Liputan6.com, Jakarta - Treasurer of Victoria, Minister for Economic Development, Minister for Industrial Relations and Minister for Trade, Australia, Tim Pallas mengunjungi kantor PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Kunjungan itu dimaksudkan untuk mengenal lebih dekat upaya lini bisnis online-to-offline (o2o) Bukalapak, yaitu Mitra Bukalapak. Lini bisnis tersebut fokus dalam memberdayakan pemilik warung dan usaha kecil lainnya di Indonesia melalui kapabilitas teknologi yang berdampak positif terhadap pertumbuhan usaha serta kualitas hidup para pelaku bisnis ini.
Baca Juga
Pada awal 2022, Bukalapak bekerjasama dengan pemerintah Victoria dalam meluncurkan Technology Hub di Melbourne, Australia sebagai pusat riset dan pengembangan internasional pertama Bukalapak. Tujuan dari inisiatif itu adalah untuk memperkuat komitmen Bukalapak dalam menciptakan solusi-solusi digital yang inovatif bagi masyarakat Indonesia dari talenta-talenta teknologi di Australia dan seluruh dunia.
Advertisement
"Bukalapak Tech Hub di Melbourne menciptakan lapangan kerja dan memperkuat budaya inovasi Victoria. Tempat ini merupakan wadah yang tepat bagi para tech talent Indonesia dan Australia untuk menyatukan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam memperkuat upaya digitalisasi kami dan memperluas dampak yang diciptakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Tim Pallas dalam keterangan resmi, Kamis (19/1/2023).
Kunjungan Minister Pallas ke kantor Bukalapak disambut oleh perwakilan direksi, manajemen, serta karyawan Bukalapak.
CEO Mitra Bukalapak, Howard Gani menjelaskan tentang langkah-langkah yang diambil oleh Mitra Bukalapak dalam membantu usaha-usaha kecil naik kelas lewat penggunaan teknologi.
Fasilitasi Seluruh Lapisan Masyarakat
Lewat aplikasi Mitra Bukalapak, para pelaku usaha ini memiliki akses ke berbagai fitur yang berdampak pada pengembangan bisnis mereka, seperti fitur grosir yang mengatur pembelian barang-barang kebutuhan sehari-hari untuk diantar langsung ke warung serta beragam fitur penjualan produk dan pelayanan virtual dari mulai pulsa, token listrik, kirim uang, pembayaran tagihan, voucher gaming, hingga agen logistik.
Para pelaku usaha yang menggunakan Mitra Bukalapak tercatat mengalami rata-rata kenaikan pendapatan hingga 3 kali lipat. Selain membawa warung dan usaha-usaha kecil lainnya mengembangkan bisnis, Mitra Bukalapak juga berfokus untuk mendorong para UMKM ini menjadi agen perubahan di lingkungan sekitarnya. Perubahan ini termasuk perubahan kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi.
"Dengan memfasilitasi semua lapisan masyarakat bertransaksi digital secara mudah dan aman dengan teknologi, para Mitra kami dapat mendorong inklusi finansial di Indonesia. Dampak menyeluruh seperti ini lah yang kami berusaha terus capai melalui Mitra Bukalapak," ujar Howard.
Saat ini, sebanyak 15,2 juta warung dan usaha kecil lainnya di seluruh Indonesia terdaftar di Mitra Bukalapak. Jumlah ini naik 4 kali lipat dari 3,4 juta Mitra Bukalapak pada 2019.
Menurut riset yang dilakukan oleh Nielsen pada Mei 2022, Mitra Bukalapak juga merupakan pemimpin pasar o2o di tanah air selama dua tahun berturut-turut dengan jumlah penetrasi tertinggi ke warung kelontong dan kios pulsa dibandingkan para kompetitornya, yaitu sebanyak 56 persen. Angka ini mengalami kenaikan dari riset sama pada 2021, yaitu 42 persen.
Advertisement
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membukukan kinerja cemerlang pada kuartal III 2022. Total Processing Value (TPV) selama kuartal III 2022 (3Q22) tumbuh 32 persen menjadi Rp 41,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan itu salah satunya ditopang kinerja Mitra Bukalapak juga tumbuh positif. TPV Mitra Bukalapak pada kuartal III 2022 bertambah sebesar 23 persen menjadi Rp 19,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara akumulatif, TVP Mitra Bukalapak pada September 2022 tumbuh sebesar 37 persen menjadi Rp 54,7 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu.
