Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Jumat (20/1/2023). Aliran dana investor asing yang kembali masuk ke pasar saham dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan bayangi IHSG.
CEOP PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, akhir pekan setelah ditetapkannya suku bunga acuan Bank Indonesia naik 0,25 persen menjadi 5,75 persen memberikan sentimen positif bagi pergerakan IHSG. Ia prediksi, IHSG berpotensi menguat pada Jumat pekan inii. Aliran dana investor asing yang kembali masuk pun menjadi sentimen positif.
Baca Juga
“Mulai kembalinya capital inflow ke dalam pasar modal Indonesia turut menjadi penunjang bagi kenaikan IHSG saat ini. Hari ini IHSG masih berpotensi menguat,” ujar William dalam catatannya.
Advertisement
William prediksi, IHSG berpeluang berada di kisaran 6.702-6.872.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG ditutup menguat 0,8 persen ke 6.819 pada Kamis, 19 Januari 2023 dan mampu berada di atas MA20.
“Posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada di akhir wave (v) dari wave [i] dari wave C pada label hitam sehingga IHSG berpeluang untuk menguji 6.840-6.870 dalam jangka pendek, selanjutnya IHSG akan rawan terkoreksi terlebih dahulu ke area 6.714-6.797,” ujar dia.
Namun demikian, ia mengingatkan untuk tetap waspadai akan adanya penguatan terbatas dari IHSG yang pada akhirnya akan membawa IHSG ke bawah 6.557. Ia prediksi, IHSG berada di level support 6.720,6.660 dan resistance 6.823, 6.900 pada Jumat pekan ini.
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Sedangkan William memilih saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Selain itu, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.ITMG - Buy on Weakness
Saham ITMG ditutup menguat 3,2 persen ke 36.850 pada perdagangan 19 Januari 2023 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Posisi ITMG diperkirakan berada di awal wave [c] dari wave X, sehingga ITMG masih berpeluang melanjutkan penguatannya.
Buy on Weakness: 36.000-36.525
Target Price: 37.850, 41.500
Stoploss: below 34.550
2.SMRA - Buy on Weakness
Saham SMRA ditutup menguat 4,3 persen ke 605 dan disertai dengan peningkatan volume pembelian, tetapi penguatan SMRA masih tertahan oleh MA200 sekaligus Upper Band.
"Posisi SMRA diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave iii dari wave (iii) dari wave [c], sehingga SMRA berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar dia.
Buy on Weakness: 590-605
Target Price: 640, 670
Stoploss: below 565
3.TBIG - Buy on Weakness
Saham TBIG ditutup menguat 2,4 persen ke 2.140 pada perdagangan Kamis, 19 Januari 2023.
"Posisi TBIG diperkirakan sedang berada di akhir wave 5 dari wave (C) dari wave [B], sehingga koreksi TBIG akan cenderung terbatas dan berpeluang menguat kembali," ujar dia.
Buy on Weakness: 2.020-2.060
Target Price: 2.320, 2.500
Stoploss: below 1.940
4.UNTR - Buy on Weakness
Saham UNTR ditutup menguat 6,1 persen ke 26.250 dan disertai peningkatan volume pembelian. Posisi UNTR diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave 3 dari wave (A) dari wave [B], sehingga UNTR masih berpeluang melanjutkan penguatannya.
Buy on Weakness: 25.275-25.800
Target Price: 26.625, 28.225
Stoploss: below 24.025
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 19 Januari 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Kamis, 19 Januari 2023 seiring investor semakin khawatir the Federal Reserve (the Fed) akan terus menaikkan suku bunga meski ada tanda-tanda perlambatan inflasi.
Pada penutupan perdagangan saham wall street, indeks Dow Jones merosot 252,40 poin atau 0,76 persen ke posisi 33.044,56, dan membukukan penurunan hari ketiga berturut-turut dan melepaskan keuntungannya dari reli sejak awal 2023. Indeks saham acuan tersebut sudah melemah 0,31 persen pada 2023.
Sementara itu, indeks S&P 500 merosot 0,76 persen ke posisi 3.898,85. Indeks Nasdaq terpangkas 0,96 persen ke posisi 10.852,27. Dua indeks acuan tersebut masih positif pada 2023.
Semua rata-rata indeks acuan alami penurunan mingguan pertama dalam tiga minggu. Indeks Dow Jones merosot 3,67 persen, dan menuju kinerja mingguan terburuk sejak September. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing merosot lebih dari 2 persen setiap minggu.
"Setelah pasar secara praktis menyerempet perkiraan nilai wajar SPX jangka pendek intraday di 4.014 pada Selasa dan Rabu, saham turun dan bertindak seolah-olah membutuhkan istirahat,” ujar Head of Equity Strategy Wells Fargo Securities, Christopher Harvey dikutip dari laman CNBC, Jumat (20/1/2023).
Wall street memperpanjang penurunan pada Kamis, 19 Januari 2023 setelah pengajuan awal untuk asuransi pengangguran jatuh ke level terendah sejak September 2022, demikian laporan Departeman Tenaga Kerja AS. Hal ini memberi sinyal kepada investor kalau pasar tenaga kerja tangguh di tengah ekonomi yang melambat.
“Terlepas dari semua PHK pasca-pandemi teknologi besar, pasar tenaga kerja tetap panas,” ujar Senior Market Analyst Oanda, Ed Moya.
Investor Cerna Data Ekonomi Terbaru AS
Ia menambahkan, pasar tenaga kerja perlu istirahat untuk memungkinkan the Fed mempertahankan suku bunga dengan nyaman. Klaim berjumlah 190.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 14 Januari 2023. Data tersebut turun 15.000 dari periode sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi 215.000.
Investor telah mengurai data ekonomi terbaru lainnya dan komentar the Federal Reserve (the Fed) untuk petunjuk tentang seberapa tinggi suku bunga akan naik. Namun, sementara angka terbaru menunjukkan penurunan inflasi, CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon menilai suku bunga akan mencapai 5 persen.
"Saya pikir ada banyak inflasi mendasar, yang tidak akan hilang begitu cepat,” ujar Dimon.
Di sisi lain, investor mengamati laporan kuartalan untuk melihat apakah ada resesi laba yang sedang terjadi. Adapun Netflix melaporkan kinerja setelah penutupan perdagangan.
Advertisement