Sukses

Sederet Orang Terkaya Indonesia di Balik Emiten Batu Bara

Berikut sejumlah orang terkaya di Indonesia yang memiliki bisnis batu bara dan perusahaannya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah orang terkaya di Indonesia diketahui mendulang cuan lewat bisnis pertambangan batu bara. Sebagai gambaran, sepanjang tahun lalu harga batu bara melambung seiring dengan krisis energi di beberapa negara dan gangguan pasokan akibat perang Rusia—Ukraina. Kondisi itu menjadi potensi bagi ekspor batu bara Indonesia.

Dengan sentimen tersebut juga turut mendorong kenaikan harga saham tambang termasuk batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bicara soal batu bara, berikut sejumlah orang terkaya Indonesia yang sumber kekayaannya berasal dari tambang batu bara yang dikutip dari berbagai sumber, Jumat (9/2/2023):

PT Bayan Resources Tbk (BYAN)

Melansir Indonesia’s 50 Richest 2022 oleh Forbes, Low Tuck Kwong tercatat di posisi teratas sebagai orang terkaya RI yang menghasilkan kekayaan lewat bisnis batu bara dengan kekayaan mencapai USD 12,1 miliar pada 2022. Sementara berdasarkan data real time, kekayaan Low Tuck Kwong saat ini mencapai USD 26,9 miliar.

Low Tuck Kwong merupakan pendiri Bayan Resources Tbk (BYAN). Saat ini, ia tercatat mengapit sekitar 60,96 persen saham BYAN. Selain Low Tuck Kwong, ada seorang perempuan yang berhasil mengais cuan dari kepemilikan minoritas di saham BYAN, yakni Dewi Kam. Total kekayaannya hingga Desember 2022 tercatat sekitar USD 2 miliar.

Hingga September 2022, perusahaan tersebut mencatatkan pendapatan sebesar USD 3,34 miliar, naik 91,42 persen yoy. Dari raihan itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 150,25 persen yoy menjadi USD 1,62 miliar.

PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

-Garibaldi Thohir & family

Garibaldi Thohir adalah CEO sekaligus pemegang saham Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia. Kekayaan pria yang akrab disapa Boy Thohir ini mencapai USD 3,45 miliar pada Desember lalu.

Saat ini, ia tercatat genggam 6,18 persen saham ADRO. Hingga kuartal III 2022, pendapatan usaha Adaro Energy Indonesia yang naik 130 persen yoy menjadi USD 5,91 miliar. Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,9 miliar atau naik 352,22 persen yoy.

 

2 dari 3 halaman

Pemegang Saham Adaro Lainnya

- Theodore Rachmat

Theodore Rachmat, yang dikenal sebagai Teddy, mendirikan grup Triputra pada 1998. Sekarang perusahaan tersebut memiliki empat lini bisnis, termasuk agribisnis, manufaktur, dan pertambangan. Kekayaannya pada Desember lalu mencapai USD 3,3 miliar. Namun berdasarkan data real time, kekayaan Teddy saat ini tutun tipis menjadi USD 3,1 miliar.

Teddy Rachmat memiliki saham minoritas di perusahaan batubara Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 2,54 persen, di mana dia menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris. Putranya, Christian Ariano Rachmat juga tercatat dalam jajaran manajemen ADRO selaku Wakil Presiden Direktur.

- Edwin Soeryadjaya & family

Edwin Soeryadjaya adalah putra mendiang William Soeryadjaya, pendiri konglomerat Astra International. Edwin membantu membangun kembali kekayaan keluarga melalui perusahaan induk Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), yang didirikannya pada 1997.

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk sendiri mengempit 3,67 persen saham ADRO. Sedangkan Edwin Soeryadjaya selaku Komisaris memiliki 3,29 persen saham ADRO. Hingga Desember 2022, kekayaan Edwin Soeryadjaya & family tercatat sebesar USD 1,8 miliar.

- Arini Subianto & family

Ketika taipan Indonesia Benny Subianto meninggal pada Januari 2017, putri sulungnya, Arini mengambil alih kendali kerajaan bernilai jutaan dolar AS. Kekayaannya per Desember 2022 mencapai USD 1,5 miliar.

Arini Subianto adalah Presiden Direktur perusahaan induk keluarga, Persada Capital Investama. Portofolio Persada mencakup saham minoritas di raksasa batu bara Adaro Energy Tbk.

Arini sendiri mengapit 0,25 persen saham ADRO. sedangkan Persada Capital Investama menggenggam 0,04 persen saham ADRO.

3 dari 3 halaman

Harum Energy hingga Grup Baramulti

- Kiki Barki

Pengusaha batu bara Kiki Barki mendirikan Harum Energy Tbk (HRUM) pada 1995 dan mencatatkannya di Bursa pada 2010. Putra tertuanya Lawrence Barki menjalankan Harum Energy sebagai Presiden Komisaris, sementara putra bungsu Steven Scott Barki adalah Komisaris.

Kekayaan Kiki Barki ditaksir mencapai USD 1,3 miliar pada Desember tahun lalu. Berdasarkan data realtime, kekayaan Kiki Barki saat ini naik menjadi USD 1,4 miliar. Hingga september 2022, HRUM mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 237,44 juta, naik 532,54 persen yoy. Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan yang tumbuh 241,91 persen yoy menjadi USD 702,79 juta pada September 2022.

PT Prima Andalan Mandiri Tbk

- Eddy Sugianto Eddy Sugianto adalah pendiri grup pertambangan batu bara Mandiri sekaligus Presiden Komisaris Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL). Dia menjadikan perusahaan itu berstatus perusahaan publik pada 2021, dan berhasil mengumpulkan USD 32 juta.

Kekayaannya per Desember 2022 ditaksir mencapai USD 1,27 miliar. Hingga September 2022, perseroan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar USD 256,16 juta atau naik 98,4 persen yoy. Raihan itu sejalan dengan pendapatan yang naik 98,21 persen yoy menjadi USD 746,55 juta per September 2022.

Grup Baramulti

Ghan Djoe Hiang memiliki kekayaan USD 1,07 miliar. Ia adalah istri dari taipan Athanasius Tossin Suharya, pendiri grup Baramulti yang memiliki usaha tambang batu bara dan perdagangan. Suharya meninggal pada usia 77 tahun pada 2020.

Ia mulai membangun grup Baramulti pada 1971 melalui PT Ensicon Indonesia, kontraktor umum dan diversifikasi usaha ke perdagangan batu bara pada 1988. Grup Baramulti memiliki 11 konsensi batu bara di Kalimantan dan Sumatra.