"Pertumbuhan Mitra ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra. Pada akhir September 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 15,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021," ungkap Sekretaris Perusahaan Bukalapak, Teddy Oetomo dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (1/11/2022).
Dari sisi pendapatan yang dicatatkan Bukalapak pada kuartal III 2022 tumbuh sebesar 86 persen menjadi Rp 898 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Secara akumulatif, pendapatan Bukalapak hingga September 2022 meningkat sebesar 92 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 2,59 triliun. Pendapatan Mitra pada kuartal III 2022 meningkat 131 persen menjadi Rp 477 miliar.
Secara year to date hingga September 2022, pendapatan Mitra tumbuh sebesar 191 persen dari September 2022 menjadi Rp 1,45 triliun. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan menunjukkan peningkatan dari 43 persen pada kuartal III 2021 menjadi 53 persen pada kuartal III 2022.
Hingga September 2022, Bukalapak membukukan laba operasional sebesar Rp 3,53 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 391 persen dari rugi operasional sebesar Rp 1,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sejalan dengan itu, perseroan berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 3,62 triliun pada September 2022, atau meningkat sebesar 421 persen dari rugi bersih sebesar Rp 1,13 triliun pada September 2021.
Pimpin Pasar 020, Mitra Bukalapak Topang Pertumbuhan Bukalapak
Sebelumnya, Mitra Bukalapak mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar o2o di Indonesia dengan tingkat penetrasi tertinggi.
Menurut hasil riset terbaru yang dilakukan oleh Nielsen pada Mei 2022 terhadap 2.736 warung dan kios pulsa di 14 kota di seluruh Indonesia, tercatat baru 25 persen warung kelontong yang sudah terdigitalisasi.
Mitra Bukalapak memimpin digitalisasi ini dengan penetrasi sebesar 56 persen. Di kalangan warung yang menggunakan platform o2o, Mitra Bukalapak memimpin penetrasi di kategori grocery atau bahan makanan sebesar 68 persen dan kategori produk virtual sebesar 46 persen.
"Pencapaian ini juga diikuti oleh pertumbuhan bisnis Mitra Bukalapak yang konsisten meningkat. Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan Bukalapak,” ungkap CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani mengatakan dalam keterangan resmi, Jumat (28/10/2022).
Pada kuartal II 2022, TPV (Total Processing Value) Mitra Bukalapak naik sebesar 25 persen menjadi Rp 17,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara kumulatif, TVP Mitra Bukalapak naik 46 persen pada paruh pertama 2022 menjadi Rp 35 triliun dibanding semester I 2021. Pada akhir Juni 2022, jumlah warung dan UMKM lainnya yang terdaftar sebagai pengguna Mitra Bukalapak mencapai 14,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember.
Advertisement
Potensi Mitra Bukalapak
Dengan posisi nomor 1 di pasar o2o, Mitra Bukalapak berkomitmen untuk terus mendigitalisasi warung dan berbagai UMKM lainnya di seluruh tanah air, khususnya di kota-kota Tier 2 dan 3.
Sebanyak 75 persen transaksi di Bukalapak berasal dari luar daerah Tier 1 dan ini menunjukan besarnya potensi dari kota-kota kecil di Indonesia. Namun, warung dan UMKM lainnya di daerah-daerah ini kerap mengalami kendala seperti keterbatasan akses ke infrastruktur, teknologi dan permodalan.
Hal inilah yang mendorong Mitra Bukalapak untuk terus memberdayakan UMKM dengan kemampuan untuk menjual berbagai produk fisik serta produk dan layanan virtual.
Hasilnya, para Mitra Bukalapak tercatat berhasil meningkatkan pendapatan mereka hingga 3 kali lipat sejak bergabung jadi Mitra Bukalapak.
"Kami ingin dampak yang diciptakan oleh Mitra Bukalapak dapat dirasakan secara merata dan inklusif oleh pelaku bisnis kecil di seluruh Indonesia. Karena itu, kami akan terus memperluas akses bagi para Mitra kami ke berbagai layanan dari vertikal-vertikal bisnis Bukalapak. Dengan begitu, kapabilitas bisnis mereka akan terus tumbuh dan bisa terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap dia.