Liputan6.com, Jakarta - Taipan Hermanto Tanoko dan sang kakak, Wijono Tanoko, masuk ke jajaran 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Melansir The Real-Time Billionaires by Forbes, Jumat (3/2/2023), kekayaan Hermanto Tanoko dan Wijono Tanoko naik 1,4 persen setara dengan USD 44 juta atau Rp 655,14 miliar (asumsi kurs Rp 14.889 per dolar AS). Untuk total kekayaan yang dimiliki Hermanto Tanoko dan Wijono Tanoko sebanyak USD 3,2 miliar atau Rp 47,65 triliun.
Baca Juga
Taipan Hermanto Tanoko dan Wijono Tanoko menduduki posisi ke 10 orang terkaya di Indonesia sekaligus menggeser TP Rachmat atau Theodore Rachmat ke posisi 11 dengan total kekayaan USD 3,1 miliar atau Rp 46,16 triliun.
Advertisement
Sebelumnya, perusahaan milik taipan Hermanto Tanoko, PT Penta Valent Tbk resmi tercatat dengan kode emiten PEVE di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 24 Januari 2023. Berdasarkan kapitalisasi pasar BEI, per 3 Januari 2023, kapitalisasi pasar saham PEVE mencapai Rp 374,31 miliar.
Tak hanya itu, Hermanto Tanoko juga memiliki beberapa perusahaan yang sudah tercatat di BEI di antaranya, PT Avia Avian Tbk (AVIA), PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT Mega Printis Tbk (ZONE) dan PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO).Â
Dengan demikian, Crazy Rich Surabaya itu tercatat sudah membawa beberapa perusahaan melantai di Bursa.
Penta Valent Milik Taipan Hermanto Tanoko Jadi Pendatang Baru di BEI
Sebelumnya, Perusahaan milik taipan Hermanto Tanoko, PT Penta Valent Tbk (PEVE) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (24/1/2023).Â
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, PT Penta Valent Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode saham PEVE sebagai perusahaan tercatat ke-9 pada 2023.
Penta Valent mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 353,12 juta saham. Harga penawaran saham Rp 149 per saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Perseroan telah menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Penta Valent meraih dana segar Rp 52,61 miliar. Lalu, emiten milik taipan Hermanto Tanoko akan mencatatkan saham sejumlah 1,76 miliar saham.Â
Bersamaan dengan IPO ini, Perseroan telah menyetujui rencana Program ESA. Program ESA ini dialokasikan sebesar 0,09 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau sebanyak 325.500 saham.
Kemudian, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis perusahaan yang dimiliki taipan Hermanto Tanoko.
Adapun, rinciannya, yakni untuk biaya operasional seperti, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, biayasewa dan lainnya, pembelian barang dagangan dan pelunasan hutang usaha kepada pemasok.
Setelah pelaksanaan IPO dan program ESA, pemegang saham perseroan antara lain PT Tancorp Mega Buana sebesar 40,02 persen, PT Maramakmur Selaras sebesar 20,05 persen, PT Multi Pidotama Mandiri sebesar 19,26 persen, masyarakat sebesar 19,64 persen dan karyawan (Program ESA) sebesar 1,03 persen.
Â
Â
Advertisement
Kinerja Keuangan Penta Valent
Sebagai catatan, Perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,16 triliun hingga 31 Juli 2022. Penjualan perseroan naik 16,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya (tidak diaudit-red) sebesar Rp 1 triliun. Laba periode berjalan tercatat Rp 9,71 miliar hingga 31 Juli 2022. Laba perseroan tumbuh 13,80 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,53 miliar.
Perseroan membukukan total ekuitas sebesar Rp 134,98 miliar hingga 31 Juli 2022 dari periode 31 Desember 2021 sebesar Rp 114,65 miliar. Total liabilitas tercatat Rp 514,35 miliar hingga 31 Juli 2022 dari 31 Desember 2021 sebesar Rp 448,28 miliar.
Perseroan mencatatkan aset sebesar Rp 649,33 miliar hingga 31 Juli 2022 dari periode 31 Desember 2021 sebesar Rp 562,93 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 7,48 miliar hingga 31 Juli 2022 dari 31 Desember 2021 sebesar Rp 3,48 miliar.
Perseroan bergerak di bidang usaha istributor produk farmasi dan produk konsumsi. Perseroan didirikan pada September 1968 di Jakarta, Indonesia dengan nama CV Penta Valent. Selanjutnya, pada 1972, Perseroan melakukan perubahan badan hukum menjadi Perseroan Terbatas. Perseroan adalah distributor produk-produk farmasi dan barang-barang konsumsi seperti kosmetik, personal care, toiletries dan household di Indonesia melalui 34 cabang dengan jangkauan nasional.
Sejak 2009 Perseroan meningkatkan kompetensinya untuk mendistribusikan produk-produk rantai dingin (Cold Chain Products/CCP) di mana produk harus dijaga pada rentang temperature 2° – 8° C secara konstan pada waktu penyimpanan, pengiriman, sampai dengan diserahkan kepada Rumah Sakit atau Apotek.Â
Untuk menjaga kualitas produk dengan memastikan produk berada pada rentang temperature tersebut diperlukan kemampuan, disiplin dan komitmen seluruh karyawan terkait untuk menjalankan tugasnya sesuai Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang ditetapkan oleh BPOM RI.
Â
IPO Penta Valent
Sebelumnya, PT Penta Valent, perusahaan bergerak di usaha distributor produk farmasi dan produk konsumsi menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan melepas 368 juta saham ke publik.
Mengutip laman e-ipo, PT Penta Valent Tbk melepas saham perdana ke publik setara 20,67 persen dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Saham tersebut merupakan saham baru dengan nilai nominal Rp 20 per saham. Perseroan menawarkan harga perdana di kisaran Rp 120-Rp 149 per saham. Dengan demikian, perseroan mengincar dana IPO di kisaran Rp 44,16 miliar-Rp 54,83 miliar.
Perseroan juga menggelar program employee stock allocation (ESA). Program ESA ini dialokasikan maksimal 5 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum atau maksimal 18,40 juta saham. Adapun seluruh biaya yang timbul dengan pelaksanaan ESA berupa pembelian saham untuk pemberian saham penghargaan akan ditanggung seluruhnya oleh perseroan yang sumber dana berasal dari kas perseroan.
 Seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan untuk modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis perseroan.
Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Setelah pelaksanaan IPO dan program ESA, pemegang saham perseroan antara lain PT Tancorp Mega Buana sebesar 40,02 persen, PT Maramakmur Selaras sebesar 20,05 persen, PT Multi Pidotama Mandiri sebesar 19,26 persen, masyarakat sebesar 19,64 persen dan karyawan (Program ESA) sebesar 1,03 persen.
Â
Advertisement