Sukses

Tradisi Imlek Ini Sangat Dinantikan Direktur Indofood Axton Salim saat Tahun Baru

Sejumlah tradisi dilakukan sebelum dan saat perayaan Imlek. Apa saja tradisi imlek tersebut?

Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru Imlek atau Festival Musim Semi menjadi festival terpenting di China dan di beberapa negara Asia Timur lainnya.

Secara tradisional pada Tahun Baru Imlek merupakan waktu untuk hormati leluhur, dan menjadi waktu berpesta dan mengunjungi keluarga. Tanggal Tahun Baru China ditentukan oleh kalender lunar China. Tanggal berubah setiap tahun tetapi dalam periode dari 21 Januari-20 Februari. Demikian mengutip dari chinahighlights.com, Senin (23/1/2023).

Biasanya perayaan Tahun Baru China ini diperingati selama 16 hari. Adapun tujuh hari pertama merupakan libur nasional dari 21 Januari-27 Januari. Kebiasaan dan tradisi daerah sangat bervariasi tetapi memiliki tema yang sama yaitu menyambut keberuntungan dan kemakmuran pada tahun baru.

Biasanya kegiatan utama yang dilakukan saat Tahun Baru Imlek meliputi memasang dekorasi, mempersembahkan sajian untuk leluhur, makan malam reuni bersama keluarga pada malam tahun baru, memberikan amplop merah dan hadiah lainnya, petasan kembang api dan menonton tarian singa dan naga.

Beberapa pengusaha Indonesia turut merayakan Tahun Baru Imlek 2023. Salah satunya Axton Salim, Direktur Indofood Sukses Makmur.

Melalui akun Instagram resmi Axton Salim @axtonsalim, ia mengunggah kegiatan tradisi Imlek. Salah satunya makam malam reuni keluarga yang biasanya dilakukan malam sebelum imlek.Makan malam reuni keluarga ini juga yang biasanya dinantikan Axton saat Imlek.

"Sesuatu yang selalu saya nantikan untuk Tahun Baru Imlek adalah makan malam reuni keluarga, dan biasanya malam sebelum Imlek,” tulis dia.

Axton juga menjelaskan mengenai makan malam reuni keluarga yang merupakan tradisi Imlek. “Makan malam reuni (tuan’nianfan) adalah makan tahunan di mana anggota keluarga menegaskan kembali cinta dan rasa hormat yang mengikat mereka bersama sebagai satu kesatuan. Itu juga dikenal sebagai tuanyuan (atau weilu) yang berarti “berkumpul di sekitar perapian keluarga,”

Axton juga menanyakan warganet apa tradisi keluarga yang selalu dinantikan. "Apa tradisi keluarga kamu yang selalu kamu nantikan,” tulis dia.

Adapun unggahan Axton tersebut sudah mendapatkan tanda suka 4.261 hingga artikel ini tayang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mengenal Chinese New Year dan Lunar New Year

Sebelumnya, Tahun Baru Imlek 2023 akhirnya tiba. Pada Minggu, 22 Januari 2023, masyarakat Tionghoa merayakan Imlek.

Ucapan selamat untuk merayakan tahun baru China ini akan terus berdatangan. Saat mengucapkan apakah lebih baik “Chinese New Year"?Atau haruskah menyebut “Lunar New Year"? Atau adakah sesuatu yang lain?

Mengutip Chinahighlights.com, Minggu (22/1/2023), Chinese New Year dan Lunar New Year tidak sama. Meski terkait, ada sejumlah perbedaan penting antara keduanya.

1.Chinese New Year bersifat spesifik sedangkan Lunar New Year bersifat lebih umum

Jika merujuk pada acara tahun baru, ketika tradisi dan budaya China dirayakan, Anda dapat menyebutnya Chinese New Year.

Lunar New Year adalah istilah lebih umum dan mencakup semua perayaan yang menandai tahun baru menurut kalender lunar. Dalam konteks di luar China, menyebut Lunar New Year sebagai Chinese New Year dan sebaliknya dapat dianggap tidak peka dan menyinggung karena mengabaikan budaya lain, yang memiliki tradisi, kepercayaan dan perayaan yang unik.

2.Bagaimana setiap negara Asia merayakan dan menamai festival tahun baru berbeda?

Lunar New Year dirayakan di banyak negara, termasuk China, Vietnam, Korea, Singapura dan Malaysia. Meskipun sejumlah tradisi dimiliki bersama, yang lain unik untuk identitas budaya masing-masing negara.

 

3 dari 5 halaman

Lunar New Year

Di China, Lunar New Year disebut Chunjie atau Festival Musim Semi atau Chinese New Year. Ini terkenal karena memulai tanda baru dalam siklus 12 tahun zodiac hewan. Kegiatan populer termasuk memasang lentera, makan malam  reuni yang penuh dengan makanan keberuntungan, menyalakan petasan dan kembang api, dan memberikan amplop merah.

