Liputan6.com, Jakarta - Emiten produsen mi Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), salah satu produsen produk konsumen bermerek dengan kegiatan usaha yang terdiversifikasi, antara lain mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta minuman.Â
Selain itu, ICBP juga menjalankan kegiatan usaha kemasan yang memproduksi kemasan fleksibel maupun karton untuk produk-produknya.
Baca Juga
Berdasarkan kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI), per 27 Januari 2023, kapitalisasi pasar saham ICBP mencapai Rp 116,62 triliun. Menarik untuk mengetahui profil Indofood CBP Sukses Makmur, yang merupakan salah satu produsen mie di Indonesia.
Advertisement
Apalagi berdasarkan data World Instant Noodles Association, konsumsi mie di Indonesia termasuk terbanyak kedua di dunia. Konsumsi mie mencapai 13,27 miliar pada 2021 di Indonesia.
Melansir laman resminya, Senin (30/1/2023), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menawarkan berbagai pilihan produk solusi sehari-hari bagi konsumen di segala usia dan segmen pasar, melalui lebih dari 30 merek produk yang terkemuka. Banyak di antara merek-merek tersebut memiliki posisi pasar yang signifikan di Indonesia, didukung oleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen selama bertahun-tahun.
Kegiatan operasional perusahaan didukung oleh lebih dari 60 pabrik yang tersebar di berbagai wilayah utama di Indonesia, sehingga kami dapat senantiasa dekat dengan permintaan pasar dan menjamin kesegaran dan ketersediaan produk-produknya.
Sebagian besar produk-produk ICBP tersedia, baik di outlet ritel modern maupun tradisional di segala penjuru nusantara. Didukung oleh jaringan distribusi Indofood yang ekstensif di Indonesia, perusahaan memenuhi permintaan konsumen secara tepat waktu dan lebih efisien.
Selain di Indonesia, ICBP juga mengekspor produk-produknya ke berbagai negara di dunia. Sebagai bagian dari strategi pengembangan kegiatan usahanya, ICBP mengakuisisi Pinehill Company Limited, produsen mi instan yang memiliki lebih dari 20 pabrik berlokasi di Afrika, Timur Tengah dan Eropa Tenggara yang menempatkan ICBP sebagai salah satu produsen mi instan terbesar di dunia dengan pangsa pasar yang kuat secara global.
Riwayat Singkat
Cikal bakal ICBP berawal dari grup produk konsumen bermerek (consumer branded product atau CBP) perusahaan induknya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) yang mulai memproduksi mi instan pada 1982.Â
Pada 1985, grup ICBP memulai kegiatan usaha di bidang nutrisi dan makanan khusus, dan pada 1990 mengembangkan kegiatan usahanya ke bidang makanan ringan. Kegiatan usaha di bidang penyedap makanan dibentuk pada 1991.
Sedangkan, kegiatan usaha di bidang dairy dimulai pada 2008 melalui akuisisi Drayton Pte. Ltd., yang merupakan pemegang saham mayoritas dari PT Indolakto (Indolakto).Â
Pada 2009, Indofood melakukan restrukturisasi berbagai kegiatan usaha produk konsumen bermerek di bawah Grup CBP untuk membentuk ICBP. Sejak pendirian ICBP sebagai entitas terpisah, Perseroan terus mengembangkan usahanya dan memperkuat kepemimpinannya di berbagai segmen pasar.
Â
Advertisement
Indofood CBP Catatkan Saham Perdana di BEI
Adapun, sejumlah peristiwa penting sejak dibentuknya ICBP, antara lain pada 2009 merupakan pendirian PT Indofood CBP Sukses Makmur.
Pada 2010Â melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selanjutnya pada 2013 memulai kegiatan usaha di bidang minuman.
Kemudian, pada 2014, mulai memasuki bidang usaha air minum dalam kemasan melalui akuisisi merek club, memperluas kegiatan usaha di bidang dairy melalui akusisi merek Milkuat.
Selain itu, ICBP mengakuisisi seluruh kepemilikan saham pada anak perusahaan di bidang minuman dan produk kuliner dan memperluas pendistribusian produk dari kegiatan usaha paper diapers pada 2018.
Pada 2020, ICBP mengakusisi 100 persen saham Pinehill Company Limited, produsen mi instan dengan kegiatan operasional di negara-negara di Afrika, Timur Tengah dan Eropa Tenggara.
Sementara itu, Indofood CBP Sukses Makmur mengakuisisi seluruh kepemilikan saham pada anak perusahaan di bidang makanan ringan pada 2021.
Kinerja Kuartal III 2023
Sebelumnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan kinerja keuangan beragam hingga akhir kuartal III 2022. PT Indofood CBP Sukses Tbk mencatat pertumbuhan penjualan tetapi laba susut hingga September 2022.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mencatat penjualan Rp 48,91 triliun hingga akhir kuartal III 2022. Penjualan tumbuh 15 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 42,62 triliun.
Perseroan membukukan beban pokok penjualan naik 21,5 persen menjadi Rp 32,92 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 27,09 triliun. Laba bruto tercatat Rp 15,99 triliun hingga akhir kuartal III 2022. Laba bruto naik 2,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,53 triliun.
Perseroan mencatat beban penjualan dan distribusi naik menjadi Rp 5,28 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,93 triliun. Beban umum dan administrasi turun menjadi Rp 1,78 triliun hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,87 triliun.
Laba usaha naik 8 persen menjadi Rp 9,55 triliun hingga September 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba usaha perseroan Rp 8,82 triliun.
Marjin laba usaha yang sehat sebesar 19,5 persen. Dengan tidak memperhitungkan akun non-recuring dan selisih kurs, core profit yang mencerminkan kinerja operasional relatif stabil di kisaran Rp 5,15 triliun dari Rp 5,17 triliun pada periode sama tahun lalu.
Â
Advertisement
Kinerja Laba hingga September 2022
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusian kepada pemilik entitas induk Rp 3,30 triliun hingga September 2022. Laba tersebut susut 33,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,9 triliun.
"Dengan senantiasa fokus untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan volume penjualan dan profitabilitas, ICBP mampu pertahankan kinerja yang positif pada periode sembilan bulan tahun 2022," ujar Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood CBP Sukses Makmur, Anthoni Salim dalam keterangan tertulis, Rabu (30/11/2022).
Ia menuturkan, total nilai penjualan dan laba usaha tumbuh masing-masing sebesar 15 persen dan 8 persen di tengah melambatnya perekonomian global dan kondisi berbagai biaya yang fluktuaktif.
"Kami akan terus berupaya menjalankan strategi dengan baik serta beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi berbagai tantangan," tutur dia.