Liputan6.com, Jakarta - Orang terkaya di Asia, Gautam Adani diguncang oleh tuduhan penipuan dan pencucian uang oleh short-seller’s Amerika Serikat. Tuduhan tersebut membuat saham grup Adani dan memangkas kapitalisasi pasar.
Mengutip the Street, kecurigaan tersebut membuat kekacauan di kerajaan yang dibangun miliarder India Gautam Adani, yang sejak tahun lalu menjadi orang terkaya di Asia. Berdasarkan the Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Gautam Adani melonjak lebih dari USD 40 miliar tahun lalu.
Baca Juga
Ia berhasil menduduki peringkat sebagai orang terkaya kedua setelah CEO Tesla Elon Musk. Posisi Adani kembali turun ke posisi tiga sebagai orang terkaya pada 2023. Saat ini, ia orang terkaya keempat di dunia dengan kekayaan bersih senilai USD 113 miliar pada 26 Januari 2023, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Advertisement
Posisi kekayaan yang merosot tersebut tak lepas dari saham perusahaan grup Adani yang tertekan. Mengutip CNBC, saham perusahaan grup Adani terus mengalami kerugian tajam pada sesi perdagangan kedua berturut-turut di India, setelah perusahaan short seller Hindenburg mengumumkan posisi short di perusahaan konglomerat awal pekan ini.
Dalam sebuah laporan panjang yang dirilis awal pekan ini, Hindenburg merinci berbagai tuduhan terhadap perusahaan miliarder itu dengan mengatakan grup tersebut telah “terlibat dalam manipulasi saham brutal dan skema penipuan akuntansi selama beberapa dekade,” demikian mengutip CNBC, Minggu (29/1/2023).
Adani menolak klaim tersebut dalam dua pernyataan terpisah menggambarkan klaim short seller sebagai upaya yang disengaja dan sembrono oleh entitas asing untuk untuk menyesatkan komunitas investor dan masyarakat umum, berdasarkan siaran pers.
"Kami sedang evaluasi ketentuan yang relevan berdasarkan undang-undang Amerika Serikat (AS) dan India untuk tindakan perbaikan dan hukuman terhadap Hidenburg Research,” ujar Head of Legal grup Adani, Jatin Jalundhawala.
Saham Grup Adani Anjlok
Saham Adani Enterprises yang terdaftar di bursa Mumbai turun lebih dari 9 persen dalam sesi perdagangan di India pada Jumat, 27 Januari 2023. Saham Adani Transmission anjlok 19,47 persen, saham Adani Green Energy terpangkas 19,89 persen dan saham Adani Power turun 5 persen. Harga saham Adani Port’s anjlok 13,8 persen.
Pergerakan saham tersebut mengikuti kerugian perdagangan pada Rabu, 25 Januari 2023 setelah rilis awal laporan Hindenburg. Adapun pasar saham India ditutup pada Kamis, 26 Januari 2023.
Mengutip laman the Street, berdasarkan laporan Bloomberg, selama dua sesi perdagangan terakhir,kerajaan Adani telah kehilangan kapitalisasi pasar USD 51 miliar atau sekitar Rp 764,04 triliun (asumsi kurs Rp 14.981 per dolar AS).
Penjualan saham di entitas terkait Adani tersebar luar, dengan volume perdagangan yang besar. Koreksi saham grup Adani juga berdampak terhadap kekayaan Gautam Adani. Berdasarkan Bloomberg, kekayaan Adani turun di bawah USD 100 miliar per 27 Januari 2023. Kekayaan Adani menjadi sekitar USD 93 miliar. Adani telah kehilangan sekitar USD 26 miliar atau sekitar Rp 389,51 triliun.
Sementara itu, perusahaan short seller menggandakan sikap awalnya setelah tanggapan Adani, menekankan konglomerat tersebut belum menjawab pertanyaan apa pun yang diajukan menambahkan setiap tuntutan hukum yang diajukan terhadap Hindenburg akan “tidak pantas”.
“Kalau Adani serius juga harus mengajukan gugatan di Amerika Serikat tempat kami beroperasi. Kami memiiki daftar panjang dokumen yang akan kami tuntut dalam proses hukum,”
“Kami sepenuhnya mendukung laporan kami dan yakin tindakan hukum apa pun yang diambil terhadap kami tidak akan pantas,” tulis Hindenburg.
Advertisement
Harta Miliarder Gautam Adani Anjlok Rp 12,3 Triliun dalam Sehari
Sebelumnya, kekayaan miliarder India Gautam Adani anjlok USD 872 juta atau sekitar Rp 12,3 triliun dalam waktu 24 jam. Ketua dari Adani Group ini turun peringkat ke posisi empat dalam daftar orang terkaya di dunia.
Hal itu membuat pendiri Amazon Jeff Bezos menggantikan Gautam Adani menempati urutan ketiga sejak Selasa. Kekayaan bersih Adani, sesuai daftar, mencapai USD 120 miliar atau sekitar Rp 1.795 triliun atau 1,7 kuadriliun pada saat itu.
Seperti dilansir Business Today, Rabu (25/1/2023), berdasarkan peringkat orang terkaya di dunia versi Bloomberg, pendiri merek mewah Prancis Louis Vuitton Bernard Arnault memegang posisi teratas dengan total kekayaan bersih USD 188 miliar, diikuti oleh pendiri Tesla Elon Musk dengan kekayaan bersih USD 145 miliar dan pendiri Amazon Jeff Bezos dengan USD 121 miliar.
Sementara pesaingnya yang menjadi Ketua Reliance Group dan orang terkaya kedua di India Mukesh Ambani sekarang adalah orang terkaya kedua belas di dunia dengan kekayaan bersih sebesar USD 84,7 miliar.
Bagi yang penasaran, sepuluh nama teratas dalam daftar orang terkaya di dunia versi Bloomberg per 25 Januari 2023 antara lain:
1. Bernard Arnault (USD 190 miliar)
2. Elon Musk (USD 145 miliar)
3. Jeff Bezos (USD 120 miliar)
4. Gautam Adani (USD 119 miliar)
5. Bill Gates (USD 111 miliar)
6. Warren Buffett (USD 108 miliar)
7. Larry Ellison (USD 100 miliar)
8. Larry Page (USD 90,8 miliar)
9. Sergey Brin (USD 87,2 miliar)
10. Steve Ballmer (USD 86,7 miliar).
Posisi Ketiga Orang Terkaya di Dunia
Di sisi lain, Daftar Miliarder Forbes menempatkan taipan bisnis Gautam Adani di posisi ketiga dalam daftar terkaya di dunia.
Sementara Bernard Arnault tetap mempertahankan posisi teratas dalam daftar, diikuti oleh Elon Musk dan Gautam Adani. Sementara itu, miliarder Mukesh Ambani berada di posisi kesembilan dalam Daftar Miliarder Forbes.
Sepuluh nama teratas versi Forbes antara lain Bernard Arnault dan keluarga, Elon Musk, Gautam Adani, Jeff Bezos, Larry Ellison, Warren Buffett, Bill Gates, Carlos Slim Helu dan keluarga, Mukesh Ambani dan Larry Page.
Sebagai informasi, daftar Miliarder Real-Time Forbes melacak naik turun harian orang terkaya di dunia. Platform pelacakan kekayaan menyediakan pembaruan berkelanjutan tentang kekayaan bersih dan peringkat setiap individu yang dikonfirmasi oleh Forbes sebagai miliarder.
Advertisement