Di Vietnam, Lunar New Year dikenal sebagai Tet atau Tahun Baru Vietnam. Tanda-tanda zodiak Vietnam termasuk kucing bukan kelinci dan kerbau. Masyarakat Vietnam memiliki kue tradisional dan menghiasi rumah dengan pohon bunga persik atau hoamai (bunga Mai kuning, sejenis pohon dengan bunga kuning).

Di Korea Selatan, Lunar New Year disebut Seollal. Selama festival, banyak orang Korea mengenakan pakaian tradisional Korea yang disebut hanbok, melakukan upacara leluhur, menghormati orangtua, dan makan makanan tradisional antara lain tteoguk (sup dengan irisan kue beras) dan jeon.

 

4 dari 5 halaman

Dapat Memiliki Tanggal yang Berbeda

Ada negara-negara yang sama-sama menafsirkan penanggalan Tionghoa antara lain Korea, Jepang dan Vietnam sehingga merayakan Lunar New Year pada saat yang sama atau hampir bersamaan.

Namun, ada banyak negara atau budaya lain yang memakai kalender lunar sendiri dengan tahun baru jatuh pada waktu yang berbeda.

Kalender lunar Mongolia, serta kalender Islam dan Yahudi, misalnya memiliki bulan dan sikluas yang berbeda. Oleh karena itu perayaan Lunar New Year pada tanggal yang berbeda.

Saat ini, Chinese New Year hampir selalu dirayakan pada bulan baru kedua setelah titik balik matahari musim dingin. Oleh karena itu jatuh dari akhir Januari hingga pertengahan Februari.

Perayaan budaya Lunar New Year biasanya berlangsung pada bulan baru pertama setelah titik balik matahari musim dingin.

Kontroversi Chinese New Year dan Lunar New Year

Dalam beberapa tahun terakhir, terminology yang benar dari perayaan Chinese New Year sayangnya telah menimbulkan beberapa kontroversi. Beberapa kalim menyebut perayaan sebagai Chinese New Year mungkin tidak peka, karena ada beberapa budaya lain yang merayakan festival yang sama dengan nama yang berbeda pada tanggal ini sehingga tidak sepenuhnya China.

Sementara itu, menyebutnya sebagai Lunar New Year secara tidak sengaja mengabaikan ekspresi budaya lain tentang lunar new year yang bahkan mungkin jatuh pada tanggal yang berbeda dan merupakan perayaan yang sama sekali berbeda.

 

5 dari 5 halaman

Pengaruh Chinese New Year dan Lunar New Year

Terlepas dari beberapa perbedaan, banyak perayaan Lunar New Year di seluru dunia, baik bersamaan dengan Chinese New Year atau tidak masih memiliki banyak kesamaan yang mencolok terutama karena pengaruh besar-besaran Chine New Year di seluruh dunia selama berabad-abad.

Sebagian besar budaya timur jauh lainnya dan budaya Asia Tenggara yang merayakan Tahun Baru Imlek menggabungkan banyak simbol dan praktik umum yang terkait dengan perayaan Tionghoa antara lain pemakaian warna merah, kembang api dan petasan (yang memiliki signifikansi budaya Tiongkok kuno), tarian barongsai, pemujaan leluhur, dan religious terhadap tokoh sejarah yang sama dan kekuatan mitologis.

Jadi, Haruskah Kita Menyebutnya Chinese New Year atau Lunar New Year?

Dalam percakapan santai, tidak ada masalah memakai dua istilah tersebut secara bergantian. Apapun itu, apakah menyebutnya Chinese New Year atau Lunar New Year, selama tidak ada pelanggaran yang disengaja, aman untuk mengatakan hampir semua orang akan dengan senang hati berbagi dan merayakan acara perayaan di seluruh dunia, apapun namanya.

Namun, dalam konteks budaya yang lebih ketat, hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman atau kontroversi jika dilakukan secara tidak bear. Oleh karena itu, Anda harus mnyebutkannya sebagai berikut:

Ketika berbicara tentang Chinese New Year kepada masyarakat Tionghoa atau seseorang dari budaya yang tidak secara tradisional merayakan Lunar New Year yang berbeda, aman untuk mengucapkan Chine New Year atau Lunar New Year atau Festival Musim Semi.

Saat berbcara dengan seseorang dengan budaya atau warisan Asia lainnya tentang tahun baru mereka, yang terbaik adalah mengucapkan Lunar New Year atau memakai istilah khusus budaya atau lokal. Misalnya dengan masyarakat Vietnam memakai Tet untuk menunjukkan rasa hormat dan pengetahuan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.