Sukses

Mantan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil Jadi Komisaris Utama Ancol

RUPSLB PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) merombak susunan pengurus pada 1 Februari 2023. Mantan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil jadi komisaris utama perseroan.

Liputan6.com, Jakarta PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) kembali mengalami penyegaran susunan dewan komisaris sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Rabu, 1 Januari 2023. 

RUPSLB mengangkat Sofyan A. Djalil dan Suhardi Alius masing-masing sebagai komisaris utama dan komisaris independen serta sebagai komisaris.

Sofyan Djalil memiliki banyak pengalaman baik di pemerintahan maupun di korporasi. Terakhir, ia menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI (2016-2022) dan menjabat sebagai komisaris utama serta komisaris di beberapa perusahaan.

Sementara itu, Suhardi Alius sendiri saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Taspen (Persero) setelah sebelumnya berkarir di Kepolisian Republik Indonesia dan menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (2016-2020).

Berikut ini merupakan susunan dewan komisaris Pembangunan Jaya Ancol setelah RUPSLB.

  • Komisaris Utama dan Komisaris Independen: Sofyan A. Djalil
  • Komisaris: Sutiyoso
  • Komisaris: Suhardi Alius

Dengan demikian, RUPSLB memberhentikan dengan hormat komisaris utama dan komisaris independen sebelumnya, yaitu Thomas Trikasih Lembong serta mengesahkan pengunduran diri Bapak Geisz Chalifah sebagai komisaris. 

Manajemen mengucapkan terima kasih atas semua arahan, masukan, ide, gagasan serta kinerja terbaik dari Thomas Lembong dan Geisz pada masa-masa sulit pandemi Covid-19 sehingga Perseroan berhasil melakukan pemulihan atau recovery.

Perubahan susunan manajemen Ancol ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kinerja perusahaan yang saat ini mulai kembali membaik setelah pandemi COVID-19.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kinerja Ancol

Sampai dengan September 2022, Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp.78,9 miliar, tumbuh 141 persen dibanding tahun lalu yang mencatatkan rugi sebesar Rp 192,8 miliar. Hal ini ditopang oleh peningkatan pendapatan sebesar Rp 386 Miliar atau 158 persen.

“Saya amat senang sekali, telah mendapat kehormatan besar untuk bisa berkarya dan berkontribusi di PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Jaya Ancol adalah sebuah perusahaan yang amat istimewa dan seyogyanya memainkan peran penting dalam revitalisasi wilayah pesisir Jakarta dan wilayah Jakarta Utara. Saya percaya Ancol juga semakin serius dalam membantu memajukan visi Pemerintah Pusat dan Pemerintah DKI Jakarta terkait pengembangan wisata bahari di Indonesia.” kata Thomas Lembong.

Pembangunan Jaya Ancol merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembang properti dan jasa rekreasi dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 72 persen dipegang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 18 persen oleh PT Pembangunan Jaya dan 10 persen dimiliki oleh publik.

3 dari 4 halaman

Target Pengunjung Ancol pada 2023

Sebelumnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) menargetkan pertumbuhan pengunjung hingga 9,7 juta pada 2023. Jumlah pengunjung itu dipatok berdasarkan mobilitas masyarakat saat ini yang mulai menggeliat pasca pandemi Covid-19.

"Kami targetkan 9,7 juta pengunjung untuk 2023,” kata Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Winarto dalam paparan publik perseroan, Jumat (2/12/2022).

Sejalan dengan itu,perseroan menargetkan pendapatan mencapai Rp 1,1 triliun pada 2023. Kendati pendapatan perseroan terpukul selam apandemi, namun Winarto mengakui ada hikmah dibalik kondisi tersebut.

Menurut dia, perseroan berhasil melakukan evaluasi dan memperbaiki baik dari sisi manajemen maupun keuangan. Perseroan juga telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk menunjang operasional pada tahun depan.

"Alokasi capex tahun 2023 adalah Rp 251 miliar cash out, kemudian sekitar Rp 302 akan berupa komitmen,” ungkap Winarto.

Perseroan juga menargetkan jumlah pengunjung pada momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 tumbuh signifikan. Perseroan menargetkan 1 juta pengunjung pada Nataru tahun ini, dari realisasi pengunjung pada Nataru 2021 sebanyak 700 ribu pengunjung. Untuk mendongkrak kunjungan wisatawan pada momentum Nataru 2022, Winarto mengatakan perseroan telah menyiapkan atau wahana baru, yakni Bird Land.

Wahana ini terdiri dari beberapa area yang membagi burung-burung berdasarkan jenis dan habitatnya. Pengunjung juga akan disuguhi mini show dan bisa berinteraksi dengan satwa yang ada di Bird Land.

 

4 dari 4 halaman

Target Pendapatan 2023

Sebelumnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) optimistis dapat mempertahankan kinerja positif pada 2023. Perseroan bahkan menargetkan pendapatan mencapai Rp 1,1 triliun pada 2023.

Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Winarto mengatakan, keyakinan itu merujuk pada tren kinerja Pembangunan Jaya Ancol yang mulai cerah seiring dengan longgarnya mobilitas pasca pandemi Covid-19.

"Pendapatan tahun 2023 kita rencanakan menjadi Rp 1,1 triliun. Di mana angka tersebut semakin mendekati pendapatan sebelum Covid-19,” kata Winarto dalam paparan publik perseroan, Jumat (2/12/2022).

Kendati pendapatan perseroan terpukul selama pandemic COVID-19, tetapi Winarto mengakui ada hikmah dibalik kondisi tersebut. Dia menilai, perseroan berhasil melakukan evaluasi dan memperbaiki baik dari sisi manajemen maupun keuangan.

"Pandemi memberi kesempatan bagi kita untuk melakukan efisiensi sedemikian rupa sehingga struktur biaya kita terhadap revenue akan menjadi lebih baik,” imbuh dia.

Alhasil, laba bersih sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 78,9 miliar, meningkat sebesar 141 persen atau Rp 271,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami kerugian sebesar Rp 192,8 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan sebesar Rp 386 miliar atau 158 persen.

Bersamaan dengan itu, pengunjung per September juga naik 148 persen atau sebanyak 5,29 juta pengunjung. “Di tahun 2023 nanti strategi kami adalah kemudian meningkatkan revenue, profitabilitas perusahaan dengan melakukan kontrol yang ketat dan efektif serta efisien khususnya biaya opex kita,” pungkas Winarto.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.