Sukses

Profil Bank Mandiri, Bank BUMN dengan Aset Terbesar

Bank Mandiri termasuk salah satu bank BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) merupakan entitas badan usaha milik negara (BUMN) yang menyediakan berbagai macam jasa keuangan. Bank ini dikenal sebagai bank dengan aset terbesar di jajaran bank pelat merah.

Berdasarkan kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI), per 17 Januari 2023, kapitalisasi pasar saham Bank Mandiri mencapai Rp 450 triliun. Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.

Pada Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, dilebur menjadi Bank Mandiri, di mana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia.

Setelah selesai digabung, Bank Mandiri mulai melakukan konsolidasi. Salah satu pencapaian penting lainnya adalah penggantian platform teknologi secara menyeluruh. Bank Mandiri juga berhasil membangun organisasi bank yang solid dan mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi menggantikan core banking system dari keempat bank legacy sebelumnya yang saling terpisah.

IPO dan Mulai Transformasi

Bank Mandiri melakukan penawaran saham perdana pada 14 Juli 2003 sebesar 20 persen atau ekuivalen dengan 4 miliar lembar saham.

Bank Mandiri menjadi salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bank Mandiri saat ini berada pada urutan keempat, di bawah BBCA, BBRI, dan BYAN dengan nilai kapitalisasi mencapai Rp 450 triliun. 2005 menjadi titik balik bagi Bank Mandiri. Bank Mandiri memutuskan untuk menjadi bank yang unggul di regional (regional champion Bank).

Untuk dapat meraih aspirasi menjadi Regional Champion Bank, Bank Mandiri melakukan transformasi secara bertahap melalui tiga fase. Fase tahap pertama pada 2006—2007 yakni back on track, di mana Bank fokus untuk merekonstruksi ulang fondasi Bank Mandiri untuk pertumbuhan di masa depan.

 

2 dari 5 halaman

Tahap Selanjutnya

Tahap selanjutnya ada 2008–2009 yakni outperform the market atau fokus pada ekspansi bisnis untuk menjamin pertumbuhan yang signifikan di berbagai segmen dan mencapai level profit yang mampu melampaui target rata-rata pasar.

Pada 2010 atau tahap tiga, yakni shaping the end game. Di mana Bank Mandiri menargetkan diri untuk menjadi bank regional terdepan melalui konsolidasi dari bisnis jasa keuangan dan lebih mengutamakan peluang strategi pertumbuhan non-organik, termasuk memperkuat kinerja anak perusahaan dan akuisisi bank atau perusahaan keuangan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi Bank Mandiri.

Pada 2015, Bank Mandiri mendirikan satu anak usaha baru yang diberi nama Mandiri Capital agar dapat berbisnis di bidang modal ventura. Mandiri Capital pun menjadi perusahaan modal ventura berbasis teknologi pertama di Indonesia.

3 dari 5 halaman

Ekspansi Layanan Digital

Dalam ekspansi bisnis, Bank Mandiri terus mengembangkan layanan dan produk perbankan digital yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah korporasi dan retail.

Kopra by Mandiri merupakan solusi digital bagi industri nasional yang menyatukan para korporasi sampai pelaku usaha kecil menengah dalam suatu ekosistem digital single access yang sangat mudah dan solutif seperti layanan Cash Management, Forex, Trade & Guarantee, Supply Chain Management, Virtual Account sampai solusi keuangan terintegrasi berbasis Application Programming Interface (API).

Sedangkan layanan digital retail meliputi aplikasi Livin’ by Mandiri, kartu prabayar Mandiri e-money, serta layanan informasi berbasis kecerdasan buatan Mandiri Intelligent Assistant (MITA) pada akun resmi WhatsApp Bank Mandiri di +62 811-84-14000.

Hingga September 2022, jaringan Bank Mandiri telah tersebar di seluruh Indonesia yang meliputi 4.011 jaringan kantor, yang terdiri dari 2.370 kantor cabang dan 1.641 kantor mikro.

 

4 dari 5 halaman

Produk

Produk Nasabah Individu:

Simpanan

- Tabungan Rupiah

- Tabungan Now

- Tabungan Valas

- Tabungan Rencana

- Tabungan Payroll Individu

- TabunganKu

- Deposito Rupiah

- Deposito Valas

- Tabungan TKI

- Tabungan Simpanan Pelajar

- Tabungan SIMakmur

- Laku Pandai

- TabunganMu

- Tabungan Investor Pinjaman

- Kredit Serbaguna Mandiri

- Kredit Kendaraan Bermotor

- Kredit Kepemilikan Rumah

- Kredit Pemilikan Rumah Bersubsidi

- Kredit Multiguna

- Kartu Kredit Kartu Debit

- Mandiri Debit Visa

- Mandiri Debit Bisnis

- Mandiri Debut GPN Investasi dan Asuransi

- Reksa Dana - ORI. dan Sukuk Ritel

- Asuransi

- AXA Mandiri

- Asuransi Kesehatan

- Mandiri InHealth

- Asuransi Umum

- Mandiri AXA General E-Banking

- Livin’ by Mandiri

- Mandiri e-money

- LinjAja - Livin’ Usaha

- Pengiriman Uang

- Outgoing Transfer

- Incoming Transfer Nasabah Bisnis

- Tabungan Bisnis

- Deposito Rupiah

- Deposito Valas

- Tabungan Payroll Perusahaan

- Giro Rupiah - Giro Valas

 

5 dari 5 halaman

Kinerja Kuartal III 2023

Hingga September 2022, laba bersih BMRI tumbuh 59,4 persen secara year on year (YoY) menembus Rp 30,7 triliun. Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.

Pada periode yang sama, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sampai dengan akhir September 2022 berhasil tumbuh 14,28 persen secara YoY mencapai Rp 1.167,51 triliun. Pertumbuhan kredit jauh di atas  pertumbuhan industri pada September 2022 sebesar 11 persen YoY.

Kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis Bank Mandiri tumbuh positif sebesar 12,2 persen YoY menjadi Rp 410 triliun per akhir September 2022. Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 23,28 persen atau naik 822 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) konsolidasi terjaga solid di level 5,42 persen.

Dari sisi total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh positif 12,13 persen YoY dari Rp 1.213,99 triliun di kuartal III 2021 menjadi Rp 1.361,30 triliun di akhir kuartal III 2022 yang ditopang oleh peningkatan dana tabungan yang naik 15,1 persen YoY menjadi Rp 533 triliun secara konsolidasi.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 2,3 persen per September 2022. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode September 2021 yang sempat menyentuh 3,1 persen atau telah turun sebesar 80 basis poin (bps).  

Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai. Sampai dengan kuartal III 2022 Bank Mandiri telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio mencapai 292 persen, meningkat dari posisi kuartal III tahun sebelumnya yang sebesar 247 persen.

Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan menjadi 1,3 persen per September 2022. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 2,1 persen.

Berdasarkan laporan keuangannya, total aset Bank Mandiri sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 1.839 triliun.Â