Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar tergelincir pada perdagangan saham Jumat, (3/2/2023) meski data purchasing manager indeks jasa China menguat pada Januari 2023.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,7 persen dan memimpin koreksi. Di bursa saham China, indeks Shanghai melemah 0,74 persen dan indeks Shenzen terpangkas 1,06 persen. Demikian mengutip CNBC, Jumat pekan ini.
Baca Juga
Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,6 persen. Indeks Topix bertambah 0,4 persen seiring indeks manajer pembelian Jepang pada Januari bertumbuh.
Advertisement
Di Korea Selatan, indeks Kospi susut 0,1 persen. Indeks Kosdaq melemah 0,2 persen. Di Australia, indeks ASX200 menguat 0,28 persen seiring investor mencerna data komitmen pinjaman rumah baru pada Desember 2022 turun 4,3 persen. Di sisi lain, Singapura akan rilis penjualan ritel.
Sementara itu, kekayaan pendiri Grup Adai, Gautam Adani turun dalam semalam. Berdasarkan indeks Blooomberg Billionainers, Gautam Adani berada di posisi 21. Ia kehilangan kekayaan USD 59,2 miliar year to date menjadi USD 63,1 miliar hingga penutupan perdagangan Kamis, 2 Februari 2023.
Penutupan Perdagangan Wall Street 2 Februari 2023
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Kamis, 2 Februari 2023. Indeks S7P 500 naik ke level tertinggi dalam lima bulan seiring kinerja keuangan Meta lebih baik dari perkiraan yang semakin meningkatkan sentimen di sektor saham teknologi.
Sektor saham teknologi memimpin koreksi pada 2022.Indeks S&P 500 naik 1,47 persen menjadi 4.179,76 ke level terbaik sejak Agustus.
Sementara itu, indeks Nasdaq melompat 3,25 persen menjadi 12.200,82, ke level tertinggi sejak September. Keuntungan datang jelang rilis tiga raksasa perusahaan teknologi setelah penutupan perdagangan. Apple, Amazon dan Alphabet akan merilis laporan keuangan.
Pada saat yang sama, indeks Dow Jones merosot 39,02 poin atau 0,11 persen menjadi 34.053,94. Indeks acuan tersebut melemah terseret saham Merck. Hal ini setelah perusahaan farmasi tersebut mengeluarkan prospek yang lemah untuk hasil labanya, meskipun mengalahkan perkiraan analis baik pendapatan dan laba.
Saham Meta Melambung
Beberapa momentum keluar dari kenaikan hari sebelumnya seiring imbal hasil obligasi diperdagangkan dari posisi terendahnya. Pada satu titik, indeks S&P 500 naik 1,8 persen. Sementara itu, laporan pekerjaan pada Januari rilis pada Jumat, 3 Februari 2023.
Saham Meta melambung 23 persen pada hari terbaiknya sejak 2013 setelah melaporkan pendapatan kuartal IV 2022 yang kalahkan prediksi. Meta juga umumkan pembelian kembali saham senilai USD 40 miliar atau sekitar Rp 595,91 triliun (asumsi kurs Rp 14.898 per dolar AS). Hal itu membantu investor mengatasi kerugian di unit bisnis yang mengawasi metaverse.
Saham teknologi kapitalisasi besar lainnya juga mengikuti kenaikan. Saham induk Google, Alphabet melonjak hampir 7,3 persen. Saham Amazon bertambah 7,4 persen. Saham Apple mendaki 3,7 persen.
Saham teknologi telah mengungguli pada 2023 yang didukung sinyal baru-baru ini tentang meredanya inflasi yang diharapkan investor dapat menyebabkan jeda dari the Federal Reserve (the Fed) seiring kampanye kenaikan suku bunga yang agresif. Sektor saham teknologi S&P 500 melompat lebih dari 14 persen pada 2023 setelah koreksi lebih dari 28 persen tahun lalu.
Advertisement
Sentimen The Fed
"Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan mengungguli nilai karena melepaskan beberapa tekanan retorika hawkish yang dibawa ke pasar berisiko selama 2022,” ujar Senior Portfolio Manager GLOBALT Investments, Keith Buchanan dikutip dari laman CNBC, Jumat (3/2/2023).
Sebelumnya wall street keluar dari sesi kemenangan setelah the Fed pada Rabu, 1 Februari 2023 mengumumkan kenaikan suku bunga 0,25 persen. Sementara itu, bank sentral tidak memberikan indikasi jeda yang akan datang dalam kenaikan suku bunga, investor didorong oleh kenaikan lebih kecil dan komentar Ketua the Fed Jerome Powell yang akui pelonggaran inflasi.
Rata-rata ekonom mengharapkan data penggajian pada Jumat menunjukkan 187.000 pekerjaan ditambahkan pada Januari 2023, menurut perkiraan Dow Jones. Padahal Kamis sore, ekonom Goldman mengatakan penambahan 300.000 bisa berarti the Federal Reserve harus lebih jauh mendinginkan ekonomi dan mengekang inflasi.