Liputan6.com, Jakarta - Saham Adani Group merosot usai laporan Hindenburg Research yang menuduh perusahaan milik orang terkaya di Asia, Gautam Adani melakukan manipulasi pasar dan skandal penipuan akuntansi.
Saham Adani Port turun lebih dari 5 persen. Adani Power turun lebih dari 4,5 persen dan Adani Transmission juga amblas sekitar 5 persen.
Baca Juga
"Hari ini kami mengungkap temuan investigasi dua tahun kami, memberikan bukti bahwa konglomerat India Adani Group telah terlibat dalam manipulasi saham dan skema penipuan akuntansi selama beberapa dekade,” kata Hindenburg dalam laporannya, dikutip dari CNBC, Rabu (25/1/2023).
Advertisement
Adani Group menyebut laporan Hindenburg sebagai informasi yang tidak benar. CFO Adani Group Jugeshinder menilai laporan itu berbahaya karena disebut tidak memiliki dasar akurat. Jugeshinder menyinggung langkah Hindenburg yang tidak beritikad untuk melakukan konfirmasi terlebih dahulu sebelum menerbitkan laporan.
"Kami terkejut Hindenburg Research telah menerbitkan laporan pada 24 Januari 2023 tanpa berusaha menghubungi kami atau memverifikasi matriks faktual. Laporan tersebut merupakan kombinasi berbahaya dari informasi yang salah dan tidak berdasar,” kata Jugeshinder Singh.
Hindenburg juga menuduh Dewan Sekuritas dan Bursa India lalai dalam penyelidikannya atas dana luar negeri Adani serta penegakan peraturan yang akan membuat perusahaan Adani dihapuskan dari pencatatan. Sejak menjadi miliarder pada 2008, Adani kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan USD 119 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Orang Terkaya Ketiga di Dunia Miliarder Gautam Adani Beli Raksasa Media India NDTV
Sebelumnya, Pendiri New Delhi Television (NDTV), yakni Radhika dan Prannoy Roy telah mengundurkan diri sebagai direktur menyusul kabar bahwa miliarder Gautam Adani akan menjadi pemilik baru jaringan berita terkemuka di India itu.
Dikutip dari BBC, Jumat (2/12/2022) dengan pendapatan sekitar USD 51 juta (sekitar Rp 790,5 miliar) dan keuntungan sederhana sebesar USD 10 juta, NDTV mungkin bukan pembelian yang menguntungkan bagi Adani, di mana perusahaan konglomeratnya memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 260 miliar atau setara Rp 4 kuadriliun.
Tetapi NDTV adalah jaringan paling terkenal di India yang memelopori analisis suara berbasis data, segmen acara pagi hari, dan sejumlah program teknologi dan gaya hidup di TV.
Hari ini, NDTV memiliki kehadiran online yang kuat, mengklaim sekitar 35 juta pengikut di seluruh platform.
Adani percaya, NDTV merupakan platform penyiaran dan digital yang paling cocok untuk mewujudkan visinya.
"Mengapa Anda tidak dapat mendukung satu rumah media untuk menjadi mandiri dan memiliki jejak global? India tidak memiliki satu (outlet) tunggal untuk dibandingkan dengan Financial Times atau Al Jazeera," ujar orang terkaya ketiga di dunia itu kepada Financial Times.
Pada Maret 2022, perusahaan baru Adani yaitu AMG Media Networks Limited membeli saham minoritas di Quintillion, sebuah perusahaan berita bisnis digital.
Menurut penulis biografi sang miliarder, yakni RN Bhaskar, mengatakan bahwa Adani kemungkinan mengharapkan pembelian media yang bernilai lebih besar.
"Investasi Quintillion terlalu sedikit untuk mendapat perhatian Adani. Jadi, apakah dia punya rencana yang lebih besar?" tulis Bhaskar dalam bukunya.
Advertisement
Geser Jeff Bezos, Miliarder India Gautam Adani Duduki Posisi Orang Terkaya Kedua di Dunia
Sebelumnya, posisi pendiri Amazon Jeff Bezos sebagai orang terkaya kedua di dunia diseger oleh miliarder asal India, Gautam Adani. Saat ini posisi tiga besar orang terkaya di dunia adalah pertama pendiri tesla Elon Musk, kedua Gautam Adani, dan ketiga Jeff Bezos.
"Pendiri dan ketua eksekutif raksasa teknologi dan ritel online Amazon (AMZN) turun ke Nomor 3, pada 16 September sekitar pukul 10:38 pagi di New York, menurut Bloomberg Billionaires Index," tulis Thestreet.com, seperti dikutip pada Minggu (18/9/2022).
Saat itu, Jeff Bezos memiliki kekayaan yang diperkirakan mencapai USD 145,8 miliar. Sedangkan miliarder Gautam Adani diperkirakan memiliki harta USD 146,9 miliar.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, hanya dengan perbedaan USD 1 miliar telah memisahkan batas kekayaan Bezos dari Gautam Adani, miliarder India dan ketua Adani Group, sebuah konglomerat industri.
Adani yang berusia 60 tahun, memperoleh kekayaannya di sektor pelabuhan dan perdagangan komoditas. Ia kini sebagai konglomerat terbesar ketiga di India dengan bisnis mulai dari pertambangan batu bara dan minyak nabati hingga bandara dan media berita.
Kekayaan bersihnya yang membengkak mencerminkan peningkatan hebat dalam penciptaan modal perusahaan-perusahaan publiknya, karena investor mendukung perluasan agresif yang dilakukan Grup Adani baik terhadap bisnis lama maupun yang baru.
Saham orang terkaya dari Asia itu, Adani Enterprises, yang 75 persen dimiliki oleh miliarder itu melonjak lebih dari 2.400 persen sejak Maret 2020, dan nilainya berlipat ganda dalam enam bulan terakhir.