Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan suspensi kepada PT Yugen Bertumbuh Sekuritas pada Senin, (6/2/2023).
Mengutip keterbukaan informasi, BEI menyatakan berdasarkan hasil pemeriksaan bursa atas kecukupan nilai modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) PT Yugen Bertumbuh Sekuritas dan pertimbangan bursa atas kesiapan perusahaan untuk melakukan aktivitas perdagangan di bursa, perusahaan tidak diperkenankan melakukan aktivitas perdagangan di bursa sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut.
Baca Juga
Suspensi tersebut terhitung sejak sesi I perdagangan efek pada 6 Februari 2023. Pengumuman tersebut tertuang dalam Nomor:Peng-00004/BEI.ANG/02-2023.
Advertisement
“Berdasarkan hasil pemeriksaan bursa atas kecukupan nilai MKBD PT Yugen Bertumbuh Sekuritas (Perusahaan) dan pertimbangan bursa atas kesiapan perusahaan untuk melakukan aktivitas perdagangan di bursa, dengan ini diumumkan bahwa terhitung sejak sesi I perdagangan efek tanggal 6 Februari 2023, perusahaan tidak diperkenankan melakukan aktivitas perdagangan di bursa sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut,” tulis Direktur BEI I Gede Nyoman Yetna dan Kristian Manullang.
Adapun mengutip profil anggota bursa, PT Yugen Bertumbuh Sekuritas mendapatkan izin marjin, manajer investasi, online, penjamin emisi efek, perantara pedagang efek. Perseroan mencatat modal dasar Rp 200 miliar dan modal disetor Rp 197,30 miliar. Nilai MKBD terakhir sebesar Rp 60,21 miliar.
Update
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Sihar Manullang menuturkan, suspensi terhadap Yugen Bertumbuh Sekuritas dilakukan karena dari hasil pemeriksaan bursa, MKBD perusahaan belum penuhi persyaratan. “Tentunya kondisi ini menyebabkan kesiapan perusahaan dalam melakukan aktivitas perdagangan menjadi terganggu,” kata Kristian.
Ia mengatakan, saat ini ada dua anggota bursa yang MKBD belum sesuai ketentuan yaitu PT Yugen Bertumbuh Sekuritas dan PT Royal Investium Sekuritas.
Penutupan IHSG pada Jumat 3 Februari 2023
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Jumat (3/2/2023). Penguatan IHSG tersebut ditopang sektor saham teknologi dan properti.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/2/2023), IHSG naik 0,31 persen ke posisi 6.911,73. Indeks LQ45 melonjak 1,04 persen ke posisi 952,80. Sebagian besar indeks acuan bervariasi.
Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.951,96 dan terendah 6.896,08. Sebanyak 241 saham menguat sehingga topang IHSG. Namun, 262 saham melemah dan 213 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.284.057 kali dengan volume perdagangan 22,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.879.
Indeks sektor saham yang menguat dan melemah hampir berimbang. Indeks sektor saham energi merosot 3,27 persen, dan pimpin koreksi. Sektor saham basic tergelincir 0,54 persen, sektor saham industri terpangkas 0,58 persen, sektor saham kesehatan susut 0,14 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,37 persen.
Sementara itu, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,60 persen, sektor saham siklikal menanjak 0,60 persen, sektor saham keuangan menguat 0,85 persen, sektor saham properti bertambah 1,23 persen, sektor saham teknologi menanjak 1,62 persen, dan sektor saham infrastruktur bertambah 0,97 persen.
Advertisement
Penutupan Bursa Saham Asia pada Jumat 3 Februari 2023
Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan saham Jumat, 3 Februari 2023. Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah saham Adani Enterprises yang anjlok dan turun 15 persen.
Di sisi lain, aksi jual juga berlanjut terhadap saham Adani Enterproses yang dipicu oleh tuduhan yang diajukan perusahaan short seller Hindenburg.
Indeks Nifty 50 naik 0,5 persen di Mumbai meski saham perusahaan Adani terus turun. Sedangkan indeks S&P 500 Sensex naik 0,65 persen.
Kekayaan pendiri dan chariman Gautam Adani turun lebih dalam semalam. Pendiri Grup Adani, Gautam Adani kini berada di posisi ke-21, berdasarkan indeks Bloomberg Billionaires. Ia kehilangan kekayaan USD 59,2 miliar pada 2023 menjadi USD 63,1 miliar pada penutupan perdagangan Kamis, 2 Februari 2023.
Indeks Hang Seng anjlok 1,2 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai melemah 0,66 persen dan indeks Shenzhen terpangkas 0,63 persen meski indeks aktivitas jasa pembelian Caixin China naik pada Januari.
Indeks Nikkei 225 menguat 0,39 persen dan indeks Topix diperdagangkan di kisaran 0,26 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat 0,47 persen ke posisi 2.480,4. Indeks Kosdaq bertambah 0,28 persen ke posisi 766,79. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,62 persen ke posisi 7.558,1. Investor juga mencerna komitmen pinjaman rumah baru pada Desember yang turun 4,3 persen.