Sukses

Bursa Saham Asia Beragam, Investor Cerna Data Ekonomi

Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Selasa, (31/1/2023) setelah rilis data ekonomi keluar seperti data pengangguran Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa, 31 Januari 2023 seiring investor mencerna data ekonomi dan potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,44 persen pada satu jam perdagangan. Di bursa saham China, indeks Shanghai tertekan. Indeks Shenzhen susut 0,19 persen setelah China Manufacturing PMI tercatat 50,1. Level di atas 50 poin ini berarti tumbuh.

Indeks ASX 200 naik 0,33 persen seiring investor tunggu data ritel penjualan pada Desember 2022. Indeks Nikkei 225 di atas harapan dan indeks Topix bertambah 0,28 persen setelah Jepang melaporkan tingkat pengangguran 2,5 persen pada Desember. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa (31/1/2023).

 Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,4 persen. Sementara itu, indeks Kosdaq tergelincir 0,72 persen setelah hasil industri output industri melemah 7,3 persen di Korea Selatan. Sementara itu, IMF juga merevisi proyeksi pertumbuhan pada 2023. Namun, IMF tetap cermatif suku bunga tinggi dan perang Rusia-Ukraina.Di sisi lain, investor juga mencerna data ekonomi dari Thailand.

 

2 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 30 Januari 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan saham Senin, 30 Januari 2023. Koreksi wall street menghentikan reli pada Januari 2023 karena investor bersiap untuk pekan tersibuk musim laba dan kemungkinan kenaikan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed).

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 260,99 poin atau 0,77 persen menjadi 33.717,09. Indeks S&P 500 merosot 1,3 persen menjadi 4.017,77. Indeks Nasdaq terpangkas 1,96 persen menjadi 11.393,81.

Sektor saham teknologi informasi dan layanan komunikasi termasuk di antara penghambat terbesar S&P 500. Saham-saham teknologi besar antara lain Meta Platforms dan Alphabet turun masing-masing sekitar 3 persen dan 2,5 persen. Saham Semiconductor Advanced Micro Devices turun 3,9 persen.

Di sisi lain, saham Ford melemah hampir 2,9 persen setelah produsen mobil akan memangkas harga dan meningkatkan produksi Mustng Mach-E, menyusul pengumuman serupa dari Tesla.

Namun, indeks S&P 500 menuju Januari terbaiknya sejak 2019 ketika naik hampir 8 persen. Indeks saham acuan tersebut naik 4,6 persen pada 2023 menyusul koreksi 19 persen pada tahun lalu.

Akan tetapi, ada beberapa ujian pekan ini untuk reli 2023. Sekitar 20 persen perusahaan yang masuk S&P 500 akan melaporkan laba pekan ini termasuk McDonald’s, General Motors. Raksasa teknologi Apple, Meta, Amazon dan Alfabet juga rilis kinerja.

 

3 dari 4 halaman

Menanti Pertemuan the Fed

The Federal Open Market Committee (FOMC) menggelar pertemuan pada Selasa dan Rabu. The Fed diprediksi naikkan suku bunga 0,25 persen. Investor akan mencari petunjuk tentang seberapa tinggi suku bunga akan diterapkan bank sentral untuk meredam inflasi. Pelaku pasar telah mendorong saham lebih tinggi karena laporan inflasi yang lebih lemah yang mereka duga dapat sebabkan the Fed segera hentikan program pengetatan kebijakan moneter.

“Anda melihat dorongan dan tarikan harga saham ini antara apakah the Fed akan pertahankan suku bunga sepanjang tahun, atau apakah akan berporos untuk memangkas suku bunga. Itulah yang Anda lihat dalam hal mungkin sedikit lebih banyak kenaikan jangka menengah untuk harga saham,” ujar Senior Investment Strategis US Bank Tom Hainlin.

Ia menambahkan, the Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi dapat memudarkan reli di bursa saham.

Di sisi lain, saham Bed Bath and Beyond naik lebih dari 10 persen pada Senin, 30 Januari 2023 setelah ritel mengumumkan akan menutup lusinan toko. Perusahaan akan mengajukan kebangkrutan setelah gagal membayar pinjamannya. Perusahaan tutup 87 toko Bed Bath and Beyond, seluruh rantai toko obat Harmon. Harga sahamnya anjlok lebih 82 persen pada tahun lalu.

Bed Bad and Beyond mengatakan dalam pengajuan sekuritas sebelumnya sedang mempertimbangkan untuk restrukturisasi utang di pengadilan serta berusaha memperbaiki keuangan dengan memangkas biaya, menurunkan belanja modal, mengurangi toko dan pusat distribusi.

4 dari 4 halaman

Wall Street Melonjak Berkat Saham Tesla

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menghijau pada perdagangan saham Jumat, 27 Januari 2023. Penguatan wall street tersebut membawa indeks acuan mengakhiri kinerja mingguan dengan kemenangan yang dipicu pertumbuhan ekonomi lebih baik dan lonjakan saham Tesla.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melonjak 0,95 persen ke posisi 11.621,71. Indeks S&P 500 menguat 0,25 persen ke posisi 4.070,56. Indeks Dow Jones bertambah 28,67 poin atau 0,08 persen ke posisi 33.978,08.

Semua rata-rata indeks acuan utama membukukan mingguan yang positif dan berada di jalur kenaikan selama sebulan. Indeks saham teknologi tersebut melonjak 4,32 persen dan menutup kinerja mingguan alami kenaikan selama empat minggu dan catat kinerja bulanan terbaik sejak Juli. Indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing bertambah 2,47 persen dan 1,81 persen pada pekan ini.

Musim laba terus berlanjut dengan panduan yang kuat mendorong saham American Express naik 10,5 persen meski kinerja laba dan pendapatan belum sesuai. Sejumlah saham chip naik meski saham Intel merosot 6 persen karena laba yang suram meleset dari harapan.

Saham Tesla naik 11 persen pada Jumat, 27 Januari 2023 dan lebih dari 33 persen pada pekan ini setelah melaporkan laba. Itu menandai kriteria mingguan terbaik saham kendaraan listrik sejak Mei 2013.

Sepanjang 2023, pasar telah melawan tren aksi jual pada 2022. Indeks Dow Jones naik 2,5 persen. Sementara itu, indeks S&P 500 bertambah 6 persen. Indeks Nasdaq melonjak 11 persen.