Liputan6.com, Jakarta -- Sejumlah saham emiten rokok menguat meski dibayangi sejumlah sentimen negatif. Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menuturkan, saham emiten rokok sementara ini sentimennya masih kurang baik, terutama karena kenaikan cukai hingga 10 persen pada 2023.
Akibatnya, sentimen tersebut bakal menekan margin, terutama pada saham yang mayoritas produknya SKM, seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Baca Juga
"Sehingga menekan margin terutama pada saham yang mayoritas produknya SKM seperti GGRM," kata Jono kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (28/1/2023).
Advertisement
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani mengatakan, prospek saham emiten rokok masih kurang baik. Bahkan, prospek kinerja keuangan dan industrinya pun sedang melandai karena beberapa kebijakan, seperti kenaikan pajak.
"Mayoritas perusahaan rokok mengalami penurunan laba bersih mereka secara tahunan. Selain itu permintaan di masa depan untuk rokok berpotensi tersendat seiring semakin mahalnya harga rokok dan meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat untuk mengurangi kebiasaan sering merokok," kata Arjun.
Arjun menjelaskan, sentimen yang memberikan pengaruh terhadap saham emiten rokok, antara lain kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesadaraan masyarakat terhadap bahaya rokok, seperti menaikan tarif rokok yang sudah diterapkan.
"Selain itu, produk alternatif seperti e-cigarette bisa jadi alternatif lebih sehat untuk masyarakat yang ingin mengalih kebiasaan rokok mereka ke alternatif yang lebih sehat," kata dia.
Namun, Arjun tidak merekomendasikan saham emiten rokok untuk jangka panjang, karena sentimennya tetap negatif dan prospeknya kurang bagus serta lemahnya kinerja keuangan.Â
Bagi para investor, Arjun menilai trading jangka pendek masih ada potensi. Ia merekomendasikan beli untuk saham GGRM dengan target harga Rp 23.900 per saham dengan harga support Rp 21.700 per saham.
"Tapi untuk short term trading ada potensi. Masih bisa beli GGRM menurut saya target price Rp 23.900 dengan harga support Rp 21.700," kata Arjun.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Â
Â
Â
Saham Emiten Rokok Melompat
Sebelumnya, saham emiten rokok terpantau mengepul dalam perdagangan beberapa hari terakhir. Untuk diketahui, setidaknya ada empat saham emiten rokok yang saat ini diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Antara lain, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Pada perdagangan hari ini, Kamis 26 Januari 2023 harga saham keempat emiten itu terpantau berada di zona hijau.
Melansir data RTI, harga saham WIIM naik 10 poin atau 1,31 persen pada penutupan sesi I. WIIM dibuka pada posisi 765 dan bergerak pada rentang 750---970. Dalam sepekan, harga saham WIIM telah naik 9,93 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham WIIM telah naik 69,96 persen.
ITIC ditutup naik 2 poin atau 0,74 persen ke posisi 274 pada perdagangan sesi I. ITIC dibuka pada posisi 272 dan bergerak pada rentang 268---286. Harga saham ITIC telah naik 10,48 persen dalam sepekan. Dalam satu terakhir, harga saham ITIC naik 0,74 persen.
Harga saham dua raksasa rokok HMSP dan GGRM juga naik signifikan. GGRM naik 1.500 poin atau 7,48 persen ke posisi 21.550. GGRM dibuka pada posisi 10.050 dan bergerak pada rentang 20.050---21.925. Dalam sepekan, saham GGRM telah 26,58 persen.
Sayangnya, harga saham GGRM malah terkoreksi 30,26 persen dalam satu tahun terakhir. Tak jauh berbeda dengan GGRM, saham HMSP juga ditutup naik pada perdagangan sesi I hari ini. HMSP naik 65 poin atau 7,18 persen ke posisi 970.
Saham HMSP dibuka pada posisi 905 dan bergerak pada rentang 895---970. Harga saham HMSP naik 17,58 persen dalam sepekan. Namun dalam satu terakhir, harga saham HMSP terkoreksi 1,1,52 persen.
Â
Advertisement
IHSG Melanjutkan Penguatan pada 24-27 Januari 2023
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan selama sepekan tepatnya pada 24-27 Januari 2023. Namun, rata-rata nilai transaksi harian saham merosot.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (28/1/2023), IHSG melompat 0,35 persen ke posisi 6.898,98 pada 24-27 Januari 2022. Pada pekan lalu, IHSG melonjak 3,5 persen ke posisi 6.874,93. Penguatan IHSG itu juga diikuti kapitalisasi pasar. Kapitalisasi pasar bursa naik 0,45 persen menjadi Rp 9.504,33 triliun. Kapitalisasi pasar tersebut bertambah sekitar Rp 42,2 triliun dari pekan sebelumnya Rp 9.462,09 triliun.
Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa bertambah 2,91 persen menjadi 1.127.816 transaksi selama sepekan dari 1.095.938 transaksi pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 0,92 persen menjadi 20,10 miliar saham dari 20,29 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa terpangkas 5,27 persen menjadi Rp 9,70 triliun dari Rp 10,24 triliun pada pekan lalu.
Investor asing melakukan aksi beli Rp 919,03 miliar pada Jumat, 27 Januari 2023. Pada 24-27 Januari 2023, investor asing membeli saham Rp 1,7 triliun. Sepanjang 2022, investor asing mencatat nilai jual bersih Rp 2,8 triliun.
Selama sepekan ini terdapat  dua Pencatatan Perdana Saham di BEI. Pada Selasa, 24 Januari 2023, PT Penta Valent Tbk (PEVE) menjadi perusahaan tercatat ke-9 yang tercatat di BEI pada 2023. PEVE bergerak pada sektor Healthcare dengan subsektor Pharmaceuticals & Health Care Research. Adapun industri dan subindustri PEVE adalah Pharmaceuticals.
Kemudian pada Jumat, 27 Januari 2023, PT Jasa Berdikari Logistics Tbk. (kode saham: LAJU) t menjadi perusahaan tercatat ke-10 yang tercatat di BEI pada tahun 2023. LAJU bergerak pada sektor Transportation & Logistic dengan subsektor Logistics & Deliveries. Adapun industri dan subindustry LAJU adalah Logistics & Deliveries. PEVE dan LAJU keduanya tercatat pada Papan Pengembangan BEI.