Liputan6.com, Jakarta - Komisaris Independen PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau disebut Sido Muncul Segara Utama mengundurkan diri dari jabatannya.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/1/2023), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk menyatakan pada 23 Januari 2023 telah menerima surat permohonan pengunduran diri Segara Utama dari jabatannya selaku Komisaris Independen Perseroan.
Baca Juga
"Tidak ada dampak yang signifikan terhadap kegiatan operasional," tulis Manajemen Perseroan, dikutip Selasa, 24 Januari 2023.
Advertisement
Dengan demikian, Sido Muncul akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham dalam rangka memutuskan permohonan pengunduran diri tersebut.
"Dengan diterimanya surat permohonan pengunduran diri tersebut maka sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 18 Ayat 10 Anggaran Dasar Perseroan juncto Pasal 27 POJK No.33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, Perseroan akan menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri tersebut," tulisnya.
Sementara itu, Sido Muncul menyebutkan, pengunduran diri tersebut tidak berdampak secara signifikan terhadap Perseroan.
"Tidak ada dampak yang signifikan terhadap kondisi keuangan dan tidak ada dampak yang signifikan terhadap kelangsungan usaha," tulisnya.
Meski demikian, dalam keterangan tersebut tidak disebutkan alasan pengunduran diri Segara Utama.
Mengutip laman Sido Muncul, Segara Utama diangkat menjadi Komisaris Independen Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 31 Maret 2021.
Pria lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1963-1968 ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Independen PT Wahana Nusantara Rucika sejak 2019. Ia juga menjabat sebagai Komisaris Independen/Komite Audit PT Surya Toto Indonesia Tbk sejak 2004 dan Konsultan Keuangan Khusus dalam bidang strukturisasi keuangan termasuk IPO serta merger dan akuisisi sejak 1981.
Sebelumnya, ia pernah berkarier menjadi Senior Officer First National City Bank Cabang Jakarta pada 1968-1974. Kemudian ia melanjutkan karier sebagai direktur di PT Merchant Investment Corp Affiliated company JP Morgan and Sumitomo Bank Dept Underwriting and Merger and Acquisition pada 1974-1981.
Pria kelahiran 1944 ini pernah menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Berlian Laju Tanker Tbk pada 2004-2011. Ia juga pernah menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Surya Citra Media Tbk pada 2004-2012 dan PT Indosiar Visual Mandiri Tbk pada 2012-2017. Pada 2016-2019, ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Independen PT Wahana Nusantara Rucika.
Kinerja Keuangan Sido Muncul hingga Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,61 triliun, turun 5,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,78 triliun.
Sementara beban pokok penjualan naik menjadi Rp 1,22 triliun dari Rp 1.21 triliun per September 2022. Alhasil, laba bruto perseroan turun menjadi Rp 1,39 triliun pada September 2022 dari Rp 1,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Beban penjualan dan pemasaran pada periode ini tercatat sebesar Rp 339,89 miliar, beban umum dan administrasi Rp 171,89 miliar, beban lain-lain Rp 11 juta, dan pendapatan lain-lain Rp 24,17 miliar. Dari rincian tersebut, laba usaha per September 2022 tercatat sebesar Rp 905,89 miliar dari Rp 1,08 triliun pada September 2022.
Perseroan juga mencatatkan penghasilan keuangan Rp 20,03 miliar dan biaya keuangan Rp 743 juta pada periode ini. Setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba periode berjalan sebesar Rp 720,45 miliar, turun 16,76 persen dibandingkan September 2021 sebesar Rp 865,5 miliar.
Advertisement
Aset Perseroan
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Leonard menuturkan, penurunan kinerja ini disebabkan oleh normalisasi permintaan produk-produk kesehatan konsumen dari basis yang tinggi pada kuartal III 2021 karena adanya penyebaran varian Delta.
"Namun dengan melihat peningkatan kinerja pada kuartal III dibandingkan kuartal II 2022, kami optimis permintaan produk kesehatan terutama herbal masih terus bertumbuh," kata Leonardo dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/10/2022).
Memang, kinerja perseroan mengalami perbaikan jika dibandingkan secara kuartalan. Penjualan naik 37 persen dan laba bersih 83 persen dibandingkan kuartal II 2022. Dalam perspektif jangka panjang, Leonardo menguraikan kinerja perseroan masih mencerminkan perusahaan yang solid dengan CAGR (2019--2021) tercatat dua digit, yaitu 14 persen pada penjualan dan 25 persen pada laba bersih.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 3,87 triliun, turun dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 4,07 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 2,05 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,82 triliun.
Liabilitas perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 340,19 miliar, turun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 597,79 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 298,07 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 42,13 miliar. Sementara ekuitas hingga September 2022 naik menjadi Rp 3,52 triliun dari Rp 3,47 triliun pada akhir tahun lalu.
Jurus Sido Muncul Hadapi Pelemahan Rupiah
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tengah berada pada tren pelemahan. Hal ini rupanya berimbas pada operasional sejumlah emiten. Secara umum, emiten dengan ekspor tinggi akan menuai berkah dari kondisi ini. Sebaliknya, emiten dengan impor tinggi akan terdampak negatif.
Meski minim, Emiten farmasi dan jamu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul mengakui adanya kenaikan harga bahan baku. Sehingga mau tak mau perseroan melakukan strategi untuk mempertahankan kinerja perseroan agar tetap positif.
"Pelemahan rupiah sebenarnya tidak terlalu berdampak, karena hanya 20 persen bahan baku/kemasan yang harganya dipengaruhi kurs USD, meskipun dibeli dari trader lokal. Namun kenaikan harga bahan memang akan meningkatkan harga pokok produk, tapi hal ini telah diantisipasi dengan adanya kenaikan harga jual,” kata Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat kepada LIputan6.com, ditulis Kamis (17/11/2022)
Sebagai gambaran, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa, 16 November 2022 pagi melemah seiring pernyataan pejabat bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), yang akan terus memerangi inflasi. Rupiah melemah 25 poin atau 0,16 persen ke posisi 15.545 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.520 per dolar AS.
Meski begitu, Sido Muncul cukup optimistis kinerja perusahaan akan tetap terjaga, seiring dengan pulihnya permintaan pada kuartal IV 2022.
"Kami masih optimis bahwa kinerja perusahaan akan lebih baik, mengingat adanya trend peningkatan penjualan pada kuartal IV ini dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya,” imbuh David.
Advertisement