6,98 persen
-Saham ALMI merosot 6,96 persen
-Saham ELIT merosot 6,96 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham BBCA senilai Rp 766,9 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 726,3 miliar
-Saham BMRI senilai Rp 611,5 miliar
-Saham GOTO senilai Rp 368,8 miliar
-Saham CASA senilai Rp 248,2 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
-Saham RUIS tercatat 102.153 kali
-Saham PSAB tercatat 35.411 kali
-Saham BRMS tercatat 29.864 kali
-Saham GOTO tercatat 25.567 kali
-Saham IATA tercatat 24.255 kali
Advertisement
Bursa Saham Asia pada 16 Januari 2023
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Senin, 16 Januari 2023. Hal ini seiring inflasi Amerika Serikat melandai sehingga angkat harapan investor di Asia Pasifik.
Di China, indeks Shenzhen bertambah 1,58 persen ke posisi 11.785,77, dan memimpin di regional. Indeks Shanghai menguat 1,01 persen ke posisi 3.227,59. Indeks Hang Seng cenderung mendatar.
Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,82 persen ke posisi 7.388,2. Sementara itu, indeks Nikkei 225 melemah 1,14 persen ke posisi 25.822,32. Indeks Topix tergelincir 0,88 persen ke posisi 1.886,31. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,58 persen ke posisi 2.399,86. Indeks Kosdaq naik 0,71 persen ke posisi 716,89.
Selama akhir pekan, China melaporkan lonjakan hampir 60.000 kematian akibat COVID-19 sejak mencabut pembatasan bulan lalu. Pengumuman itu muncul setelah Organisasi Kesehatan Dunia kritik China, dan menuding tidak melaporkan kematian
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 32 Bulan Berturut-turut
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, neraca perdagangan Indonesia di Desember 2022 mengalami surplis USD 3,89 miliar. Dengan begitu neraca perdagangan Indonesia surplus selama 32 bulan berturut-turut.
"Ini berarti neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus 32 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Margo dalam konferensi pers, di Gedung BPS, Senin (16/1/2022).
Surplus neraca perdagangan Indonesia di Desember 2022 ini karena dikarenakan oleh nilai ekspor yang sebesar USD 23,83 miliar lebih tinggi jika dibanding nilai impor yang tercatat USD 19,94 miliar.
Sedangkan jika dhitung secara kumulatif Januari sampai Desember 2022, neraca perdagangan Indonesia surplus USD 54,46 miliar atau naik 53,76 persen dibandingkan pada 2021.
"Jadi secara tahunan ekspor kita tumbuhnya cukup impresif yaitu sebesar 53,76 persen," katanya.
Perlu diketahui secara tahunan neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus sebesar USD 5,61 miliar, sementara untuk migas mengalami defisit USD 1,73 miliar.
"Surplusnya neraca perdagangan barang masih ditopang oleh surplus neraca komoditas nonmigas," terang dia.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
Advertisement