Sukses

Wijaya Cahaya Timber Bakal Dongkrak Ekspor meski Dibayangi Resesi Global

Direktur Utama, Wijaya Cahaya Timber (FWCT) Budi Tjahjadi menyatakan, saat ini kontribusi ekspor lebih banyak ketimbang pasar domestik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT)  melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (1/2/2023). Perusahaan yang bergerak di bidang industri kayu lapis ini telah menjajaki ekspor ke sejumlah negara, khususnya Amerika Serikat.

Direktur Utama, Wijaya Cahaya Timber Budi Tjahjadi mengatakan, pihaknya telah mengekspor ke berbagai negara, mulai dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Hong Kong, Meksiko dan lainnya. Menurut Budi, Wijaya Cahaya Timber lebih banyak melakukan ekspor dibandingkan untuk domestik sendiri.

"Kalau kondisi normal itu banyak ekspor, sekarang kan negara lain korea inflasi, sampai tinggi won naik banyak, Jepang segala macem efek ke kita, karena waktu kita ekspor dalam dolar mereka harus convert lagi ke won itu masalah," kata Budi saat ditemui di BEI, Rabu (1/2/2023).

Sementara itu, Wijaya Cahaya Timber juga bakal memperbesar volume ekspor ke beberapa negara di masa mendatang. Ia juga mengaku, volume ekspor mencapai 70-80 persen.

"Sebenermya kita hampir semua negara cuma mungkin diperbesar volumenya saja. Jepang sudah, Korea sudah, Malaysia sudah, Singapore sudah, Meksiko sudah, Hong Kong sudah," kata dia.

Budi menyebutkan, untuk saat ini pihaknya akan mengembangkan usaha sesuai kondisi yang terjadi. Apabila memungkinkan, Wijaya Cahaya Timber akan genjot ekspansi.

"Lihat pasar hari ini krisis ya katanya 2023, kita sampai sekarang pengembangan usaha terus dilakukan karena ada dana IPO. Jadi kita punya planning lihat pasar kalau pasar memungkinkan kita kembangin lagi, lihat kondisi," ujar dia.

Dengan demikian, Perseroan akan mempertahankan raihan pendapatan dan laba tahun lalu. "Kondisi 2023 ada krisis, saya bilang perkiraan mudah-mudahn sama kita bertahan dulu (ama dengan 2022)," ujar dia.

Sebagai catatan, pemakaian dana IPO tersebut antara lain sekitar 79 persen untuk belanja modal berupa pembelian mesin produksi utama, sekitar 16 persen untuk belanja modal berupa pembelian mesin produksi pendukung, dan sisanya akan dipakai untuk modal kerja sehingga mendukung operasional perseroan.

2 dari 4 halaman

Kinerja Wijaya Cahaya Timber

Hingga 31 Juli 2022, perseroan mencatat penjualan Rp 508,28 miliar. Penjualan naik 49,17 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 340,72 miliar. Laba periode atau tahun berjalan susut 21,6 persen dari Rp 32,12 miliar hingga 31 Juli 2021 menjadi Rp 25,18 miliar hingga 31 Juli 2022.

Total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 215,74 miliar hingga 31 Juli 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 190,76 miliar. Total liabilitas naik menjadi Rp 177,4 miliar hingga 31 Juli 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 156,73 miliar.

Wijaya Cahaya Timber mencatat aset naik menjadi Rp 393,20 miliar hingga 31 Juli 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 347,50 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 21,02 miliar hingga 31 Juli 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 21,03 miliar.

Untuk kebijakan dividen, setelah IPO, perseroan akan membagikan dividen maksimal 30 persen mulai 2023 berdasarkan laba bersih 2022. Pembagian dividen tetap memperhatikan persetujuan RUPS perseroan. Selain itu, bergantung pada berbagai faktor antara lain laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

 

 

3 dari 4 halaman

Saham Wijaya Cahaya Timber Melesat saat Perdagangan Perdana di BEI

Sebelumnya, PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT)  melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (1/2/2023). Lantas, bagaimana laju saham FWCT pada perdagangan perdana?

Mengutip data RTI, saham FWCT dibuka naik Rp 32 ke posisi Rp 150 per saham dari harga awal Rp 118. Harga saham FWCT berada di posisi Rp 159 atau melesat 34,75 persen pada pukul 09.30 WIB. 

Saham FWCT berada di level tertinggi Rp 159 dan terendah Rp 150 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.053 kali dengan volume perdagangan 10,01 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 1,59 miliar. 

Melansir keterangan resminya, PT Wijaya Cahaya Timber Tbk, bergerak di bidang industri kayu lapis, resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham FWCT.

Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public Offering (IPO) dengan melepas 375.000.000 saham atau setara dengan 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga saham perdana Rp118.  Dana yang berhasil dihimpun Perseroan dari IPO sebesar Rp 44,25 miliar.

Berdasarkan hasil penawaran umum dari 26 Januari – 30 Januari 2023, saham FWCT mengalami oversubscribed 344,09 kali dari penawaran pooling. Perseroan menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas Indonesia selaku penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini. 

Direktur Utama, Wijaya Cahaya Timber, Budi Tjahjadi mengatakan, langkah Perseroan berani melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO adalah bagian dari strategi untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola dan prinsip keterbukaan Perseroan lebih baik sebagai perusahaan publik.

 

4 dari 4 halaman

Komitmen Wijaya Cahaya Timber

Per 31 Juli 2022, Perseroan telah membukukan penjualan Rp 508,29 miliar dengan laba bersih Rp 25,18 miliar, di mana hal tersebut menjadi salah satu faktor membawa Perseroan yakin dan optimis dalam proses IPO.

Dana yang diproleh dari hasil IPO, 79 persen akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesin-mesin produksi utama, sekitar 16 persen digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesin-mesin produksi pendukung dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung operasional Perseroan.

"Didukung oleh tim manajemen yang solid dan seluruh karyawan yang berkualitas, Perseroan berkomitmen untuk memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan melalui kegiatan usaha yang dijalankan,” kata Budi.