Liputan6.com, Jakarta - Hanya dalam sebulan terakhir terdapat hampir 50.000 pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor teknologi.
Melansir Channel News Asia, Minggu (22/1/2023), perusahaan teknologi besar dan kecil melakukan perekrutan besar-besaran selama beberapa tahun terakhir karena permintaan akan produk, perangkat lunak, dan layanan mereka melonjak dengan jutaan orang yang bekerja dari jarak jauh.
Baca Juga
Meta: Perusahaan induk Facebook memberhentikan 11.000 orang, sekitar 13 persen dari tenaga kerjanya.
Advertisement
Januari 2023
Amazon: Perusahaan e-commerce mengatakan harus memangkas sekitar 18.000 posisi. Itu hanya sebagian kecil dari 1,5 juta tenaga kerja globalnya.
Salesforce: Perusahaan memberhentikan 10 persen tenaga kerjanya, sekitar 8.000 karyawan.
Coinbase: Platform perdagangan cryptocurrency melakukan PHK sekitar 20 persen tenaga kerjanya, atau sekitar 950 pekerjaan, dalam putaran kedua PHK dalam waktu kurang dari setahun.
Microsoft: Perusahaan perangkat lunak mengatakan akan memangkas sekitar 10.000 pekerjaan, hampir 5 persen dari tenaga kerjanya.
Google: Raksasa mesin pencari ini menjadi yang terbaru di industri ini yang mengatakan harus menyesuaikan, dengan menngungkapkan 12.000 pekerja, atau sekitar 6 persen dari tenaga kerjanya, akan diberhentikan.
Google akan PHK 12.000 Pekerja, Sahamnya Langsung Meroket Lebih dari 5 Persen
Sebelumnya, Perusahaan teknologi raksasa dunia, Google akan memberhentikan alias PHK 12.000 pekerja. Langkah ini menambah daftar perusahaan teknologi besar AS yang memangkas pekerjaan di tengah kekhawatiran resesi yang akan datang.
Kebijakan PHK karyawan Google disampaikan Sundar Pichai, CEO Google dan perusahaan induk Alphabet, melalui email yang dikirim ke staf perusahaan pada hari Jumat waktu setempat, melansir laman CNBC, Sabtu (21/7/2023).
Rencana awal, Perusahaan akan segera melakukan PHK di Amerika Serikat (AS). Sementara di negara lain, prosesnya “akan memakan waktu lebih lama karena undang-undang dan praktik setempat,” jelas isi surat tersebut.
CNBC melaporkan karyawan Google telah mengkhawatirkan adanya langkah PHK ini sejak November lalu. Itu karena mereka melihat adanya pemangkasan terhadap rekan-rekannya dan perubahan pada sistem peringkat kinerja perusahaan.
Raksasa pencarian web dan berbagi video akan menawarkan kepada karyawan yang berbasis di AS 16 minggu pembayaran pesangon ditambah dua minggu untuk setiap tahun tambahan mereka telah bekerja di Google. Ini diungkapkan Pichai.
Pengumuman langkah PHK ini membuat saham Google ditutup naik lebih dari 5 persen setelah berita tersebut.
Perusahaan teknologi menghadapi berbagai tantangan saat ini, tidak terkecuali kenaikan suku bunga dan inflasi selama setahun terakhir yang telah mengalahkan saham teknologi dan memaksa pengiklan untuk mengurangi belanja iklan online.
Kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS khususnya berdampak buruk bagi saham perusahaan teknologi Amerika. Iklim ekonomi makro yang suram pada gilirannya menambah tekanan pada perusahaan-perusahaan tersebut untuk melakukan pemotongan besar-besaran terhadap tenaga kerja mereka.
Advertisement
PHK di Perusahaan Teknologi Lain
Pada Rabu, Amazon memulai gelombang baru pemutusan hubungan kerja kepada lebih dari 18.000 orang. Pada hari yang sama, Microsoft mengumumkan rencana untuk memberhentikan 10.000 pekerja.
Twitter, di bawah kepemimpinan Elon Musk, juga melakukan pemutusan hubungan kerja, memangkas lebih dari setengah jumlah karyawan perusahaan sejak mengambil alih posisi CEO pada Oktober.
Langkah PHK dari Google pada hari Jumat terjadi setelah CNBC melaporkan pada hari Kamis bahwa perusahaan tersebut menunda sebagian cek bonus akhir tahun karyawan hingga Maret atau April alih-alih membayarnya secara penuh pada Januari.