Liputan6.com, Jakarta - PT Mitra Pack Tbk bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering atau IPO).
Mengutip laman e-ipo, Rabu (8/2/2023), Mitra Pack bakal melepas sebanyak-banyaknya 800 juta saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp25 setiap saham atau 25,24 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah penawaran umum yang dikeluarkan dari simpanan (portepel).
Baca Juga
Adapun, harga penawaran sebesar Rp 100 - Rp 120 setiap saham. Dengan demikian, Mitra Pack bakal meraup dana sebanyak Rp 96 miliar.
Advertisement
Perseroan menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
"Penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek menjamin seluruh penawaran saham secara kesanggupan penuh (full commitment) terhadap penawran umum Perseroan," tulis Manajemen Perseroan.
Dana yang diperoleh dari IPO ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek 100 persen akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja dengan rincian untuk peningkatan persediaan barang regular (pembelian consumable, mesin printer dan sparepart), pengembangan pasar dalam hal perluasan pelanggan sewa di sektor penyewaan, penambahan dan pengembangan produk baru serta untuk pemasaran dan marketing.
Setelah IPO saham ini mulai tahun buku 2022 dan seterusnya, manajemen Perseroan bermaksud membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak - banyaknya 20 persen atas laba bersih Perseroan setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 Ayat (1) UUPT.
Besarnya pembagian dividen akan, bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya.
Jadwal Sementara:
- Masa Penawaran Awal (Bookbuilding) : 7 Februari 2023 – 9 Februari 2023
- Perkiraan Tanggal Efektif : 17 Februari 2023
- Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 21 Februari – 24 Februari 2023
- Perkiraan Tanggal Penjatahan : 24 Februari 2023
- Perkiraan Tanggal Distribusi : 27 Februari 2023
- Perkiraan Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 28 Februari 2023
BEI Sebut Tahun Politik Tak Pengaruhi Transaksi Harian hingga IPO
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini tahun politik tidak memberikan pengaruh terhadap industri pasar modal, terutama jumlah transaksi dan perusahaan tercatat.
Direktur Penilaian Efek BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya melihat investor Indonesia bisa memilih dengan cerdas mana yang bersifat ekonomi dan politik.
BEI melihat secara historikal atau tiga kali penyelenggaraan pemilu, tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap jumlah transaksi maupun perusahaan tercatat di pasar modal Tanah Air.
"Kita sudah punya 11 perusahaan tercatat, ada 10 di e-ipo, ada 38 perusahaan di pipeline, window masih ada 11 bulan," kata Nyoman saat ditemui di Pacific Place, dikutip Minggu (5/2/2023).
Hingga saat ini, BEI mencatat ada 38 perusahaan yang masuk dalam proses pencatatan saham di antaranya bergerak di bidang teknologi hingga transportasi dan logistik.
"Hingga Januari ini, ada 11 perusahaan tercatat. Jadi, di pipeline ada 38 perusahaan," kata dia.
Dalam pipeline tersebut IPO, terdapat anak usaha BUMN, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
"Kebetulan sudah masuk e-ipo, kemarin ada pubex Pertamina Geothermal Energy, sudah resmi sudah dapat kita expose," ujar dia.
Dengan demikian, calon emiten berkode PGEO telah mendekati proses pencatatan saham di BEI. Berikut ini adalah 10 perusahaan yang akan melantai di BEI dalam waktu dekat ini.
- PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX)
- PT Haloni Jane Tbk (HALO)
- PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ)
- PT Hillcon Tbk (HILL)
- PT Hoffmen Cleanindo Tbk (KING)
- PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR)
- PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP)
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)
- PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK)
- PT Vastland Indonesia Tbk (VAST)
Advertisement
Hingga 31 Januari 2023, 10 Perusahaan Sudah Tercatat di BEI
Di sisi lain, hingga 31 Januari 2023, terdapat 10 perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di BEI. Kemudian, BEI menargetkan akan ada 57 perusahaan yang tercatat di bursa pada tahun ini.
"Sehingga total perusahaan yang sudah tercatat di BEI mencapai 835. Target kita di akhir tahun ini 57 perusahaan naik dari target tahun lalu 56 perusahaan. Adapun realisasi jumlah perusahaan tercatat pada akhir 2022 mencapai 59 perusahaan," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman.
Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan perusahaan tercatat di Indonesia paling besar di antara kawasan, yaitu sebesar 45,8 persen. Dari sisi jumlah di ASEAN, hanya kalah dari Malaysia.
"Per 31 januari 2023, jumlah investor pasar modal sudah meningkat menjadi 10,4 juta SID, di mana investor sahamnya 4,5 juta. Akhir tahun lalu jumlahnya 10,3 juta dengan investor saham sebanyak 4,4 juta. Jadi ada peningkatan lebih dari 100 ribu investor baru dalam satu bulan," kata Iman.
Sementara itu, pertumbuhan investor pasar modal tahun ini ditargetkan meningkat 35 persen dari 10,3 juta atau naik sekitar 13 juta.
BEI Godok Peluang Perusahaan Asing IPO di Pasar Modal Indonesia
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mencari cara untuk akomodasi perusahaan asing untuk dapat melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) atau di Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, inisiatif itu berangkat dari banyaknya perusahaan asing yang menyatakan minat dapat tercatat di BEI.
"Saat ini kami sedang mengkaji skema foreign listing, khususnya bagi perusahaan dengan bentuk badan hukum asing (selain PT) yang memiliki operasional usaha di Indonesia," kata Nyoman kepada wartawan, Kumat (3/2/2023).
Menurut dia, kajian mengenai pencatatan saham perusahaan asing di BEI menjadi penting karena BEI memperoleh beberapa informasi dan permintaan dari pelaku usaha yang memiliki perusahaan berbentuk badan hukum asing dan memiliki operasional di Indonesia mengharapkan untuk dapat IPO di Indonesia dan menjadi perusahaan tercatat di BEI.
Melihat kinerja pasar modal tanah air yang cukup resilien dalam krisis beberapa tahun terakhir, tak ayal jika banyak perusahaan asing ingin mencoba peruntungan di pasar Indonesia. Untuk itu, Nyoman berharap inisiatif mendapat sambutan positif dari berbagai pemangku kepentingan.
"Kami berharap dukungan dari seluruh stakeholder pasar modal untuk memberikan feedback dan support atas initiative ini,” imbuh dia.
Sepanjang tahun lalu, aktivitas perdagangan di BEI membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir 2021. Rata – Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat Rp 14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir 2021 yakni Rp 13,4 triliun.
Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir. Pertumbuhan juga tercermin pada rata–rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya.
Advertisement