Liputan6.com, Jakarta - Enam saham keluar dari indeks LQ45 untuk periode Februari-Juli 2023. Enam saham yang keluar itu antara lain PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Lalu bagaimana prospek saham yang keluar dari indeks LQ45 itu?
Baca Juga
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menilai saham ERAA, WIKA, dan BFIN memiliki prospek positif ke depan.
Advertisement
"Prospek saham LQ45 masih memiliki potensi yang positif di satu sisi valuasi juga masih murah seperti ERAA, WIKA, BFIN," kata Abdul saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (31/1/2023).
Bagi investor, Abdul merekomendasikan beli untuk saham ERAA dengan target harga Rp 480 per saham. Hal ini dimulai dengan normalnya mobilitas masyarakat yang dapat meningkatkan kinerja emiten serta valuasi yang masih murah.
Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan, BEI memiliki kriteria terhadap saham yang masuk maupun keluar indeks LQ45. Misalnya, saham-saham yang keluar dari indeks LQ45, seperti HMSP, MNCN dan WIKA sedang mendapat sentimen cenderung negatif terhadap industri rokok, televisi dan konstruksi.
Sedangkan, pada saham ERAA, MIKA dan BFIN sentimen terhadap industri ritel elektronik, kesehatan dan multifinance cenderung lebih positif.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Keluar dari Indeks LQ45, Saham Ini Dapat Dicermati
"Untuk strategi sebaiknya kembali melihat ke fundamental, salah satunya potensi kinerja kuartal IV 2022 yang akan dirilis pada musim laporan keuangan nanti, karena biasanya saham yang keluar LQ45 berpotensi mengalami penurunan harga karena rebalancing yang dilakukan para manajer investasi," kata Jono.
Ia merekomendasikan, investor bisa memperhatikan saham ERAA menjelang rilis laporan keuangan tahunan 2022. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, saham-saham yang keluar memang sentimennya mulai meredup dibandingkan dengan saham-saham yang masuk sentimennya masih hangat. Sehingga pergerakan harganya mayoritas lebih menarik.
Meski demikian, bukan berarti semua saham-saham yang keluar dari LQ45 tidak menarik.
"Di antara yang keluar, kami mengunggulkan BFIN karena seiring pemulihan ekonomi domestik yang berlanjut maka permintaan pendanaan akan meningkat dan perbaikan kualitas kredit," kata Cheryl.
Dengan begitu, Cheryl merekomendasikan saham BFIN dengan target harga Rp 1.200 per saham.
Advertisement
6 Saham Masuk Jajaran Indeks LQ45
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan enam saham atau konstituen yang baru masuk jajaran indeks saham terlikuid atau indeks LQ45. Enam saham yang masuk penghitungan indeks LQ45 tersebut efektif mulai 1 Februari 2023.
BEI melaporkan enam saham yang baru masuk deretan saham di indeks LQ45 antara lain PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) atau saham ACES, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) atau saham AKRA, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) atau saham ESSA, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) atau saham SCMA, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau saham SIDO, dan PT Saratiga Investama Sedaya Tbk (SRTG) atau saham SRTG.
Sedangkan konstituen yang keluar dari penghitungan indeks LQ45 antara lain PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
"Hasil evaluasi ini mulai berlaku efektif pada 1 Februari 2023,” demikian mengutip dari laman BEI.
Evaluasi Mayor untuk Indeks LQ45
BEI mengumumkan telah melakukan evaluasi mayor sejumlah indeks pada Januari 2023 antara lain IDX 30 untuk periode Februari-Juli 2023, indeks LQ45 periode Februari-Juli 2023, IDX80 periode Februari-Juli 2023, dan Kompas 100 periode Februari-Juli 2023.
Selain itu, evaluasi minor untuk indeks Bisnis-27 untuk periode Februari-April 2023, MNC36 periode Februari-April 2023, dan SMinfra18 periode Februari-April 2023. Adapun evaluasi mayor merupakan evaluasi konstituen dan penyesuaian jumlah saham untuk indeks dilakukan pada Januari dan efektif pada Februari. Selain itu dilakukan pada Juli dan efektif pada Agustus.
Sedangkan evaluasi minor hanya penyeuaian jumlah saham untuk indeks apabila bobot suatu saham lebih dari 15 persen. Evaluasi dilakukan pada April dan berlaku pada Mei. Dilakukan evaluasi pada Oktober dan berlaku November.
Advertisement