Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Milik Peter Sondakh, PT Rajawali Corpora lego seluruh kepemilikan saham di PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) pada 10 dan 12 Januari 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (25/1/2023), PT Rajawali Corpora menjual saham TAXI sebanyak 1.094.310.000 atau 1,09 miliar lembar saham dengan harga Rp 3,90 per saham.
Baca Juga
Dengan demikian, transaksi tersebut meraup dana senilai Rp 4,26 miliar. "Tujuan transaksi untuk divestasi dengan status kepemilikan saham langsung," tulis Manajemen Perusahaan, Rabu (25/1/2023).
Advertisement
Usai melakukan transaksi tersebut, PT Rajawali Corpora tidak memiliki saham TAXI sepersen pun. Sebelumnya, PT Rajawali Corpora memiliki 10,7 persen saham TAXI.
Adapun pemegang saham TAXI berdasarkan data BEI antara lain PT Rajawali Corpora sebesar 10,7 persen, Zico Trust Ltd sebesar 22,39 persen, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk sebesar 5,53 persen dan masyarakat genggam 61,38 persen saham TAXI.
Rajawali Corpora (RC) adalah perusahaan holding investasi terkemuka yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Perusahaan tersebut didirikan pada 1984 dan telah berkembang menjadi pemain regional dengan rekam jejak yang terbukti dan pencapaian yang signifikan.
Didorong oleh filosofi yang berupaya memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, RC telah berhasil terlibat dalam beberapa usaha bisnis utama dan portofolio bisnis, mulai dari Pertanian, Infrastruktur, Informasi, Komunikasi & Teknologi, Penyiaran Media, Pertambangan & Sumber Daya, Properti & Hotel, Ritel, dan Jasa Transportasi.
Peter Sondakh sebagai pimpinan Rajawali Corpora, perusahaan investasi yang dibangun pada 1984 yang memiliki portofolio hotel, media dan tambang, demikian mengutip Forbes.
Ia mendirikan grup Rajawali Property pada 1989 termasuk the marquee Four Seasons di Jakarta dan St Regis di Jakarta dan Bali.Selain itu, ia juga melepaskan saham tambang emas Archi Indonesia ke publik pada 2021. Berdasarkan data Forbes, ia memiliki kekayaan sekitar USD 1,9 miliar.
Penutupan IHSG pada 25 Januari 2023
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham, Rabu (25/1/2023). Di tengah koreksi IHSG tersebut, sektor saham transportasi justru pimpin penguatan.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,45 persen ke posisi 6.829,93. Indeks LQ45 susut 0,75 persen ke posisi 932,33. Sebagian besar indeks acuan kompak tertekan. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.871,36 dan terendah 6.821,28.
Sebanyak 250 saham menguat dan 276 saham melemah. 195 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.218.669 kali dengan volume perdagangan 22,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.936.
Mayoritas indeks sektor saham (IDX-IC) tertekan. Indeks sektor saham energi melemah 0,87 persen, sektor saham basic turun 0,58 persen, sektor saham siklikal susut 0,42 persen, dan sektor saham kesehatan melemah 0,39 persen. Selain itu, sektor saham properti tergelincir 0,06 persen, sektor saham teknologi susut 0,18 persen dan sektor saham infrastruktur terpangkas 0,34 persen.
Sementara itu, sektor saham industri bertambah 0,21 persen, sektor saham nonsiklikal menanjak 0,19 persen, sektor saham keuangan menguat 0,57 persen dan sektor saham transportasi bertambah 3,14 persen dan pimpin penguatan.
Advertisement
Bursa Saham Asia Menguat pada 25 Januari 2023
Bursa saham Asia Pasifik bergerak variasi pada perdagangan saham, Rabu, 25 Januari 2023 mengikuti wall street yang juga berjuang mencari arah.
Sementara itu, bursa saham China dan Hong Kong masih tutup merayakan Tahun Baru China. Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 1,39 persen ke posisi 2.428,57. Indeks Kosdaq bertambah 2 persen ke posisi 732,35. Indeks Nikkei 225 menguat 0,35 persen ke posisi 27.395,01. Indeks Topix menanjak 0,39 persen ke posisi 1.980,69. Demikian mengutip dari laman CNBC, Rabu pekan ini.
Indeks ASX 200 melemah 0,3 persen ke posisi 7.468,3 setelah inflasi Australia sentuh posisi tertinggi sejak 1990. Bursa saham China dan Hong Kong masih libur. Sedangkan inflasi Selandia Baru pada kuartal IV naik 1,4 persen.
Di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street, indeks acuan cenderung sideways dengan indeks Dow Jones catat kenaikan dalam tiga hari berturut-turut. Indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah.