Sukses

IPO Pertamina Geothermal Energy: Perusahaan Bawa Cerita Unik Terkait Isu Lingkungan

Direktur CLSA Sekuritas Indonesia, Rick Fischer menuturkan, sejumlah investor berkualitas tinggi berminat terhadap saham perdana Pertamina Geothermal Energy.

Liputan6.com, Jakarta - PT CLSA Sekuritas Indonesia mengungkapkan, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) tengah melakukan diskusi dengan sejumlah investor dari berbagai negara, mulai dari Inggris hingga Timur Tengah.

Direktur CLSA Sekuritas Indonesia, Rick Fischer mengatakan, Pertamina Geothermal Energy telah berbincang dengan sejumlah investor berkualitas tinggi dan mayoritas berminat dengan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) Pertamina Geothermal Energy.

"Kami berdiskusi dengan investor dari seluruh dunia, seperti Indonesia, Asia, Singapura, Hong Kong, Jepang, Inggris, AS, dan Timur Tengah. Jadi kami berbicara dengan sejumlah investor berkualitas tinggi dan banyak dari mereka yang menyatakan minatnya pada IPO," kata Rick saat ditemui di sela acara Public Expose PGE, Rabu, 1 Februari 2023.

Rick mengaku, pihaknya optimistis terhadap Pertamina Geothermal Energy yang berfokus pada isu lingkungan, sumber energi penting untuk membantu Indonesia menuju ke netral karbon.

"Saya pikir tenang optimis, ini adalah perusahaan yang unik, mereka membawa cerita yang unik, terutama dengan isu-isu lingkungan, sumber energi penting untuk membantu Indonesia bergerak ke netral karbon," kata dia.

Selain itu, Pertamina Geothermal Energy juga dinilai memiliki kualitas manajemen yang sangat baik dan memiliki dukungan yang kuat dari PT Pertamina (Persero).

"Saya pikir Anda mendengar dari manajemen, manajemen kualitas yang sangat tinggi, tim manajemen yang sangat baik, dukungan yang sangat kuat dari Pertamina juga kuat sekali, mereka memiliki dukungan yang sangat baik dan trennya memiliki rekam jejak operasi yang panjang," ujar dia.

Bahkan, Pertamina Geothermal Energy juga memiliki sejumlah proyek baru dan memiliki prospek yang bagu

2 dari 4 halaman

IPO, Pertamina Geothermal Energy Bidik Dana Segar Rp 9,78 Triliun

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Perseroan akan melepas 10,35 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 500 dalam rangka IPO.

Mengutip prospektus di laman e-ipo, ditulis Rabu (1/2/2023), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk melepas saham IPO itu setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Pada pelaksanaan IPO, perseroan menawarkan harga di kisaran Rp 820-Rp 945 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana Rp 9,78 triliun dari IPO.

Selain itu, perseroan juga akan alokasikan maksimal 1,5 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO untuk program opsi pembelian saham kepada manajemen dan karyawan perseroan (MESOP). Jumlah maksimal untuk program MESOP setara 630,39 juta saham untuk program MESOP.

Dalam rangka IPO, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas (terafialisi). Sedangkan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Pertamina Gheotermal Energy akan memakai dana IPO sekitar 85 persen untuk pengembangan usaha perseroan hingga 2025.

Dana pengembangan usaha itu antara lain sekitar 55 persen untuk investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional perseroan yang saat ini dilakukan melalui pengembangan konvesional dan utilisasi co-generation technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan existing persen.

Lalu sekitar 33 persen untuk belanja modal atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional perseroan yang dilakukan melalui pengembangan konvensial dan utilisasi co-generation. Selanjutnya sekitar 12 persen akan dipakai perseroan untuk capital expenditure (capex) pengembangan kemampuan digital, analitik dan manajemen reservoir untuk dukung produksi, operasi dan perawatan.

 

3 dari 4 halaman

Dana dan Jadwal IPO

Selanjutnya dana IPO sekitar 15 persen untuk pembayaran pinjaman maksimal hingga USD 100 juta. Perseroan akan bayar sebagian facilities agreement pada 23 Januari 2021 antara perseroan dengan mandated lead arrangers, kreditur sindikasi awal dan PT Bank Mandiri Tbk sebagai facility agent.

Terkait kebijakan dividen, hal ini akan berlaku seiring laba bersih perseroan setelah pajak untuk 2023 dan seterusnya..Perseroan berencana mengusulkan pembagian dividen tunai kepada pemegang saham berdasarkan rasio pembayaran dividen maksimal 50 persen.

Adapun pemegang saham setelah IPO dan MESOP antara lain PPI sebesar 67,98 persen, Pedeve sebesar 5,9 persen, untuk modal ditempatkan dan disetor penuh, masyarakat sebesar 24,52 persen dan MESOP 1 persen.

Jadwal sementara:

-Masa penawaran awal pada 1-9 Februari 2023

-Perkiraan tanggal efektif pada 16 Februari 2023

-Perkiraan masa penawaran umum pada 20-22 Februari 2023

-Perkiraan tanggal penjatahan pada 22 Februari 2023

Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 23 Februari 2023

-Perkiraan tanggal pencatatan efek di BEI pada 24 Februari 2023

 

4 dari 4 halaman

IPO, Pertamina Geothermal Energy Janji Tebar Dividen hingga 50 Persen

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menjanjikan akan membagikan dividen sebanyak-banyaknya 50 persen dari laba bersih untuk tahun buku 2023.

Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Nelwin Aldriansyah mengatakan, pihaknya akan memberikan dividen maksimal 50 persen dari laba bersih kepada investor publik.

"Kita akan membagikan dividen 50 persen dari laba bersih mulai tahun buku 2023," kata Nelwin dalam Public Expose Pertamina Geothermal Energy, Rabu (1/2/2023).

Pertamina Geothermal Energy memiliki rekam jejak kinerja keuangan yang solid. Pendapatan PGE mencapai USD 287 juta hingga akhir kuartal III 2022 atau tumbuh 3,9 persen year-on-year (yoy) atau hampir 4 persen.

Rapor pertumbuhan pendapatan ini melanjutkan tren positif kinerja top line PGE dalam tiga tahun terakhir atau pada rentang 2019-2021. Tercatat, pendapatan tiap tahun yakni USD 328 juta pada 2019, USD 354 juta pada 2020, dan USD 369 juta pada 2021.

Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, PGE membukukan kenaikan laba bersih signifikan 67,8 persen secara tahunan menjadi USD 111 juta pada September 2022. Net profit margin (NPM) juga melesat dari 24 persen pada kuartal III 2021 menjadi 38,8 persen per akhir kuartal III 2022.

Kinerja solid PGE didukung kesepakatan kontrak jangka panjang atau rata-rata di atas 20 tahun dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai offtaker tunggal. Posisi ini sekaligus memastikan perolehan arus kas yang dapat diprediksi.

"PGE memiliki hubungan yang baik dan luas dengan PLN dan secara historis mampu menegosiasikan ulang tarif kontraktual yang ada dengan PLN," kata Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Ahmad Yuniarto.

Rekam jejak keuangan yang solid menjadi modal PGE untuk menangkap peluang industri panas bumi ke depan. Wood Mackenzie memperkirakan tambahan hingga 3,4 GW kapasitas geothermal dalam satu dekade ke depan.

Ahmad menambahkan, komitmen besar PGE yang melekat kepada ESG juga sejalan dengan agenda dekarbonisasi nasional. Pemerintah Indonesia telah menerbitkan pela jalan untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

Â