Liputan6.com, Jakarta - Viral video di akun media sosial Instagram saat ceramah di masjid di Kutai Timur, Kalimantan Timur ada Jemaah yang berbeda. Bahkan hingga membuat warganet jadi “malu”.
Video tersebut menunjukkan ternyata bukan hanya manusia saja, tetapi orangutan turut ikut dengar ceramah. Video yang diunggah di akun Instagram @viralkaltimdotcom pada 23 Desember 2022 itu telah disukai hingga 37.506 dan mendapatkan 557 komentar hingga artikel ini dibuat.
"Jamaah yang sangat spesial di Kutai Timur. Mendengarkan ceramah Jumat,” demikian mengutip dari unggahan akun @viralkaltimdotcom, ditulis Jumat (20/1/2023).
Advertisement
Dalam video sejumlah pegawai perusahaan tambang duduk bersila mendengarkan khotbah dan ada juga pegawai yang berdiri. Di depan pegawai itu, tampak ada orangutan yang turut ikuti ceramah.
Orangutan yang turut ikuti ceramah itu menyita perhatian dan menuai ragam komentar warganet. Bahkan warganet merasa “malu” saat orangutan ikut mendengarkan ceramah di masjid.
"Anjir malu gue ama primata, dia ga punya akal saja ke masjid,” tulis @tegarsaputra81.
Ada juga yang meminta agar orangutan tersebut tidak disakiti. "Jangan disakiti ya pak, pakai hak dan kuasa kalian untuk lindungi mereka,” tulis freey_liem107.
Warganet juga berharap agar orangutan itu dirawat dan diurut oleh perusahaan tambang. “Semoga dia dirawat, diberi makan setiap hari oleh pengurus tambang. Jangan diusir yah Gaysss,” tulis @rangga_cenghoo.
Selain itu, ada juga warganet menilai kalau orangutan itu sudah nyaman saat di masjid. “Mungkin di masjid dia merasa nyaman dan aman,” tulis mas.nanang_.
Ada juga warganet yang merasa iba dengan orangutan tersebut. “Kesian harusnya dia ada di pepohonan yang rindang dan bahagia bersama kawasanannya, tolong dijaga ya orangutannya itu supaya sehat terus,” tulis @arrafian.
Bahkan ada yang mengingatkan untuk salat jumat. "Orang utan saja mau jumatan, masa orang beneren banyak yang nggak mau, eh," tulis budi201010.
Orangutan Masuk Bandara
Kejadian seperti ini bukan yang pertama, bahkan baru saja terjadi beberapa hari lalu. Bedanya, orangutan itu masuk ke area bandara. Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pangkalan Bun Kalimantan Tengah bersama Orangutan Foundation Internasional (OFI) mengevakuasi satu individu orangutan yang nyasar masuk ke kawasan Bandara Iskandar Kota Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
"Kami dibantu kawan-kawan dari OFI, Lanud Iskandar dan AVSEC berhasil melakukan penyelamatan individu orangutan yang masuk kawasan bandara Iskandar pada Jumat, 13 Januari 2023 sekitar pukul 10.30 WIB," kata Kepala BKSDA SKW II Pangkalan Bun Dendi Sutiadi, melansir Antara, Senin, 16 Januari 2023.
Menurut Dendi, tim BKSDA SKW II Pangkalan Bun pertama kali menerima laporan dari Kepala AVSEC Iskandar, Murdoko pada Jumat pukul 09.00 WIB. Dilaporkan bahwa adanya individu orangutan yang terlihat di kawasan hutan jogging track Bandara Iskandar.
"Begitu mendapatkan nformasi tersebut, kami langsung ke lokasi untuk melakukan penyelamatan," ujar Dendi di Pangkalan Bun, Senin, 16 Januari 2023. Setelah berhasil melakukan penyelamatan, tim langsung mengamankan individu orang utan tersebut ke kantor BKSDA SKW II untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan, sebelum dilepasliarkan kembali.
Advertisement
Hutan Lanud Iskandar
"Untuk data orangutan tersebut umur sekitar 10 tahun, berat 30 kg dan berjenis kelamin jantan. Saat kita amankan, dalam kondisi sehat," terang Dendi. Dendi menambahkan, ini merupakan penyelamatan kedua orangutan yang masuk di kawasan Bandara Iskandar.
Sebelumnya timnya pernah menyelamatkan orangutan pada 2022. "Karena hutan sekitar kawasan hutan Lanud Iskandar masih sering ditemui orangutan," ujarnya.
Orangutan yang berhasil diamankan di kawasan Lanud Iskandar tersebut sudah dilepasliarkan pada Sabtu, 14 Januari 2023 di kawasan wisata alam Tanjung Keluang Kecamatan Kumai. Lokasi ini merupakan kawasan konservasi baru di Kabupaten Kotawaringin Barat, selain TN Tanjung Puting dan Suaka Margasatwa Lamandau.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Iskandar Letkol Nav Rudy Kurniawan membenarkan bahwa ia bersama anggotanya ikut langsung dalam penyelamatan orangutan yang masuk di kawasan Bandara Lanud Iskandar. Sementara itu, rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur memunculkan kekhawatiran akan masa depan orangutan yang merupakan satwa endemik pulau itu.
Namun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menampik tudingan bahwa IKN mengganggu habitat orangutan. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno menyatakan bahwa pusat IKN bukanlah daerah sebaran alami orangutan. Wilayah tersebut, sambung dia, berada di bekas kawasan Hutan Tanaman Indonesia (HTI), bukan di hutan primer.
Orangutan dan IKN
Dia menerangkan, populasi orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus Morio) terbagi ke dalam 17 lanskap berdasarkan PHVA 2016. Ke-17 sebaran itu terdiri dari Lansekap Beratus, Sungai Wain, TN Kutai - Bontang, Belayan – Senyiur, Wehea – Lesan, Sangkulirang, Tabin, Area Hutan Tengah, Kinabatangan Rendah, Kinabatangan Utara, Ulu Kalumpang, Crocker, Lingkabau, Bonggaya, Ulu Tungud, Trus Madi, Sepilok.
Total orangutan di sebaran itu adalah 14.540 individu. "Orangutan terdekat dengan IKN hanya di lansekap Sungai Wain. Orangutan yang terdapat di areal Sungai Wain adalah orangutan hasil rehabiltasi," ujar Wiratno dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu, 23 Februari 2022.
Wiratno mengatakan bahwa informasi fakta yang disampaikannya sangat bertolak belakang dengan isu terfragmentasinya habitat orangutan karena pembangunan IKN. Dalam KLHS IKN telah diidentifikasi lokasi-lokasi yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi untuk dipertahankan, dan lokasi-lokasi yang rusak agar ditanam kembali, dipulihkan ekosistemnnya, dan membuat koridor satwa.
Meski begitu, sejumlah upaya disiapkan untuk mengantisipasi masuknya orangutan ke zona IKN. Upaya yang melibatkan banyak pihak itu antara lain membangun koridor satwa liar dan memulihkan ekosistem untuk memperbanyak cluster habitat satwa, terutama di bekas tambang.
Advertisement