Sukses

22 Emiten Antre Rights Issue, Incar Dana Rp 19,1 Triliun

BEI menyatakan, perusahaan yang dominan incar dana rights issue yaitu sektor keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan tercatat  atau emiten berencana gelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, setidaknya ada 22 perusahaan yang antre dalam pipeline right issue. Adapun dana yang dibidik dari rights issue 22 emiten itu mencapai Rp 19,1 triliun.

"Hingga 19 Januari 2023, terdapat 22 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline right issue dengan perkiraan dana yang akan diperoleh sebesar Rp 19,1 triliun,” ungkap Nyoman kepada wartawan, jumat (20/1/2023).

Berdasarkan data yang telah ia kantongi, jumlah perusahaan yang berencana melakukan right issue didominasi oleh sektor financial sebanyak tujuh perusahaan. Disusul sektor consumer cyclicals, dan consumer non-cyclicals masing-masing sebanyak tiga perusahaan.

Lebih lanjut, berikut daftar perusahaan bakal rights issue berdasarkan sektornya:

1 perusahaan dari sektor Industrial

2 perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

1 perusahaan dari sektor Properties & Real Estate

2 perusahaan dari sektor Energy  

1 perusahaan dari sektor Healthcare

1 perusahaan dari sektor Basic Materials 1 perusahaan dari sektor Technology Sementara pada pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), hingga 9 Januari 2023, terdapat 45 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp 49,5 triliun.

Perusahaan pada sektor Consumer Cyclicals dan Technology paling banyak pada pipeline pencatatan saham. Sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya. dari besaran emisinya, Nyoman menyebutkan ada beberapa perusahaan yang mengincar emisi di atas Rp 1 triliun.

"Beberapa di antara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham, ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Yaitu dua perusahaan pada sektor energi, 1 perusahaan pada sektor financial, dan 1 perusahaan pada sektor basic materials,” beber Nyoman.

 

 

2 dari 4 halaman

45 Perusahaan Antre IPO

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan tengah antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, saat ini ada 45 perusahaan bakal IPO yang mengincar dana sekitar Rp 49,5 triliun.

“Sampai dengan 19 Januari 2023, terdapat 45 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp 49,5 triliun,” kata Nyoman kepada wartawan, Jumat (20/1/2023).

Nyoman menambahkan, perusahaan pada sektor Consumer Cyclicals, dan Technology paling banyak pada pipeline pencatatan saham. Sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya. dari besaran emisinya, Nyoman menyebutkan ada beberapa perusahaan yang mengincar emisi di atas Rp 1 triliun.

“Beberapa di antara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham, ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Yaitu dua perusahaan pada sektor energi, 1 perusahaan pada sektor financial, dan 1 perusahaan pada sektor basic materials,” beber Nyoman.

Lebih lanjut, berikut adalah klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham dengan rincian sektornya:

• 5 Perusahaan dari sektor Basic Materials

• 8 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals

• 1 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals

• 3 Perusahaan dari sektor Energy

• 2 Perusahaan dari sektor Financial

• 4 Perusahaan dari sektor Healthcare

• 2 Perusahaan dari sektor Industrials

• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures

• 3 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate

• 8 Perusahaan dari sektor Technology

• 6 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

Sebagai informasi, saat ini terdapat 11 perusahaan yang telah berada pada sistem e-IPO, yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk (BSMT), PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP), PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT), PT Haloni Jane Tbk (HALO), PT Hillcon Tbk (HILL), PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX), PT Jasa Berdikari Logistics Tbk (LAJU), PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ), PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK), PT Vastland Indonesia Tbk (VAST), dan PT Penta Valent Tbk (PEVE).   Adapun sampai dengan 19 Januari 2023, perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia berjumlah delapan perusahaan.

3 dari 4 halaman

OJK Bidik Penghimpunan Dana di Pasar Modal Sentuh Rp 170 Triliun

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 170 triliun pada 2023

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, terdapat rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang dilakukan calon emiten baru sebanyak 58 perusahaan pada 2023.

"Di pipeline 84 rencana penawaran umum dengan emisi Rp 81,41 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO akan dilakukan emiten baru sebanyak 58 perusahaan," kata Inarno dalam RDK OJK, Senin (2/1/2022).

Dia menuturkan, pada tahun lalu penghimpunan dana mencapai Rp 260 triliun. Dengan demikian, penghimpunan dana pada tahun ini ditargetkan Rp 170 triliun.

"Target untuk 2023 Rp 170 triliun dan kalau dibandingkan 2022 memang extraordinary mencapai Rp 260 triliun. Apabila keluarkan out layer GOTO dkk, tetap ada growth positif, tapi kira-kita berimbang antara  2022 dan 2023," kata dia.

Dia menambahkan, minat untuk penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp267,73 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru. 

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 14 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 337 Penerbit, 136.779 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp721,84 miliar.

Sementara itu, bursa saham hingga 30 Desember 2022 melemah 3,26 persen mtd ke level 6.850,62 dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp20,91triliun mtd. 

Secara year to date (Ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 4,09 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp60,58 triliun. 

"Pada 2022, jumlah investor pasar modal telah mencapai 10,31 juta investor yang merupakan milestone baru bagi industri pasar modal," kata Inarno.

Dukungan kemudahan masyarakat mengakses instrumen pasar modal dan perluasan kanal distribusi terutama secara digital mendukung lonjakan pertumbuhan investor sebesar 37,68 persen (yoy). 

 

4 dari 4 halaman

OJK: 64 Perusahaan Antre Himpun Dana di Pasar Modal, Ada IPO Jumbo pada 2023

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terdapat penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) bernilai lebih dari Rp1 triliun di bursa pada 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menuturkan, IPO di atas Rp1 triliun masih dalam proses dan ada di pipeline OJK. Kemungkinan, IPO tersebut masuknya tahun depan.

"Tidak hanya satu, masih dalam proses dan pipeline. Kapan akan masuknya, Insya Allah masuk pada tahun depan," kata Inarno dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, ditulis Jumat (30/12/2022).

Inarno menuturkan, rencana tersebut masih bergantung dengan calon emiten, kondisi pasar dan lainnya.

"Tentunya tergantung daripada emitennya juga, pasarnya juga dan tentunya masih banyak kemungkinan yang terjadi," kata dia.

Dia menyebutkan, terdapat 64 calon emiten yang berada di pipeline OJK pada 2023.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, penggalangan dana di pasar modal sudah mencapai Rp 226,49 triliun hingga 30 November 2022. Saat ini juga masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai Rp 96,2 triliun. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, untuk penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp 226 triliun hingga akhir November 2022.

"Untuk yang fundrise, saat ini kita sudah mencapai Rp 226 triliun sampai dengan 30 November 2022 dan saat ini pun itu masih ada pipeline sejumlah 91 perusahaan dengan nilai sampai saat ini Rp 96,2 triliun,” kata Inarno dalam RDK OJK, Selasa, 6 Desember 2022.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • rights issue

  • emiten